- Kolase tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official & Tim tvOnenews
Dahulukan Shalat Maghrib Usai Tidur di Sore Hari sampai Waktu Isya, Memangnya Boleh? Ustaz Adi Hidayat Sebut Hukumnya...
tvOnenews.com - Shalat Maghrib mempunyai waktu pelaksanaannya ketika matahari terbenam.
Shalat Maghrib juga memiliki waktu yang padat sehingga umat Islam sangat sedikit mempunyai kesempatan untuk melakukan ibadah sunnah.
Hal ini mengingat muadzin langsung mengumandangkan iqamat shalat Maghrib setelah beberapa waktu adzan.
Tak hanya itu, waktu shalat Maghrib juga menjadi tantangan bagi umat Islam untuk tetap mengamalkannya setelah bekerja sampai sore hari.
Kebanyakan umat Islam merasa lelah sampai tak sengaja tidur di sore hari hingga terbangun di waktu Isya dan tidak mengerjakan shalat Maghrib.
Beberapa orang menyebutkan bahwasanya shalat Maghrib masih bisa dikerjakan di waktu Isya.
Ilustrasi shalat Maghrib di waktu Isya. (Freepik)
Pertanyaannya, apakah boleh mendahulukan shalat Maghrib meski telah masuk waktu Isya akibat tidur di sore hari terbangun pada jam 8-9 malam? Ustaz Adi Hidayat mengungkap hukum ini sebagai berikut.
Bagi Anda merasa penasaran terkait mengutamakan shalat maghrib atau Isya dulu akibat ketiduran setelah bekerja, mari simak penjelasannya di sini!
Dikutip tvOnenews.com melalui tayangan channel YouTube SMKN2Temanggung Official, Minggu (11/8/2024), Ustaz Adi Hidayat menerangkan tentang waktu shalat Maghrib dan Isya.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan waktu shalat Maghrib dan Isya sangat berdekatan.
Terutama shalat Isya mempunyai awal waktu ketika jadwal Maghrib telah berakhir.
Hal ini menandakan shalat Isya sebagai ibadah wajib awal sekaligus penutup pada malam hari.
Kemudian, Direktur Quantum Akhyar Institute itu memahami banyak yang tidur di sore hari karena kelelahan sampai terbangun di waktu Isya.
Misalnya ada orang baru pulang kerja pada jam lima sore langsung ketiduran hingga terbangun di jam delapan sampai sembilan malam.
Hal itu membuat orang tersebut dipastikan tidak atau meninggalkan shalat Maghrib.
Menurutnya, shalat Maghrib dikerjakan pada waktu Isya masih dibolehkan meski ada syaratnya.
Pendakwah usia 39 tahun itu memberikan solusinya agar shalat Maghrib tetap sah meski telah ditinggalkan dengan ketentuan waktunya.
Ustaz Adi Hidayat menegaskan apabila seseorang bangun pada pukul 20.00 atau 21.00 maka harus dikerjakan di waktu tersebut, yakni jam delapan atau jam sembilan malam.
"Pertama, waktu orang tidur itu waktu shalatnya (Maghrib) pas bangunnya," tutur Ustaz Adi Hidayat.
"Antum ketinggalan shalat Maghrib karena ketinggalan misalnya," lanjutnya.
"Bangun pukul 21.00 WIB di kasus ini, maka saat bangunnya waktu shalatnya, apa yang didahulukan? Maghrib dulu baru Isya," tambahnya.
Kemudian, ia menjawab kebingungan umat Islam terkait pendahuluan shalat Maghrib atau Isya.
Pendakwah asal Pandeglang itu menyampaikan urutan shalat fardhu menjadi acuan bagi orang yang meninggalkan Maghrib.
Misalnya urutan shalat fardhu meliputi Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya.
Ia pun menyatakan shalat yang didahulukan yakni Maghrib walaupun dikerjakan pada waktu Isya.
Meski, ia memahami pelaksanaan shalat Isya tepat waktu juga menjadi keutamaan untuk meraih pahala besar.
"Allamuroatib tartib berdasarkan urutan tertib waktu shalatnya, di Maghrib baru tunaikan shalat Isya," terangnya.
Ustaz Adi Hidayat mengatakan hal tersebut lantaran berangkat dari kisah Nabi Muhammad SAW bersama Bilal bin Rabah.
Dikutip dari buku Jangan Bersedih Aku Bersamamu Sayang karya Achmad Farid, Nabi Muhammad SAW bersama Bilal bin Rabah dan para sahabatnya sedang beristirahat ketika melakukan perjalanan di malam hari.
Kala itu Nabi Muhammad SAW meminta Bilal bin Rabah membangunkannya ketika waktu Subuh telah tiba.
Bilal bin Rabah menerima permintaan dari Nabi Muhammad SAW untuk membangunkan beliau untuk melaksanakan shalat Subuh di awal waktu.
"Bagi Allah sangat mudah membangunkan Nabi Muhammad, saat malam Nabi berkata 'Bilal jaga ya supaya kamu akan kita bangun tepat waktu Subuh'," jelasnya.
Bilal bin Rabah juga langsung beristirahat akibat tidak tahan lagi meski dia percaya diri dapat membangunkan Nabi Muhammad SAW.
Sayangnya Bilal tidak membangunkan Nabi Muhammad SAW yang membuat mereka meninggalkan shalat Subuh.
Nabi Muhammad SAW langsung merasa kecewa apabila Bilal tidak menyanggupi jangan menerima permintaan dari beliau.
Meski demikian, Nabi Muhammad SAW mempunyai keteguhan hati dan hendak menyuruh Bilal bin Rabah untuk segera ambil wudhu.
Hal itu bertujuan untuk mengqadha shalat Subuh yang sudah ditinggalkan mereka meski sudah masuk waktu pagi hari atau jadwalnya shalat sunnah Dhuha.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)