Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh tewas menyebabkan gencatan senjata dengan Israel batal.
Sumber :
  • Antar/Anadolu/www.aa.com.tr

Kepercayaan Hamas Gencatan Senjata dengan Israel Retak Usai Ismail Haniyeh Tewas, Pakar: Tak Ada Penyerahan...

Rabu, 31 Juli 2024 - 17:12 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Pakar Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi mengatakan Hamas tidak akan melakukan gencatan senjata dengan Israel setelah pimpinannya, Ismail Haniyeh tewas.

"Dengan adanya pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh, maka akan semakin menghilangkan kepercayaan Hamis terhadap pihak Israel dalam upaya gencatan senjata," ungkap Yon dalam pernyataannya di Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Yon berasumsi syahidnya Ismail Haniyeh berdampak terhadap gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang berpotensi gagal.

Serangan mematikan menargetkan Ismail Haniyeh membuat peperangan Hamas dengan Israel terus berlanjut di Jalur Gaza.

Ia menyampaikan hal tersebut lantaran di tengah rencana perdamaian dan gencatan senjata, Israel melakukan serangan udara menewaskan Ismail Haniyeh.


Ilustrasi rudal Hamas menargetkan Israel. (Antara)

Padahal kedua belah pihak sedang berusaha untuk menyepakati gencatan senjata atas peperangan yang memporak-porandakkan Jalur Gaza dan beberapa wilayah Palestina lainnya.

Kemudian, titik temu dalam perundingan Hamas bersama Israel mengakhiri peperangan hampir selesai.

Namun, Ismail Haniyeh syahid usai menghadiri pelantikan Presiden Iran membuat potensi konflik semakin besar dan harapan gencatan senjata sirna.

"Setelah terbunuhnya Ismail Haniyeh, pihak Hamas pasti akan menutup kemungkinan penyerahan tawanan yang ada di wilayah Gaza," jelas Yon.

Meski demikian, Yon berasumsi bahwa faksi perlawanan Palestina tidak akan menyurutkan semangat para faksi Palestina khususnya Hamas dalam menentang penjajahan Israel setelah Haniyeh syahid.

Menurutnya, Hamas langsung menentukan pemimpin baru setelah Haniyeh terbunuh oleh Israel.

Kemudian, ia menuturkan para faksi perlawanan Palestina dibuat semakin bersatu atas syahidnya Haniyeh dalam mengembalikan kemerdekaan. 
Persaturan tersebut mengacu kepada penandatanganan Deklarasi Beijing beberapa waktu yang lalu.

"Terlebih, pasca adanya komitmen untuk bersatu di Beijing, semangat mereka justru akan semakin kuat guna melancarkan perlawanan dan pembalasan terhadap Israel," terangnya.

Berdasarkan laporan dari Telegram, Hamas memastikan Haniyeh syahid setelah Israel menargetkan rudalnya ke kediaman pimpinan mereka di Teheran, Iran pada Rabu, 31 Juli 2024 pagi.

"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengucapkan belasungkawa atas wafatnya seorang anak dari Bangsa Palestina yang besar. Ismail Haniyeh," ucap Hamas dalam pernyataan resminya di media sosial Telegram.

"Pemimpin gerakan meninggal dunia akibat serangan Zionis laknat pada tempat tinggalnya di Teheran setelah mengikuti upacara pelantikan Presiden Iran yang baru," tutup Hamas.

(ant/hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral