- pixabay
Allah Menyukai Orang yang Suka Membersihkan Diri, Tafsir Surah At Taubah Ayat 108
Jakarta, tvOnenews.com - Dalam surah At Taubah ayat 108 dikatakan jika ingin ke masjid maka setiap Muslim harus membersihkan diri.
Berikut tafsir surah At Taubah ayat 108.
لَا تَقُمْ فِيْهِ اَبَدًاۗ لَمَسْجِدٌ اُسِّسَ عَلَى التَّقْوٰى مِنْ اَوَّلِ يَوْمٍ اَحَقُّ اَنْ تَقُوْمَ فِيْهِۗ فِيْهِ رِجَالٌ يُّحِبُّوْنَ اَنْ يَّتَطَهَّرُوْاۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِيْنَ
Tafsir Ringkas Kemenag Surah At Taubah 108
Karena masjid tersebut dibangun dengan niat jahat, maka Allah melarang Nabi Muhammad SAW, janganlah engkau melaksanakan salat dan kegiatan apa pun di dalam masjid yang dibangun oleh orang-orang munafik itu untuk selama-lamanya.
Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, yakni ketulusan semata-mata karena Allah, sejak hari pertama dimulai pembangunannya, adalah lebih pantas, yakni wajar engkau melaksanakan salat di dalamnya.
Di dalamnya ada orang-orang yang ingin, yakni senang membersihkan diri, jasmani dengan cara berwudu maupun rohani dengan cara bertobat dari dosa dan maksiat. Allah menyukai, melimpahkan karunia-Nya kepada orang-orang yang bersih di manapun mereka berada.
Tafsir Tahlili
Sementara dalam Qur’an Kemenag dalam tafsir tahlili surah at Taubah ayat 108 dijelaskan karena adanya maksud-maksud jahat kaum munafik dengan mendirikan bangunan tersebut, maka Allah melarang Rasul-Nya selama-lamanya untuk shalat di tempat itu, karena apabila Rasulullah shalat di sana bersama mereka berarti beliau merestui mereka mendirikan bangunan itu.
Selanjutnya Allah menegaskan kepada Rasul-Nya, bahwa masjid yang dibangun sejak semula atas dasar ketakwaan kepada Allah, adalah lebih baik untuk dijadikan tempat ibadah bersama kaumnya untuk mempersatukan kaum Muslimin semuanya dalam segala hal yang diridai-Nya, yaitu saling mengenal dan bersama-sama berbuat kebajikan dan ketakwaan.
Yang dimaksud dengan masjid yang didirikan pertama kali atas dasar ketakwaan, yang disebutkan dalam ayat ini, adalah “masjid Quba” atau “masjid Nabi” yang ada di kota Madinah,
Hal ini sebab kedua mesjid itu yang dibangun oleh Nabi dan kaum Muslimin atas dasar ketakwaan.
Selanjutnya dalam ayat ini Allah menerangkan alasan, mengapa masjid tersebut lebih utama dari masjid lainnya yang sengaja didirikan bukan atas dasar ketakwaan,
Karena di masjid tersebut terdapat orang-orang yang suka membersihkan dirinya dari segala dosa.
Artinya mereka meramaikan masjid dengan mendirikan shalat serta berzikir dan bertasbih kepada Allah.
Dengan ibadah-ibadah tersebut, mereka ingin mensucikan diri dari segala dosa yang melekat pada diri mereka.
Hal itu sebagaimana orang-orang yang mangkir dari peperangan kemudian mereka menyadari kesalahan mereka, lalu berusaha mensucikan diri dari dosa tersebut dengan cara bertobat, bersedekah, dan memperbanyak amal saleh lainnya.
Melakukan ibadah shalat berarti mensucikan diri lahir dan batin karena untuk melakukan shalat disyaratkan sucinya badan, pakaian dan tempat, serta hadirnya hati dan pikiran yang dihadapkan kepada Allah semata.
Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa Allah menyukai orang-orang yang sangat menjaga kebersihan jiwa dan jasmaninya, karena mereka menganggap bahwa kesempurnaan manusia terletak pada kesucian lahir batinnya.
Oleh sebab itu, mereka sangat membenci kekotoran lahiriyah, seperti kotoran pada badan, pakaian dan tempat, maupun kotoran batin yang timbul karena perbuatan maksiat terus menerus.
Allah SWt juga tidak suka budi pekerti yang buruk, misalnya riya dalam beramal, ataupun kikir dalam menyumbangkan harta untuk memperoleh keridaan Allah.
Kecintaan Allah pada orang-orang yang suka mensucikan diri, adalah salah satu dari sifat-sifat kesempurnaan-Nya.
Allah SWT suka kepada kebaikan, kesempurnaan, kesucian, dan kebenaran. Sebaliknya, Dia benci kepada sifat-sifat yang berlawanan dengan sifat-sifat tersebut.
Wallahu’alam
(put)