Ilustrasi khatib shalat berdoa setelah menyampaikan ceramah dari teks khutbah Jumat singkat tentang puasa asyura 10 Muharram dan hijrah Nabi.
Sumber :
  • Istimewa

Teks Khutbah Jumat Singkat Terbaru 12 Juli 2024: Puasa Asyura 10 Muharram dan Hikmah Kisah Hijrah 2 Nabi

Kamis, 11 Juli 2024 - 20:21 WIB

tvOnenews.com - Teks khutbah Jumat kali ini masih mengambil tema tentang bulan Muharram.

Hal ini menunjukkan amalan dilakukan pada bulan Muharram tidak boleh ditinggalkan menjadi inspirasi dalam menyampaikan teks khutbah Jumat singkat terbaru ini.

Teks khutbah Jumat secara singkat ini menjadi rekomendasi bagi khatib untuk menyampaikan materi ceramah di pelaksanaan shalat Jumat pada 12 Juli 2024.

Biasanya tema teks khutbah Jumat mengikuti sesuai kondisi dimana umat Islam sedang menjalankan suatu amalan.

Maka, teks khutbah Jumat ini mengambil tema tentang "Amalan 10 Muharram dan Hikmah Kisah Hijrah 2 Nabi" secara singkat dan terbaru.


Ilustrasi jemaah shalat Jumat berdoa setelah mendengar khatib ceramah sampaikan tema teks khutbah Jumat singkat. (Istimewa)

tvOnenews.com merekomendasikan teks khutbah Jumat singkat ini diambil dari inspirasi yang diunggah oleh kanal resmi Yayasan Amal Jariyah Indonesia.

Penasaran terhadap teks khutbah Jumat singkat dengan tema amalan pada 10 Muharram dan hikmah hijrah dilakukan oleh dua Nabi? Mari simak penjelasannya di sini.

Teks Khutbah Jumat Singkat 12 Juli 2024 Tema Puasa Asyura 10 Muharram dan Hikmah Hijrah 2 Nabi

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: ‎وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Kaum muslimin rahimakumullah

Jemaah shalat Jumat yang di sini mari senantiasa kita selalu bersyukur dan haturkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT selalu menyediakan kenikmatan dan karunia-Nya agar kita tetap bisa merasakannya bersama-sama.

Di kesempatan shalat Jumat kali ini, izinkan saya sebagai khatib ingin menyampaikan tema khutbah tentang pelajaran yang bisa dijadikan hikmah dari kisah hijrah Nabi Musa AS bersama kaumnya dan Nabi Muhammad bersama kaum Muslimin hingga amalan yang bisa dilaksanakan pada 10 Muharram.

Pertama, khatib ingin menyampaikan kisah dimana Nabi Musa AS dan kaumnya berhijrah demi terhindar dari kezaliman fir'aun dan bala tentaranya beserta ibroh dari hijrah Nabi Muhammad SAW telah melalui masa kezaliman yang ditunjukkan kaum kafir quraisy dengan sekutunya.

Maka bulan Muharram salah satu menjadi ciri masuk golongan bulan mulia dalam Agama Islam, yakni asyhurul hurum dan tidak terlepas dari kisah hijrah kedua Nabi tersebut.

Terutama bulan Muharram juga menjadi pertanda dimana awal masuknya penanggalan hijriah dari acuan hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Kota Makkah menuju Kota Madinah, serta kisah hijrahnya Nabi Musa AS dari Mesir menuju Palestina.

Kaum muslimin rahimakumullah

Dari kisah hijrah kedua Nabi tersebut kita bisa mengambil atau memetik hikmahnya sebagai bentuk menanamkan nilai kebaikan dalam hidup kita bersama.

Pelajaran pertama berupa pengorbanan meski kondisi kita sekarang tidak berada di posisi pengorbanan memaksa kita melakukan hijrah hissiyah yang dimana dilakukan oleh kedua Nabi bersama kaumnya.

Adapun kisah hijrah yang menjadi hikmah dari pengorbanan kedua Nabi dan bisa diamalkan sehari-hari dalam bentuk pengorbanan hijrah maknawiyah.

Hal itu menunjukkan kita selalu menumbuhkan prioritas hawa nafsu untuk beribadah dan mengutamakan Allah SWT demi terhindar dari sikap kemaksiatan dan keharaman sesuai penjelasan HR. Bukhari Nomor 10 dan Muslim Nomor 40, Rasulullah SAW bersabda:

والْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

Artinya: "Dan orang yang berhijrah adalah yang berhijrah dari perkara yang dilarang oleh Allah." (Muttafaqun ‘Alaihi, HR. Bukhari & Muslim)

Ini berfungsi ketika kita mengalami kekhawatiran di salah satu tempat tidak mampu dalam menahan ilmu agamanya maka ditakutkan akan ternodai dan bisa dipengaruhi dengan kondisi saat itu.

Maka berhijrah menjadi solusi tindakan terbaik agar kita pindah dari tempat sebelumnya agar tidak menimbulkan kerusakan pada dalam diri.

Pelajaran kedua berupa keyakinan melihat kisah Rasulullah SAW dan sahabatnya Abu Bakar As Shiddiq RA ketika mereka berada di gua tsur.

Dengan menumbuhkan rasa keyakinan secara penuh, keimanan mendalam, kepercaya yang kuat, serta menanamkan nilai Al-Quran dipastikan terhindar dari keburukan sesuai makna kandungan dari Surah At-Taubah ayat 40, Allah SWT berfirman:

اِلَّا تَنْصُرُوْهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّٰهُ اِذْ اَخْرَجَهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثَانِيَ اثْنَيْنِ اِذْ هُمَا فِى الْغَارِ اِذْ يَقُوْلُ لِصَاحِبِهٖ لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَاۚ فَاَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلَيْهِ وَاَيَّدَهٗ بِجُنُوْدٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا السُّفْلٰىۗ وَكَلِمَةُ اللّٰهِ هِيَ الْعُلْيَاۗ وَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

Artinya: "Jika kamu tidak menolongnya (Nabi Muhammad), sungguh Allah telah menolongnya, (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah), sedangkan dia salah satu dari dua orang, ketika keduanya berada dalam gua, ketika dia berkata kepada sahabatnya, “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka, Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Nabi Muhammad), memperkuatnya dengan bala tentara (malaikat) yang tidak kamu lihat, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu seruan yang paling rendah. (Sebaliknya) firman Allah itulah yang paling tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. At-Taubah, 9:40)

Hal ini serupa dengan kisah Nabi Musa AS ketika menenangkan kaumnya dari kejaran Fir'aun dan bala tentaranya sesuai penjelasan dari Surah Asy-Syu'ara ayat 61-62, Allah SWT berfirman:

فَلَمَّا تَرٰۤءَا الْجَمْعٰنِ قَالَ اَصْحٰبُ مُوْسٰٓى اِنَّا لَمُدْرَكُوْنَ ۚ, قَالَ كَلَّا ۗاِنَّ مَعِيَ رَبِّيْ سَيَهْدِيْنِ

Artinya: "Ketika kedua golongan itu saling melihat, para pengikut Musa berkata, 'Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul'. Dia (Musa) berkata, "Tidak! Sesungguhnya Tuhanku bersamaku. Dia akan menunjukiku." (QS. Asy-Syu'ara, 26:61-62)

Kaum muslimin rahimakumullah

Pelajaran ketiga mengisahkan setelah Rasulullah SAW tiba di Madinah menceritakan tentang kemenangan Nabi Musa AS dan Bani Israil dari kezaliman Fir'aun dijelaskan dalam suatu hadits, begini bunyinya:

قَدِمَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ المَدِينَةَ، فَوَجَدَ اليَهُودَ يَصُومُونَ يَومَ عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عن ذلكَ؟ فَقالوا: هذا اليَوْمُ الذي أَظْهَرَ اللَّهُ فيه مُوسَى، وَبَنِي إسْرَائِيلَ علَى فِرْعَوْنَ، فَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا له، فَقالَ النبيُّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ: نَحْنُ أَوْلَى بمُوسَى مِنكُم فأمَرَ بصَوْمِهِ

Artinya: "Setibanya Nabi SAW di Madinah, beliau mendapatkan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari 'Asyura. Mereka ditanya tentang masalah itu, lalu mereka menjawab: Ini adalah hari di saat Allah memenangkan Musa ‘alaihissalam dan Bani Israil atas Fir'aun. Dan kami berpuasa untuk mengagungkan hal itu. Maka Rasulullah SAW bersabda: "Kami lebih berhak kepada Musa daripada kalian." Kemudian beliau memerintahkan untuk berpuasa pada hari ‘Asyuro`." (Muttafaqun Alaihi)

Maka hal ini berhubungan dimana amalan senantiasa dilakukan pada 10 Muharram kita diharuskan dalam mengerjakan anjuran puasa Asyura yang keutamaannya segala dosa dihapuskan, Rasulullah SAW bersabda:

وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Artinya: "Dan puasa di hari ‘Asyura’ saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu." (HR. Muslim)

Tak lupa khatib juga mengingatkan senantiasa mengamalkan puasa sehari sebelum hari Asyura biasa dikenal puasa tasu'a yang anjurannya dijelaskan dalam Hadits Riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ

Artinya: "Seandainya tahun depan aku masih hidup, niscaya saya benar-benar akan berpuasa pada hari ke sembilan (Muharam)." (HR. Muslim)

Jemaah juga menganjurkan dalam memperbanyak puasa di bulan Muharram karena amalan puasa terbaik setelah bulan Ramadan terletak di bulan Muharram, Rasulullah SAW bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

Artinya: "Puasa terafdhal setelah Ramadhan adalah bulan Allah al Muharram." (HR. Muslim)

Kaum muslimin rahimakumullah

Demikian khutbah Jumat yang khatib sampaikan sebelum kita memulai ibadah shalat Jumat agar dari penjelasan tadi bisa menjadi pelajaran memetik hikmah dari kisah hijrah dua Nabi mulia bersama kaumnya.

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral