Suasana di Masjidil Haram saat Puncak Haji 1445 H/2024 M.
Sumber :
  • Media Center Haji 2024

Jemaah Haji yang Meninggal Dunia Awalnya Karena Heat Stroke, Ini Gejala dan Penanganan Awalnya

Senin, 1 Juli 2024 - 20:46 WIB

Makkah, tvOnenews.com -  Puncak haji terjadi pada pertengahan Juni 2024 lalu.

Dikabarkan, lebih dari 1300 jemaah haji meninggal setelah terpapar suhu udara yang sangat panas.

Sebagaimana dilansir dari APnews, Menteri Kesehatan Saudi Fahd bin Abdurrahman Al-Jalajel mengatakan, 83 persen dari jemaah yang meninggal adalah yang tidak menggunakan visa haji resmi. 

Jemaah haji yang meninggal disebabkan berjalan jauh dalam suhu tinggi, hingga mencapai 51 derajat celcius saat menjalankan ritual puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Penanggung Jawab Visitasi Kantor Kesehatan Haji Indonesia dan Pos Kesehatan Mina Dr Kelly Kuswidiyanto mengatakan, total ada 25 jemaah haji Indonesia yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi karena heat stroke, empat di antaranya meninggal dunia.

“Masih dirawat 2 pasien, yang sudah dirujuk ke RS Arab Saudi daerah kerja Makkah. Sisanya pulang rawat jalan,” ujar Kelly, yang dihubungi, Senin (1/7/2024) di Mekkah.

Sementara jemaah haji yang meninggal, kata Kelly, awalnya mengalami heat stroke. 

Namun sayangnya, dalam perjalanannya, jemaah tersebut tidak membaik dan dalam kondisi gagal nafas sehingga perlu dipasang ventilator mekanik, hingga akhirnya meninggal dunia.

Menurut Kelly, heat stroke adalah kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis hingga mencapai 40 derajat celcius atau lebih.

Kelly mengimbau agar jemaah haji patut waspada jika mengalami gejala-gejala seperti pusing, sakit kepala, kulit kemerahan dan mengering, tidak berkeringat walau suhu tubuh sedang tinggi, mual, muntah, kelemahan otot dan kram, jantung berdebar kencang, linglung, gelisah, dan pingsan.

Untuk mencegah heat stroke, kata Kelly, sebaiknya jemaah haji mulai menyadarinya secara sendiri.

Apabila merasa ada yang tidak nyaman pada diri kita, Kelly menganjurkan agar jemaah itu beristirahat atau berobat segera ke pos kesehatan terdekat.

Selain itu, Kelly juga menganjurkan untuk minum air sesering mungkin, tidak menunggu haus.

Idealnya jumlah asupan air ke dalam tubuh adalah 200 cc/ml setiap jamnya. 

Sementara guna menghindari paparan sinar matahari langsung, Kelly juga menganjurkan jemaah  menggunakan topi atau payung dan krim pelindung kulit serta mengatur waktu beraktivitas di luar rumah.

“Prinsip penatalaksanaan heat stroke adalah pendinginan segera, dan penanganan kegagalan organ yang terjadi. Heat stroke dapat menyebabkan disfungsi multiorgan apabila tidak segera ditatalaksana,” tandasnya.

Jika jemaah sudah terlanjur heat stroke, maka tata laksana awal yang bisa dilakukan antara lain:

- Memindahkan korban ke tempat dingin atau ruangan ber-AC

- Mengompres korban dengan kain basah dan dingin (ice pack), menggunakan kipas angin

- Menyiram badan korban dengan menggunakan air dingin

- Memonitor suhu badan dan lanjutkan tindakan awal di atas sampai suhu badan korban turun di bawah 38 derajat celcius

-Membawa korban ke pos kesehatan untuk pertolongan lebih lanjut.

(put)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:46
00:50
01:22
02:57
02:43
02:59
Viral