- Kolase tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official & Facebook/Granite State Geckos
Tolong saat Cicak Selalu Muncul dalam Rumah, Selalu Ucap Istighfar karena Ada Tanda ini Kata Ustaz Adi Hidayat
tvOnenews.com - Cicak biasa menempatkan diri mereka untuk selalu muncul dalam rumah.
Cicak memunculkan dirinya dengan jumlah yang banyak ketika berada di dalam rumah.
Hal ini membuat penghuni rumah sering dibuat terkejut dan kaget sampai mengucap istighfar lantaran cicak selalu menampakkan dirinya dalam rumah.
Ustaz Adi Hidayat menyampaikan sebaiknya seseorang selalu melantunkan istighfar karena menunjukkan adanya tanda ini ketika cicak selalu singgah di rumah.
Mengapa cicak sering mengagetkan orang rumah sampai melantunkan istighfar? Apa tanda yang ditimbulkan dari hewan tersebut? Ustaz Adi Hidayat mengungkap kasus ini.
Ilustrasi cicak saat singgah di dinding rumah. (Istimewa)
Bagi Anda merasa penasaran perihal ada tanda yang disampaikan oleh cicak saat di dalam rumah sampai seseorang mengucap istighfar, sebaiknya simak di sini!
Dikutip tvOnenews.com melalui tayangan channel YouTube Rhoman Story, Rabu (7/8/2024), Ustaz Adi Hidayat menuturkan seorang Muslim dianjurkan membunuh cicak.
Ia menjelaskan bahwa anjuran umat Muslim membunuh cicak berdasarkan dari perintah Nabi Muhammad SAW.
Mulanya ia memaparkan ada tujuan perihal hewan cicak dan setiap makhluk hidup diciptakan oleh Allah SWT.
Menurutnya, Allah SWT tidak akan menciptakan makhluk hidup jika tidak mempunyai tujuan.
Meski tujuan tersebut masih bersifat rahasia dan bisa dikupas oleh manusia terkait makna ini.
Ia menyampaikan pendapatnya bahwa hewan dihadirkan pasti masing-masing memiliki hikmahnya sendiri.
Ia menyatakan hikmah hewan diciptakan ada tiga hal yang harus diketahui oleh manusia.
"Sebelum masuk ke persoalan cicak Anda mesti pahami dulu hikmah Allah ketika menciptakan sesuatu makhluk apa pun itu terdiri setidaknya dari tiga hal," jelas Ustaz Adi Hidayat.
Direktur Quantum Akhyar Institute itu mengatakan manusia diberikan ujian oleh Allah SWT agar bisa menuntaskan segala masalah melalui kehadiran hewan.
Ia memaparkan bahwa, hewan dihadirkan untuk menjadi ujian agar manusia bisa merasakan syafaat kebaikan dari Allah SWT.
"Hal pertama ada ujian kemaslahatan di makhluk itu dicipta supaya kita mengambil maslahat kebaikannya aja dari situ," tuturnya.
Pendakwah usia 39 tahun itu mengungkap hal kedua meliputi hewan juga menjadi tanda bahaya terhadap manusia lantaran membawa mudharat.
"Ada sebagian yang diciptakan dari Allah SWT sebagai ujian yang hadirkan mudharat di situ supaya kita mengetahui ada keburukan yang harus kita hindari," paparnya.
Ia mengambil contoh anjuran Nabi Muhammad SAW senantiasa membunuh cicak meski hewan tersebut sedang tidak mengganggu manusia.
"Makanya ketika ditunjukkan oleh Allah dia muncul fitrahnya dia memang mesti misal dieksekusi, dibunuh," tuturnya.
Pendakwah asal Pandeglang itu menegaskan tanda kotor menjadi ciri-ciri yang ditunjukkan cicak ketika singgah di dinding-dinding atau tembok rumah.
"Diciptakan oleh Allah untuk menandakan ada sesuatu yang harus kita hindari untuk kebaikan kita," imbuhnya.
Meski demikian, ia menjelaskan bahwasanya tanda kotor ditampilkan cicak sebagai bentuk kepedulian Allah SWT agar manusia selalu meningkatkan keimanan.
"Kalau Allah nggak tampakkan maka bahaya untuk kehidupan kita, termasuk cicak masuk pada ujian mudharat di samping ujian keimanan ada mudharat," jelasnya.
Ia kembali menyatakan tanda cicak menunjukkan bahwa adanya beberapa tempat yang kotor.
Namun, ia mengatakan tanda kotor tidak selalu ditujukan kepada tempat yang disinggahi cicak melainkan juga untuk penghuni rumah itu sendiri.
"Rasulullah SAW selalu memberikan perintah untuk membunuh cicak dan dapat pahala di situ," terangnya.
"Bunuhnya cicak itu seperti kita membunuh nyamuk untuk menunjukkan ada kotoran-kotoran di situ yang hikmahnya harus kita jauhkan," lanjutnya.
Anjuran agar umat Muslim senantiasa membunuh cicak karena dianggap sebagai hewan kecil yang jahat dari hadits diriwayatkan Sa'id bin Abi Waqqash Radhiyallahu 'Anhu, begini bunyinya:
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أَمَرَ بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَسَمَّاهُ فُوَيْسِقًا.
Artinya: Dari Sa'id bin Abi Waqqash RA berkata, "Nabi Muhammad SAW memerintahkan membunuh cicak, dan beliau menamainya si penjahat kecil." (HR. Muslim)
Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengabarkan cicak dijuluki penjahat kecil karena mempunyai dosa.
Hal ini berdasarkan kisah Nabi Ibrahim AS sedang dibakar dengan api besar.
Kala itu api yang membakar Nabi Ibrahim AS semakin besar disebabkan oleh cicak yang membantu meniup kobaran api lebih membara.
"Nabi menganggap hewan ini fasik kecil, selain membawa kotoran dia pernah juga meniup api yang sedang membakar Nabi Ibrahim supaya semakin menyala," paparnya.
Maka, Ustaz Adi Hidayat menegaskan dari penjelasan hadits di atas terkait anjuran umat Muslim harus membunuh cicak akan mendapat pahala.
"Ketika Anda bunuh itu bukan cuman ada pahala di situ, tetapi menghilangkan keburukan-keburukan yang mungkin muncul," tuturnya.
Ustaz Adi Hidayat membocorkan tanda buruk dari cicak yakni tempat tersebut menjadi persinggahan jin yang dijadikan persinggahan favorit bagi hewan tersebut.
"Termasuk di situ mengusir keadaan-keadaan jin, karena jin senang di tempat yang kotor," ujarnya.
"Makanya saya bisa katakan kalau ada cicak di beberapa tempat itu jin biasanya ada juga di situ karena senang di tempat yang kotor," lanjutnya.
Ia menyarankan cicak harus dibunuh berkali-kali agar meraih lebih dari 100 kali lipat pahala.
Salah satu hadits menerangkan 100 kali lipat kebaikan akan diberikan oleh Allah SWT apabila seseorang memukul cicak sebanyak satu kali, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَتَلَ وَزَغًا فِى أَوَّلِ ضَرْبَةٍ كُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَفِى الثَّانِيَةِ دُونَ ذَلِكَ وَفِى الثَّالِثَةِ دُونَ ذَلِكَ
Artinya: "Barang siapa yang membunuh cicak sekali pukul, maka dituliskan baginya pahala seratus kebaikan. Barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala yang kurang dari pahala pertama. Barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala lebih kurang dari yang kedua." (HR. Muslim)
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)