- dok tangkapan layar YouTube
Punya Masalah, Apakah Itu Musibah Tanda Allah SWT Sayang atau Marah karena Punya Dosa? Buya Yahya Sebut Ada Versi ...
Jakarta, tvOnenews.com-- Manusia yang diciptakan tuhan terdiri dengan 2 sisi yaitu punya kesalahan dan juga miliki kebaikan. Ketika musibah datang apa maknanya?.
Namun, segala dosa atau kesalahan menjadi aib seseorang dan dijaga baik Allah SWT . Sehingga ada peluang untuk membersikan diri.
Dalam ceramahnya Buya Yahya yang disiarkan YouTube Al Bahjah Tv menjelaskan perbedaan musibah datang dari Allah.
Apakah itu sebuah tanda Allah kasih sayang atau justru teguran karena dosanya?.
"Maka setiap Anda mendapatkan musibah atau bencana, maka katakan di dalamnya ada ujian, Anda akan naik pangkat," ujar Buya Yahya, Sabtu (27/7/2024).
Sehubungan dengan ini, Buya melanjutkan saat masalah atau ujian datang. Allah SWT akan melihat respon hambaNya, apakah huznudzon atau suudzon?.
Kalau husnudzon kepada-Nya, muslim akan melewati musibah dengan penuh harapan, bukan malah putus asa.
“Saat kita diuji dengan sakit husnudzon langsung bahwa Allah akan angkat derajatmu. Jadi ini kaidahnya. Maka lewati musibah itu dengan menyerah kepada Allah tanpa protes dan seterusnya,” jelasnya.
Sebagaimana, Allah SWT telah memberikan penegasan dalam Al-Qur’an surat Al-Insyirah ayat 5-6:
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."
Dengan begitu, musibah yang datang dari Allah SWT bertujuan untuk membuat perubahan seseorang. Namun, yang diresapi oleh hambanya ada 3 makna jika seseorang tertimpa musibah.
Dengan versi masalah untuk beriman dengan pendosa akan berbeda makna.
"Pertama untuk menghapus dosa orang itu. Kedua untuk pengangkatan derajat, dan ketiga untuk tabungan pahala di akhirat," ungkap Buya Yahya.
"Itu kan jika musibah untuk orang beriman, tapi untuk orang yang tidak beriman, musibah di dunia merupakan mukadimah (permulaan) musibah di akhirat,” tambahnya.
Atas penjelasan di atas, Buya Yahya mengingatkan kembali. Sering salah kaprah soal masalah hidup yang diberikan Allah SWT.
Secara umum menyadari banyak dosa dan musibah adalah teguran dari-Nya. Lalu, tidak boleh jika menjudge atau nuduh orang lain punya musibah karena banyak dosanya.
“Jadi nunjuk sendiri boleh karena mengaku banyak dosa, jangan menunjuk orang lain banyak dosa karena (diturunkan musibah) gempa,” cerita Buya mencontohkan. (Klw).
Waallahualam