- Tangkapan Layar/YouTube Khalid Basalamah Official
Apakah Amalan yang Paling Dicintai oleh Allah SWT? Ternyata Kata Ustaz Khalid Basalamah Adalah Ini…
Jakarta, tvOnenews.com - Ustaz Khalid Basalamah membagikan amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT.
Setiap Muslim pastilah ingin mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya.
Oleh karenanya, sebagai Muslim yang baik maka akan selalu memperbanyak amalan.
Namun dari seluruh amalan, ada satu amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT.
Lalu amalan apakah itu?
Berikut penjelasan Ustaz Khalid Basalamah.
Dalam ceramahnya itu, Ustaz Khalid Basalamah mengingatkan, dalam melakukan ibadah sunnah, apabila belum terbiasa mengerjakannya maka tidak harus langsung banyak.
Maka mulailah dengan yang ringan atau minimalis.
“Bboleh sedikit namun bisa kontinu atau istiqomah mengerjakannya,” saran Ustaz Khalid Basalamah.
Hal ini kata Ustaz Khalid Basalamah karena salah satu amalan yang Allah cintai adalah amalan yang kontinu.
“Yang rutin dikerjakan walaupun sedikit,” jelas Ustaz Khalid Basalamah.
Maka Ustaz Khalid Basalamah menyarankan, jalankan amalan sunnah itu dengan rutin.
Meski amalan sunnahnya sedikit, namun asalkan rutin, Allah SWT mencintainya.
“Jadikan itu program utama, tidak usah banyak program,” sarannya.
Maka maksud Ustaz Khalid Basalamah, jenis amalannya sedikit tapi jumlahnya yang banyak.
“Maksudnya sedikit secara jenisnya namun kuantitasnya banyak,” jelasnya.
Hal ini kata Ustaz Khalid Basalamah sesuai dengan hadis berikut ini.
Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Nabi ﷺ bersabda,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّ
”Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu walaupun sedikit.”(HR. Muslim:782)
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan,
”Yang dimaksud dengan hadits tersebut adalah agar kita bisa pertengahan dalam melakukan amalan dan berusaha melakukan suatu amalan sesuai dengan kemampuan. Karena amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang rutin dilakukan walaupun itu sedikit.” tulis akun Instagram Khalid Basalamah Official.
Beliau pun menjelaskan, ”Amalan yang dilakukan oleh Nabi ﷺ adalah amalan yang terus menerus dilakukan (kontinu). Beliau pun melarang memutuskan amalan dan meninggalkannya begitu saja.
Sebagaimana beliau pernah melarang melakukan hal ini pada sahabat ’Abdullah bin ’Umar.”(Fathul Baari lii Ibni Rajab, 1/84, Asy Syamilah)
Kemudian Ibnu ’Umar ditegur karena meninggalkan amalan shalat malam.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺ berkata padaku,
يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ
“Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.” (HR. Bukhari:1152)
Allah SWT Menciptakan HambaNya untuk Ibadah
Apakah Amalan yang Paling Dicintai oleh Allah SWT? Ternyata Kata Ustaz Khalid Basalamah Adalah Ini…(Sumber: Freepik)
Dalam firman Allah SWT surah Az Zariyat ayat 56, jelas Allah SWT mengatakan bahwa tujuan penciptaan manusia adalah ibadah kepadaNya.
Berikut lafadz, arti dan tafsir dari surah Az Zariyat ayat 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Wa mā khalaqtul-jinna wal-insa illā liya‘budūn(i).
Artinya: Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.
Tafsir Ringkas Kemenag Surah Az Zariyat Ayat 56
Allah memerintah Nabi Muhammad beristiqamah dalam mengajak umatnya mengesakan Allah karena sesungguhnya itulah tujuan penciptaan.
Aku tidak menciptakan jin dan manusia untuk kebaikan-Ku sendiri.
Aku tidak menciptakan mereka melainkan agar tujuan hidup mereka adalah beribadah kepada-Ku karena ibadah itu pasti bermanfaat bagi mereka.
Tafsir Tahlili Surah Az Zariyat Ayat 56
Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidaklah menjadikan jin dan manusia melainkan untuk mengenal-Nya dan agar menyembah-Nya.
Dalam kaitan ini Allah swt berfirman:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوْٓا اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ سُبْحٰنَهٗ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ
Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia. Maha Suci Dia dari apa yang mereka persekutukan. (at-Taubah/9: 31)
Pendapat tersebut sama dengan pendapat az-Zajjāj, tetapi ahli tafsir yang lain berpendapat bahwa maksud ayat tersebut ialah bahwa Allah tidak menjadikan jin dan manusia kecuali untuk tunduk kepada-Nya dan untuk merendahkan diri.
Maka setiap makhluk, baik jin atau manusia wajib tunduk kepada peraturan Tuhan, merendahkan diri terhadap kehendak-Nya.
Menerima apa yang Allah SWT telah takdirkan.
Mereka dijadikan atas kehendak-Nya dan diberi rezeki sesuai dengan apa yang telah Dia tentukan.
Tak seorang pun yang dapat memberikan manfaat atau mendatangkan mudarat karena kesemuanya adalah dengan kehendak Allah.
Ayat tersebut menguatkan perintah mengingat Allah swt dan memerintahkan manusia agar melakukan ibadah kepada Allah SWT
Semoga artikel ini bermanfaat.
Semoga kita semua dimudahkan dalam beribadah kepada Allah SWT.
Wallahu Ta’ala A’lam bisshawab.
(put)