- ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Naskah Khutbah Jumat Singkat 16 Agustus 2024: Ibadah kepada Allah SWT Cara Nikmati Kemerdekaan
tvOnenews.com - Naskah khutbah Jumat ini mengambil tema tentang "Kemerdekaan".
Kemerdekaan adalah bentuk kebebasan yang harus selalu dinikmati setiap manusia menjadi bahan naskah khutbah Jumat untuk pelaksanaan shalat Jumat, 16 Agustus 2024.
Khatib bisa menggunakan materi naskah khutbah Jumat ini karena dijelaskan secara singkat dan bertema Kemerdekaan Indonesia.
Alasan tema kemerdekaan menjadi bahan utama untuk ceramah sebelum mengerjakan shalat Jumat sebagai bentuk peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2024.
Setiap masyarakat Indonesia akan menyemarakkan sekaligus memperingati Kemerdekaan Indonesia sebagai bentuk menuangkan ekspresi kebebasan bangsa.
Ilustrasi sujud saat beribadah kepada Allah SWT melalui shalat sebagai bentuk kemerdekaan diri. (Freepik)
Hal ini mengingatkan para leluhur sudah berjuang untuk merebut kembali kemerdekaan dari penjajah kolonial Belanda yang jahat kepada bangsa Indonesia.
Meski demikian, kemerdekaan sesungguhnya ketika setiap umat Muslim di Indonesia menikmati kebebasan melalui selalu ibadah kepada Allah SWT.
Ibadah kepada Allah SWT salah satu cara menikmati kemerdekaan sesungguhnya yang tidak boleh dilepas oleh kita bersama.
Dikutip tvOnenews.com melalui laman resmi Yayasan Amal Jariyah Indonesia, naskah khutbah Jumat singkat untuk bahan ceramah ini bertema "Ibadah kepada Allah SWT Cara Nikmati Kemerdekaan".
Naskah Khutbah Jumat Singkat Tema Ibadah kepada Allah SWT Cara Nikmati Kemerdekaan
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا لِلْأَعْمَالِ الْجَارِيَة, وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ والبَرَكَاتُ عَلَى خَيْرِ البَرِيَّة، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالذُّرِّيَّة
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَ رْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin rahimakumullah
Saya di sini selaku khatib terus mengingatkan marilah kita selalu bersyukur kepada Allah SWT telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya hingga saat ini kepada seluruh penciptaan-Nya di dunia terkhusus kita manusia salah satu yang menikmati keberkahan dari-Nya.
Tak lupa, khatib ingin mengajak marilah kita melantunkan sholawat dan salam atas junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah menyebarkan kebenaran agar manusia senantiasa menyembah kepada Allah SWT.
Sidang Jumat yang selalu mendapat rahmat Allah SWT
Khatib akan menyampaikan tema ceramah kali ini dengan judul khutbah Jumat tentang kemerdekaan tidak selalu kebebasan mengekspresikan diri.
Kemerdekan di sini meliputi ibadah kepada Allah SWT sebagai cara menikmati karunia-Nya.
Hal ini menjadi tujuan kita diciptakan di dunia agar selalu beribadah kepada Allah SWT.
Kita terus beribadah sebagai bentuk penyembahan kepada Allah SWT dan tidak mempercayai tuhan selain-Nya.
Hal ini mengingat Allah SWT Maha Pencipta dan tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan-Nya.
Dari Syekh Utsaimin Rahimahumullah dalam bunyi haditsnya mengatakan bahwa, manusia yang menyembah kepada Allah sesungguhnya telah mendapatkan kemerdekaan yang hakiki.
Para penjajah sesungguhnya bukan melakukan penyerangan melainkan mereka yang menghalangi seseorang untuk menjaga ibadahnya kepada Allah SWT.
Sesuai dalil Al-Quran melalui Surah Az-Zariyat ayat 56 menjelaskan seluruh ciptaan-Nya agar selalu beribadah kepada-Nya termasuk jin dan manusia, Allah SWT berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Wa maa khalaqtul-jinna wal-insa illaa liya‘buduun.
Artinya: "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat, 51:56)
Kemudian, manusia mendapat perintah agar selalu menyembah Allah SWT mengingatkan mereka sebelum mendapat ajalnya dijelaskan dalam Surah Al-Hijr ayat 99, Allah SWT berfirman:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنُ ࣖࣖ
Wa‘bud rabbaka hattaa ya'tiyakal-yaqiin.
Artinya: "Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu kepastian (kematian)." (QS. Al-Hijr, 15:99)
Dari Rib'iy bin 'Amir Radhiyallahu 'Anhu pernah berkata kepada Rustum panglima Persia saat perang Al Qadisiyah mengenai kehendak Allah SWT memerdekakan siapa pun yang selalu menyembah-Nya, begini bunyinya:
اللهُ ابْتَعَثَنَا لِنُخْرِجَ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادَةِ العِبَادِ إِلَى عِبَادَةِ اللهِ، وَمِنْ ضِيْقِ الدُّنْيَا إِلَى سَعَتِهَا، وَمِنْ جُوْرِ الأَدْيَانِ إِلَى عَدْلِ الإِسْلَامِ
Artinya: "Allah telah mengutus kami untuk memerdekakan siapa saja yang dikehendakinya dari penghambaan kepada makhluk kepada penghambaan kepada Allah, dari sempitnya dunia kepada keluasannya, dan dari kezaliman agama-agama kepada keadilan Islam." (al Bidayah wan Nihayah 7/49)
Sidang Jumat yang khatib cintai dan dirahmati Allah SWT
Sesungguhnya kemerdekaan melalui ibadah kepada Allah SWT tidak hanya menjalankan shalat, puasa, zakat dan haji.
Allah SWT telah mengatur segala aspek kehidupan yang harus diterapkan ketika mewujudkan berbangsa dan bernegasa melalui muamalah yang berkah.
Tak hanya itu, kita harus memunculkan akhlak yang mulia dan menaati hukum secara bijaksana.
Menurut khatib, cara menjaga kemerdekaan sesungguhnya ketika kita terus menjalankan segala perintah-Nya.
Kita juga senantiasa menghindari berbagai larangan-Nya sebagai bentuk kesuksesan dalam meraih kemerdekaan sesungguhnya.
Hal ini menunjukkan Allah SWT terus mengingatkan ketika Kaum Qurays menentang segala kebenaran dan aturan-Nya agar bisa menyembah kepada-Nya, begini bunyinya:
فَلۡيَعۡبُدُواْ رَبَّ هَٰذَا ٱلۡبَيۡتِ
Artinya: "Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka'bah)."
الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
Artinya: "Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan. (QS. Quraisy 106:3-4)
Dalam hal ini, jika mereka tidak menyembah Allah Ta’ala, maka mereka akan mendapat tempaan dari-Nya berupa kelaparan dan ketakutan.
Di antara bentuk penjagaan kemerdekaan ialah perbanyak bersyukur kepada Allah Ta’ala.
Maka, jangan sampai seperti negeri yang diberikan kepada mereka kemerdekaan lalu mereka kufur sehingga Allah Ta’ala timpakan kepada mereka bencana lapar dan takut, begini bunyinya:
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
Artinya: "Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat. (Qs. An-Nahl, 16:112)
Kaum muslimin rahimahumullah
Demikian khutbah Jumat ini saya sampaikan sebelum memasuki sesi khutbah kedua. Marilah kita selalu menikmati kemerdekaan dengan cara berbahagia. Hiduplah Indonesia Raya!
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
(hap)