- Pexels/Safa
Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 14: Orang Munafik telah Ngaku Beriman, Sebenarnya Bermuka Dua
tvOnenews.com - Tafsir Surah Al-Baqarah ayat 14 masih menjelaskan tentang kisah "orang munafik".
Pada ayat 14 ini melanjutkan tentang orang munafik yang diajak beriman dari ayat sebelumnya di Surah Al-Baqarah.
Hal ini menjadi pembahasan paling menarik untuk mencari tafsir Surah Al-Baqarah ayat 14 secara detail.
Pada dasarnya tafsir Surah Al-Baqarah ayat 14 menunjukkan orang munafik berbicara kepada umat Muslim bahwa mereka sudah beriman.
Namun, orang munafik tersebut kembali berpegang teguh ke jalan sebelumnya dipenuhi hak dan bathil ketika bertemu pemimpin mereka.
Ilustrasi Al-Quran. (Freepik)
Maka, orang munafik ini menjadi golongan bermuka dua dan pengakuan berimannya hanya sebagai syarat mereka telah menemui kebenaran Allah SWT.
Dikutip tvOnenews.com dari kanal resmi Quran Kementerian Agama (Kemenag) RI, tafsir Surah Al-Baqarah ayat 14 di sini akan diterangkan secara ringkas.
Tujuannya agar Anda dapat memahami makna kandungan ayat 14 ini dan terhindar sebagai orang munafik bermuka dua.
Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 14
وَاِذَا لَقُوا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قَالُوْٓا اٰمَنَّا ۚ وَاِذَا خَلَوْا اِلٰى شَيٰطِيْنِهِمْ ۙ قَالُوْٓا اِنَّا مَعَكُمْ ۙاِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُوْنَ
Wa izaa laqul-laziina aamanuu qaaluu aamannaa, wa izaa khalau ilaa syayaatiinihim qaaluu innaa ma‘akum, innamaa nahnu mustahzi'uun.
Artinya: Apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, "Kami telah beriman." Akan tetapi apabila mereka menyendiri dengan setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, "Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya pengolok-olok." (QS. Al-Baqarah, 2:14)
Dari penjelasan di atas melihatkan bahwa mereka sedang bertemu dengan orang-orang beriman.
Di pertemuan tersebut, mereka benar-benar mempercayai kebenaran Rasul dan dakwahnya tentang petunjuk-petunjuk dari Allah SWT.
Ternyata mereka hanya mengakui benar-benar telah beriman melalui secara lisan hanya demi mendapatkan keuntungan duniawi berupa materi.
Sesungguhnya ketika mereka kembali melakukan sikap yang bertentang dengan kebenaran dan tidak melihatkan sebagai orang beriman saat bertemu dengan teman-teman dan pemimpin lamanya.
Mereka kembali melakukan perbuatan menyerupai setan dan telah berbuat kerusakan hingga kejahatan di muka bumi.
Mereka hanya mengolok-olok orang mukmin di suatu pertemuan tersebut dengan cara mengaku sudah beriman.
Padahal sebenarnya mereka telah berjanji selalu bersama dengan pemimpin-pemimpin lamanya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)