- ANTARA/Anadolu/pri.
Akibat Agresi Israel, UNRWA Tingkatkan Psikologis Anak-anak Gaza: Mereka Menanggung Paling Besar
Jakarta, tvOnenews.com - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina (UNRWA) menyampaikan anak-anak menjadi korban terbesar dari kebrutalan agresi Israel di Jalur Gaza.
UNRWA memperhatikan hal tersebut pada Rabu, 24 Juli 2024 mengenai kondisi anak-anak Gaza dampak dari agresi Israel.
Dipantau dari unggahan akun medsos X resminya, Kamis (25/7/2024), UNRWA turut memberikan beberapa perhatian serius terhadap anak-anak di Jalur Gaza. Misalnya mengadakan kegiatan psikologis dan sebagainya.
"Rekan-rekan UNRWA kami terus memberikan kegiatan psikologis, sosial dan rekreasi untuk kembali ke kehidupan normal semaksimal mungkin," tulis UNRWA dalam keterangan resminya di akun X dikutip, Kamis.
Perhatian UNRWA berawal dari agresi Israel terus menargetkan anak-anak Gaza yang tidak bersalah dan hanya memfokuskan masa bermainnya.
Anak-anak Gaza sering menjadi target saat Israel mempunyai alasan untuk memberikan ancaman agresi kepada kelompok pejuang Hamas di Jalur Gaza sejak peperangan dimulai pada 7 Oktober.
Menurut UNRWA, anak-anak telah kehilangan masa emasnya akibat pertempuran Israel-Hamas di Jalur Gaza.
"Anak-anak selayaknya bisa menjadi anak-anak," tulis UNRWA lagi.
Sementara, pejabat komunikasi UNRWA, Louise Wateridge mengatakan Israel telah memberikan perintah agar lebih 80 persen warga Gaza dan Palestina segera melakukan evakuasi diri terus mengungsi dari Kota Khan Younis.
Louise menyampaikan hal tersebut dalam wawancara di stasiun radio BBC Radio 4 Inggris, Selasa (22/7/2024).
Sejak awal agresi pendudukan di Jalur Gaza 7 Oktober 2023, sekitar 39.090 warga sipil terbunuh dan 90.147 orang lainnya terluka.
Agresi tersebut beredampak terhadap mayoritas dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Sementara itu, ribuan korban masih hilang sampai kini di tengah-tengah masih berlangsungnya agresi dari Israel.
Kemungkinan mereka terkubur di bawah reruntuhan atau tergeletak di jalan lantaran tim penyelamat kesulitan menjangkau mereka karena serangan Israel hingga kini masih berlangsung dan banyak tumpukan puing-puing.
Di Tepi Barat, jumlah korban tewas akibat serangan pasukan pendudukan dan pemukim bertambah menjadi 589 orang, termasuk 142 anak, sejak awal agresi.
(ant/hap)