- kolase foto tim tvOnenews
Mantan Terpidana Kasus Vina Cirebon Ngaku Pernah Disiksa oleh Penyidik, Buya Yahya Beri Pesan Menohok: Kalau Polisi Hebat...
tvOnenews.com - Kasus Vina Cirebon masih menjadi salah satu topik hangat yang diperbincangkan masyarakat.
Terlebih, dengan adanya pengakuan-pengakuan mengejutkan dari para saksi hingga mantan terpidana yang kini telah bebas.
Mantan terpidana kasus Vina Cirebon, Saka Tatal, mengaku dirinya pernah disiksa dengan keji oleh penyidik.
Saka Tatal, mantan terpidana kasus Vina Cirebon. Sumber: dok.kolase tim tvOnenews
Karena tidak kuat dengan penyiksaan tersebut, akhirnya Saka Tatal yang saat itu masih berusia di bawah umur terpaksa mengaku terlibat dalam pembunuhan Vina dan Eky.
Pada akhirnya, Saka Tatal mendapat hukuman selama 8 tahun penjara karena statusnya masih di bawah umur.
Terkait isu polisi menyiksa tersangka dengan sangat keji agar mengaku, Buya Yahya memberikan sebuah pesan.
Buya Yahya menceritakan sebuah kisah yang pernah terjadi kepada Nabi Muhammad SAW dengan Sayyidina Ali.
Ketika akan ada perang Badar, ada dua orang yang mendekat kepada Sayyidina Ali. Sementara saat itu Rasulullah SAW posisinya sedang shalat.
Curiga dengan dua orang tersebut, Sayyidina Ali menangkap mereka. Kemudian Sayyidina Ali mencecar keduanya karena dicurigai sebagai mata-mata.
Karena dua orang tersebut tidak mau mengaku, Sayyidina Ali memukulinya. Hingga kedua orang tersebut mengaku bahwa keduanya benar mata-mata, padahal sebenarnya bukan.
Buya Yahya. Sumber: YouTube Al-Bahjah TV
Setelah dua orang tersebut mengaku, Sayyidina Ali melepas keduanya sambil memperingatkan mereka.
Kemudian Rasulullah SAW usai shalat menegur Sayyidina Ali.
"(Rasulullah SAW) Ya Ali, kamu ini aneh, di saat jujur kau pukul, di saat bohong kau lepas," ujar Buya Yahya, menceritakan kisah Rasulullah SAW dan Sayyidina Ali.
"Jadi waktu pertama sudah jujur, memang bukan. Akhirnya gara-gara dipukuli mengatakan iya," sambungnya.
Dari kisah tersebut, Buya Yahya menghimbau kepada pihak kepolisian agar tidak memakai kekerasan ketika melakukan penyidikan.
Sebab, seorang detektif yang hebat tidak perlu menggunakan pemukulan atau yang lainnya ketika menginterogasi tersangka.
"Makanya kalau polisi hebat, tidak perlu memukul, ada detektif atau bagaimana. Kalau dipukuli nanti malah salah menghukum," ujar Buya Yahya, dikutip dari kanal YouTube Buya Yahya.
"Orang kan kalau dipukuli, sakit. Disuruh mengaku, ngaku, tapi bukan karena melakukan, berarti belum tepat sasaran," sambungnya.
Saka Tatal dan Buya Yahya. Kolase tim tvOnenews
Buya Yahya mengatakan, seorang polisi yang terdidik dan cerdas tak perlu menggunakan kekerasan, karena bisa menilai tersangka melalui gerak-geriknya.
"Mohon maaf, mungkin bukan polisi yang terdidik. Mungkin kalau cerdas, baru duduk saja sudah melihat dari gelagatnya, mimik mukanya, wajahnya," kata Buya Yahya.
"Ditanya, dengan siapa, di mana, dan sebagainya. Alibi-alibi yang dibuat bisa saja dibongkar dengan kecerdasan seorang detektif," lanjutnya.
Untuk itu, Buya Yahya menghimbau kepada pihak kepolisian untuk tidak melakukan hal itu.
Namun, Buya Yahya berhusnudzon jika ada yang demikian, maka hal itu hanyalah oknum, bukan lembaganya.
"Kalau ada kepolisian semacam itu ya kami himbau, Anda pengaman, kami yakin di dunia kepolisian enggak ada seperti itu," ujar Buya Yahya.
"Itu hanya oknum saja yang buru-buru dikejar sama komandannya. Harus dilacak dulu, dicek dulu kejadiannya, karena dengan kecerdasannya, akan ketemu rentetannya juga nanti," sambungnya.
Saka Tatal, mantan terpidana kasus Vina Cirebon. Sumber: Fathnur Rohman-Antara
Buya Yahya kembali menghimbau kepada pihak kepolisian untuk melakukan penyidikan sesuai dengan prosedur dan tidak menggunakan kekerasan.
"Wahai para polisi, kami yakin kepolisian enggak ada yang seperti itu, penghajaran itu nggak ada, tapi dengan cara yang sesuai prosedur," ujar Buya Yahya.
"Kalau ada oknum ya, jangan disalahkan lembaganya dong. Itu kan oknum, itu saja," pungkasnya.
(gwn)