- tvOnenews.com/Julio Trisaputra
Pengakuan Gus Yahya NU Harus Lakukan Transformasi, Sebut Warga Nahdliyin Selalu Taat Kebijakan 4 Tokoh ini
Jombang, tvOnenews.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menyebut NU harus segera melakukan transformasi.
Gus Yahya mengatakan NU harus menggunakan langkah tersebut agar memunculkan berbagai inovasi dalam menghadapi tantangan relevansi seperti dialami dunia saat ini.
"PBNU berkesimpulan bahwa NU harus bertransformasi, bukan hanya menjadi terbaik atau juara, tapi ini soal survival di tengah gelombang relevansi yang cepat," ungkap Gus Yahya dalam keterangan rilis resminya diterima di Surabaya, Sabtu (3/8/2024).
Menurutnya, transformasi NU sebagai bentuk upaya dalam mempertahankan relevansi warga Nahdliyin terus membutuhkan organisasi keagamaan tersebut.
Gus Yahya menjelaskan bahwasanya PBNU sedang mengadakan tiga strategi dalam upaya transformasi untuk terus mengikuti peradaban dunia.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya (kanan) di acara Konferwil XVIII PWNU Jatim di Ponpes Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jatim. (Dok. Panitia)
Tiga strategi tersebut meliputi konsolidasi tata kelola organisasi, konsolidasi agenda organisasi hingga konsolidasi sumber daya.
Ia menyampaikan platform digital digunakan sebagai bentuk konsolidasi tata kelola dalam perihal urusan administrasi.
"Lalu konsolidasi organisasi dengan menjadikan Lakpesdam merancang program melalui perencanaan dan data," terangnya.
Kemudian, ia memaparkan perihal konsolidasi sumber daya organisasi bahwa PBNU terus menghadirkan narasumber asing.
Hal ini menjadi upaya PBNU terus memunculkan sumber daya manusia (SDM) berlabel dari Akademi Kepemimpinan NU (AKNU).
Ia pun membicarakan soal keputusan konsesi tambang yang sudah tetapkan dalam rapat pleno.
Menurutnya, konsesi tambang menjadi bagian dari konsolidasi sumber daya organisasi yang sedang dilakukan PBNU.
Ketum PBNU itu menegaskan bahwasanya setiap kebijakan dari PBNU harus dipatuhi oleh PW NU Jawa Timur.
Ia menyampaikan kepatuhan terhadap PBNU saat berbicara di hadapan kurang lebih 1.470 kyai atau nyai dalam pembukaan Konferwil XVIII PWNU Jatim di Ponpes Tebuireng, Kabupaten Jombang.
Tak hanya itu, pihak lain menghadiri acara tersebut juga di antaranya pimpinan pondok pesantren besar, pimpinan badam otonom dan perwakilan negara sahabat, pimpinan universitas NU, pimpinan perbankan dan rumah sakit NU.
Gus Yahya menyatakan ada empat tokoh yang kebijakannya harus dipatuhi baik oleh warga Nahdliyin dan cabang-cabang di berbagai wilayah.
"Laksana kereta api, dalam tubuh NU hanya ada empat orang masinis yang mengendalikan jamiyah yaitu Rois Aam, Khatib Rais Aam, Ketua Umum PB NU dan Sekretaris Jenderal," tuturnya.
"Yang lainnya harus taat dan ikut tak boleh belok karena mana ada gerbong belok sendiri," tandasnya.
(ant/hap)