- MCH 2024
Beri Saran Perpendek Masa Tinggal Jemaah Haji Lansia di Arab Saudi, MUI: Demi Terhindar dari Faktor...
Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa'adi memberikan saran pelaksanaan ibadah jemaah haji lanjut usia (lansia) dan risiko tinggi (risti) tidak perlu membutuhkan masa tinggal yang lama di Arab Saudi.
Ia mewakili MUI menyampaikan saran tersebut agar jemaah haji lansia dan risti tidak kelelahan selama ibadah di Tanah Suci.
"Dengan memperpendek masa tinggalnya, jamaah haji lansia dan risti akan terhindar dari faktor kelelahan," ungkap Zainut di Jakarta, Senin (29/7/2024).
Meski demikian, ia turut menyampaikan rasa syukur dari MUI bahwa Kementerian Agama (Kemenag) telah berhasil dalam menjalankan penyelenggaraan ibadah haji 2024.
Ia menambahkan jemaah haji Indonesia tanpa merasakan adanya halangan dari layanan diberikan Kemenag selama pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.
Petugas membantu jemaah haji lansia turun dari bus menuju kursi roda. (MCH 2024)
Ia mengatakan bahwa, MUI masih toleransi beberapa kekurangan dari segi pelayanan diberikan kepada jemaah haji Indonesia.
"Untuk itu MUI memberikan apresiasi kepada Kemenag atas suksesnya penyelenggaraan rangkaian ibadah haji tahun ini," tuturnya.
Jika mengacu dari laporan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) bahwa Kemenag telah berhasil menekan pelaksanaan ibadah haji tahun ini untuk meminimalisir jumlah angka kematian jemaah.
Terkini, jumlah jemaah yang syahid di Arab Saudi berdasarkan data dari Siskohat menyentuh angka 441 jemaah haji reguler dan 20 jemaah haji khusus.
Jemaah haji yang syahid kebanyakan berasal dari jemaah haji lansia di usia lebih 71 tahun sebanyak 207 orang.
Selanjutnya jemaah haji yang syahid di usia 61-70 tahun sebanyak 149 orang, usia 51-60 sebanyak 85 orang, dan usia 31-50 sebanyak 20 orang.
"Kasus kematian ini masih didominasi jamaah haji lanjut usia (lansia). Hampir seluruh jamaah haji yang meninggal di tanah suci ini juga termasuk dalam kategori kesehatan risiko tinggi (risti). Tercatat hanya ada 34 orang yang tidak termasuk risti," jelasnya.
Ia membandingkan tren kasus jemaah haji Indonesia yang syahid di Tanah Suci ini pada tahun 2024 dan tahun lalu.
Ia berasumsi bahwa kasus jemaah yang syahid pada 2024 menurun hanya berjumlah 461 orang dibandingkan dengan tahun 2023 bahwa jemaah haji syahid di Tanah Suci berjumlah 775 orang.
Meski begitu, ia mengatakan MUI berpendapat bahwa angka tersebut masih tergolong tinggi dan harus terus ditekan pada penyelenggaraan berikutnya.
"Menurut hemat kami angka kematian 461 orang haji masih terlalu tinggi, dan kami berharap tahun depan masih bisa ditekan lebih kecil," imbuhnya.
Maka, ia menyampaikan saran MUI memberikan usulan agar jamaah lansia dan risti diberikan diskresi atau program khusus.
Hal ini bertujuan memangkas masa tinggal di Tanah Suci menjadi 10-15 hari dan tidak perlu sampai 40 hari di Arab Saudi.
"Disamping itu, akan lebih memudahkan melakukan kontrol kesehatan mereka sehingga dapat mengurangi risiko kematian," tandasnya.
(ant/hap)