- Kolase tangkapan layar YouTube Ustaz Abdul Somad Official & Instagram/@attahalilintar
Orang Tua Gen Kekeh Thariq Bergelar Haji, Atta Halilintar Geram Dipanggil Pak Haji, Ustaz Abdul Somad: Yang Mabrur Ada...
tvOnenews.com - Keluarga Atta Halilintar dan Thariq Halilintar menjadi sorotan publik karena persoalan gelar haji.
Sebelumnya ibu Gen Halilintar, Lenggogeni Faruk mengotot Thariq Halilintar harus dipanggil bergelar haji membuat Atta Halilintar memberikan responsnya terkait hal tersebut.
Atta Halilintar mewajarkan dan menilai terkait permintaan sang ibu agar adiknya, Thariq Halilintar dipanggil haji dianggap hanya bercanda.
"Itu mungkin bercanda mama saya karena dulu mama haji kan enggak kayak sekarang ada paket bagus. Dulu perjuangannya luar biasa belum ada visa-visa kayak sekarang," ujar Atta Halilintar di Jakarta Selatan dikutip tvOnenews.com, Kamis (27/6/2024).
Atta Halilintar menjelaskan ibunya ingin Thariq Halilintar dipanggil Pak Haji saat orang tuanya ibadah haji di zaman dahulu membutuhkan perjuangan.
Atta Halilintar berpose bareng keluarga Gen Halilintar usai lamaran Thariq Halilintar dengan Massaid. (Instagram/@attahalilintar)
Perjuangan tersebut bukan sekadar materi melainkan butuh tenaga dan waktu agar bisa pergi ke Tanah Suci.
Ia menganggap ibunya menyarankan adiknya ingin bergelar haji menjadi kebanggaan terutama untuk keluarga Gen Halilintar.
"Enggak apalah kan namanya ibu-ibu. Mungkin mau ngejelasin dulu ceritanya kayak gimana, senang aja gitu. Buat haji itu perjuangannya bukan lagi dari segi materi saja," jelasnya.
Sebaliknya, suami Aurel Hermansyah itu tidak menginginkan dirinya dipanggil Pak Haji sebagai gelar telah menunaikan ibadah haji di Tanah Suci.
Dikutip tvOnenews.com dari video TikTok @lovevibes.ah, Kamis (27/6/2024), ia menuturkan panggilan tersebut bukan menjadi kewajiban sudah berhaji.
Menurut YouTuber ternama itu, berbagai ibadah termasuk sudah pergi haji tidak perlu gelar.
"Jangan dipanggil Pak Haji mulu saya, dipanggil Pak Haji, Pak Haji, disangkanya saya yang mau dipanggil Pak Haji. Padahal mah, jangan dah, jangan dipanggil Pak Haji dah," terangnya.
Namun, ia merasa senang jika ada orang yang menyapa saat bertemu dengan sebutan gelar tersebut karena dianggap menjadi doa untuk dirinya.
"Tapi orang suka panggil Pak Haji, ya sudah semoga jadi doa ya," katanya.
Atta Halilintar menjadi sorotan saat memberikan sambutan dari pihak keluarga Gen di acara lamaran Thariq Halilintar dengan Aaliyah Massaid beberapa waktu lalu.
Saat itu pembawa acara alias MC memanggil Atta ke depan panggung untuk menyampaikan tujuan dan harapan Thariq melamar Aaliyah tanpa menyelipkan gelar Pak Haji.
Seketika ayah Atta Halilintar, Halilintar Anofial Asmid memberikan celetukan bahwa sang anak baru saja berhaji maka harus dipanggil Pak Haji.
"Pak Haji, Pak Haji, lupa," sindir Anofial Asmid kepada MC.
Sontak, perdebatan gelar Pak Haji menjadi perbincangan publik khususnya netizen sejak orang tua Gen Halilintar bersikeras kedua anaknya disebut dengan bergelar haji.
Lantas, apakah benar seseorang telah berhaji wajib dipanggil Pak Haji? Ustaz Abdul Somad memberikan pandangan kasus ini sebagai berikut.
tvOnenews.com melansir dari tayangan kanal YouTube Tsaqofah TV, Ustaz Abdul Somad menganggap tidak ada masalah bagi orang sudah berhaji disebut Pak Haji.
Dalam suatu ceramah, Ustaz Abdul Somad menjelaskan dari semua ibadah yang sudah dilakukan seorang Muslim tidak mungkin mendapat gelar penyebutan untuk seseorang.
"Syahadat, salat, zakat, puasa, haji, yang ditulis apa? Haji. Ada uang salat, ada ditulis salat Abdul Somad? Puasa? Ada tulis P Abdul Somad?," tanya Ustaz Abdul Somad kepada jemaahnya.
Ustaz Abdul Somad menyatakan orang yang dipanggil Pak Haji menjadi suatu kebanggaan lantaran ibadah tersebut membutuhkan biaya mahal.
"Duit ada, badan sehat, waktu tak ada. Badan sehat, waktu ada, duit tak ada saking besarnya hati maka ditulisnya lah haji di situ," jelasnya.
Ia menyampaikan bahwasanya gelar Pak Haji tidak hanya populer di Indonesia saja, tetapi di berbagai Negara dari Tanah Arab juga menyebut hal serupa.
"Menulis haji bukan cuman tradisi orang Indonesia, di Mesir pakai haji, di Maroko pakai haji, bahkan di Mesir itu bukan cuma yang haji asal tua panggil haji," tuturnya.
Pendakwah berusia 47 tahun itu juga tidak mempermasalahkan bagi orang yang belum berhaji sudah sering dipanggil Pak Haji.
"Haji asal tua penghormatan yang sudah haji, memang haji yang belum haji mudah-mudahan menjadi doa," ucapnya.
Kendati demikian, ia menegaskan seorang Muslim yang sudah berhaji sebaiknya menerapkan dan menunjukkan sikap yang lebih baik setelah pergi ke Tanah Suci.
Menurut Ustaz Abdul Somad, bagi yang merasa ingin menunjukkan bahwa dirinya sudah haji kepada orang maka tidak mendapatkan manfaat dan hakikat ibadah ini.
"Tapi menjadi angkuh dan sombong gara-gara haji maka sesungguhnya dia belum mendapatkan hakikat haji," kata Ustaz Abdul Somad.
"Karena hakikat haji adalah meninggalkan angkuh dan sombong," lanjutnya.
Ia berpendapat bahwa, ibadah haji sebagai gambaran manusia akan menghadapi dan merasakan amalannya dihisab di Padang Mahsyar melalui Padang Arafah.
"Karena orang haji sudah pakai pakaian orang mati, orang haji sudah merasakan miniatur Padang Mahsyar di padang Arafah," paparnya.
"Sehelai di bawah, sehelai di atas bagi laki-laki pakaiannya pakaian kematian," tambahnya.
Pada dasarnya haji membuang sifat keburukan saat seorang Muslim memenuhi rukun Islam kelima.
Misalnya melalui lontar jumrah ulah, jumrah wusto, dan jumrah aqabah sebagai bentuk agar terhindar dari sifat dan godaan setan.
"Orang yang sudah haji sudah melunturkan semua keangkuhan, kesombongan, atribut semua baju dilepaskan, jas lepas, dasi lepas, baju kebesaran lepas, baju kehormatan, baju PNS, baju polisi, baju tentara, baju pejabat lepas," bebernya.
Ia menyatakan yang berhak mendapat predikat haji mabrur jika segala sifat dan sikap keburukan dalam diri seseorang berhasil dihapuskan setelah ibadah haji.
"Maka kalau ada haji balik sombong angkuh, dulu sebelum haji mau diundang datang ke rumah. Sekarang kalau tidak ditulis hanya tiga biji tak mau datang ini haji mardud bukan haji mabrur," kata Ustaz Abdul Somad.
"Haji mabrur adalah haji yang ada perubahan. Dulu sebelum berangkat haji pelit, setelah berangkat haji Masya Allah lewat kotak infak Rp2.500," tandasnya.
(hap)