- dok.tangkapan layar youtube/tvone
Miris! Mantan Caleg di Pariaman Tega Perkosa Anak Kandung Hingga Melahirkan, Bagaimana Pandangan Islam? Buya Yahya Imbau Tinggalkan Rumah Bila...
Jakarta, tvOnenews.com-- Kabar menyedihkan datang dari daerah Padang Pariaman karena dilaporkan adanya kasus pemerkosaan seorang ayah terhadap anak kandungnya.
Bernama Ali Arwin, terduga pelaku yang juga mantan caleg salah satu partai, sudah ditangkap Satreskrim Polres Padang Pariaman.
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, membeberkan kapada tvOnenews.com pelaku saat ini telah diamankan pihaknya.
“Terduga pelaku dengan inisial AA berhasil diamankan barusan, jelang sore ini di kawasan Kayu Tanam Padang Pariaman,” ungkap Kapolres, Rabu (17/7/2024)
Berdasarkan informasi, penyelidikan dilakukan sudah tiga hari belakangan, usai istri terlapor melaporkan kejahatan suaminya pada anak kandung sendiri.
Kasus ini, terungkap pada 2020 di mana korban hamil oleh ayahnya sendiri. “Pada 2023 umur korban masuk 16 tahun dan ia tengah hamil. Saat ini korban telah melahirkan anaknya,” ujar Kapolres
Pandangan Islam
Lantas, bagaimana pandangan Islam soal Ayah kandung di Pariaman melecehkan anak kandung, hingga melakukan zina (memperkosa) hingga hamil? .
Mendengarkan ceramah dari Buya Yahya di YouTube Al Bahjah Tv, terkait orang tua, seperti ayah atau ibu berani melecehkan anaknya bahkan melakukan zina. Sebaiknya jauhi dengan tidak satu rumah.
Buya menyayangkan kejadian tersebut, bila benar ada ayah kandung berani menzinahi anaknya sendiri, naudzubillah.
"Betul ini pertanyaan ndak mustahil karena ada yang pernah kami dengar, ada yang datang cerita Masya Allah ayah yang naudzubillah berani betul dengan anaknya sampai suatu zina naudzubillah," ucap Buya dikutip dari YouTubenya, Rabu (17/7/2024)
"Kita harus takut kepada Allah, nah kalau seperti itu gimana kalau betul seorang ayah seperti itu, wajib untuk menghindar karena apa tinggal di rumah bersama bahaya banget ini. Tidak boleh tinggal di rumah itu kalau pernah dizinahi ayahnya," tegas Buya Yahya
Secara umum tentu ini perilaku biadab dan berdosa sebagai orang tua. Menurut Buya, ia sering dengar keluhan dan banyak kasus telah terjadi.
Hasil penelusurannya, tidak lain dampak dari tontonan kotor atau pornografi yang umum dilihat orang tua.
Dengan demikian, Buya Yahya menyarankan agar anak-anak yang mungkin jadi korban pelecehan dari orang tua, sebaiknya menghindar dari orang tua untuk mencegahnya terjadi kembali.
Pilihan yang baik dengan pondok pesantren seperti diketahui, bisa belajar dan mendalami ilmu agama islam.
"Iya harus menghindar mungkin, dengan cara yang cantik yang halus barangkali pamitan untuk mondok dan sebagainya. Minta untuk mondok pondok pesantren kalau nggak punya duit nanti bicara gampang, yang penting Anda menghindar orang tua Anda dulu, masuk pondok dan kirim pesan berkabar karena tetap orang tua," pesan Buya menjelaskan
"Itu telah kita lacak permasalahannya gara-gara mata yang tidak dikontrol menonton film-film kotor, dan seterusnya hati-hati. Maka jangan enteng maka kami keras padahal jangankan masalah itu," ungkap Pemimpin Pondok Pesantren Al-Bahjah
Sehubungan dengan dosa zina, sudah disampaikan oleh firman Allah SWT lewat,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا
Wa lā taqrabuz-zinā innahū kāna fāḥisyah(tan), wa sā'a sabīlā(n).
Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk. (Q.S Al Isra ayat ke-32) dilansir dari laman Kemenag.
Juga disampaikan lewat Surah berikut:
وَٱلَّذِينَ لَا يَدۡعُونَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَـٰهًا ءَاخَرَ وَلَا يَقۡتُلُونَ ٱلنَّفۡسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ وَلَا يَزۡنُونَۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٲلِكَ يَلۡقَ أَثَامً۬ا ( ٦٨ ) يُضَـٰعَفۡ لَهُ ٱلۡعَذَابُ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ وَيَخۡلُدۡ فِيهِۦ مُهَانًا ( ٦٩ ) إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً۬ صَـٰلِحً۬ا فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ يُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِهِمۡ حَسَنَـٰتٍ۬ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورً۬ا رَّحِيمً۬ا ( ٧٠ )
Wallażīna lā yad'ụna ma'allāhi ilāhan ākhara wa lā yaqtulụnan-nafsallatī ḥarramallāhu illā bil-ḥaqqi wa lā yaznụn, wa may yaf'al żālika yalqa aṡāmā
yuḍā'af lahul-'ażābu yaumal-qiyāmati wa yakhlud fīhī muhānā
illā man tāba wa āmana wa 'amila 'amalan ṣāliḥan fa ulā`ika yubaddilullāhu sayyi`ātihim ḥasanāt, wa kānallāhu gafụrar raḥīmā
Artinya “Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina,
barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa (nya),
(yakni) Akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina.
Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh. Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan, dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. Al-Furqon: 68–70). (Klw)
Waallahualam