Ustaz Adi Hidayat merincikan cara menentukan waktu terbaik shalat Jamak karena terhalang kondisi.
Sumber :
  • Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official

Jangan Keliru Lagi, Begini Cara Terbaik Menentukan Waktu Shalat Jamak, Walau Terhalang Kondisi, Kata Ustaz Adi Hidayat

Minggu, 25 Agustus 2024 - 16:11 WIB

tvOnenews.com - Shalat Jamak mempunyai waktu pelaksanaan yang dilakukan umat Muslim dalam kondisi tidak memungkinkan.

Biasanya umat Muslim mengerjakan shalat Jamak ketika sedang melakukan perjalanan jauh.

Hal ini membuat mereka harus melakukan shalat Jamak agar tidak meninggalkan salah satu pelaksanaan ibadah wajibnya dalam satu hari.

Namun, masih banyak orang yang belum mengetahui cara mengatur dan menentukan waktu shalat Jamak karena tidak mengerti syaratnya.

Ustaz Adi Hidayat membagikan cara terbaik menentukan shalat Jamak saat waktu terdesak demi tetap menjaga ibadahnya sehari-hari.


Ilustrasi takbiratul ihram saat shalat Jamak dalam masjid di tengah kondisi perjalanan jauh. (Antara)

Lantas, bagaimana cara menentukan waktu shalat Jamak ketika sedang sibuk atau dalam perjalanan jauh? Ustaz Adi Hidayat menerangkan rinciannya.

Seperti apa Ustaz Adi Hidayat merincikan waktu shalat Jamak agar umat Muslim tidak keliru lagi dalam mengerjakannya? Mari simak penjelasannya di sini!

Dikutip tvOnenews.com melalui tayangan channel YouTube Adi Hidayat Official, Minggu (25/8/2024), Ustaz Adi Hidayat membahas tentnag shalat Jamak.

Mulanya Ustaz Adi Hidayat mendapat sebuah pertanyaan dari salah satu jemaahnya.

Jemaah tersebut bertanya perihal ketentuan shalat Jamak yang disebabkan karena jarak.

Ustaz Adi Hidayat pun mengawali jawabannya dengan mengartikan dari makna kandungan yang termaktub dalam shalat Jamak.

Direktur Quantum Akhyar Institute itu menuturkan shalat Jamak sebagai ibadah yang dilakukan dalam satu waktu.

Ia mencontohkan dua shalat fardhu' yang digabungkan dalam satu waktu disebut sebagai pelaksanaan Jamak.

Ia menyampaikan bahwa shalat Jamak ditentukan dengan takdim dan takhir.

Ia menuturkan takdim meliputi waktu pelaksanaan shalat fardhu' yang kedua dikerjakan pada shalat wajib pertama.

"Maka ada menggabungkan Dzuhur dengan Ashar, jika saya gabungkan Ashar ke Dzuhur dikerjakan di waktu Dzuhur maka diawalkan," ungkap Ustaz Adi Hidayat.

Pendakwah asal Pandeglang itu menyebutkan dari pelaksanaan di atas disebut takdim lantaran mendahulukan shalat fardhu' kedua di awal waktu.

"Dalam Bahasa Arab awal itu takdim atau didahulukan, maka jamak takdim," tuturnya.

Sebaliknya, ia mengabarkan jika pelaksanaan shalat fardhu' yang pertama dikerjakan pada waktu kedua maka dikenal takhir.

Ia kembali mencontohkan takhir ketika seseorang berniat shalat Dzuhur di waktu Ashar.

Meski begitu, Ustaz Adi Hidayat menegaskan hal tersebut dilakukan kalau sudah melewati jarak tempuh yang ditentukan Islam.

"Jika saya ingin kerjakan Dzuhurnya di Ashar karena pertimbangan tertentu maka diakhirkan jamaknya disebut takhir," jelasnya.

Pendakwah usia 39 tahun itu menyatakan waktu shalat fardhu yang mempunyai berdekatan dengan waktu ibadah lain maka disebut Jamak.

Namun, ia menyampaikan apabila salah satu shalat fardhu dikerjakan pada waktu yang tidak berdekatan maka tidak boleh.

"Yang dijamak itu waktunya yang paling berdekatan, jika sudah mendekat kepada yang satu tidak bisa dijamak dengan yang lain," imbuhnya.

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa, shalat Dzuhur boleh dijamak pada waktu Ashar.

Shalat Ashar juga mempunyai waktu kedekatan pada pelaksanaan Maghrib tidak dibolehkan berdasarkan ketentuannya.

Ia berpendapat jika shalat Ashar dikerjakan pada waktu Maghrib maka tidak dibolehkan karena sudah berdekatan dengan ibadah lainnya.

"Contoh Dzuhur dekatnya ke Ashar maka Dzuhur pasangan jamaknya Ashar, karena Ashar sudah dengan Dzuhur maka Ashar tidak boleh dengan Maghrib," paparnya.

Ustaz Adi Hidayat kembali menyampaikan shalat Maghrib hanya boleh dijamak pada waktu Isya.

Menurutnya, waktu shalat Maghrib sangat dekat dengan Isya lantaran pelaksanaan Asharnya terletak di Dzuhur.

"Maka Maghrib dekatnya ke mana? Isya, maka Maghrib boleh dijamak dengan Isya baik takdim atau pun takhir," katanya.

Ia mengingatkan agar seorang Muslim tidak mengerjakan shalat Jamak di waktu Subuh.

Ia mengatakan Subuh tidak ada pelaksanaan Jamaknya lantaran memiliki waktu di tengah-tengah antara Dzuhur dan Isya.

"Subuh bagaimana? Subuh itu menyendiri karena itu jauh ke Isya, jauh ke Dzuhur," tuturnya.

Maka, Ustaz Adi Hidayat berpesan agar seseorang tidak nekat mengerjakan shalat Subuh disatukan dengan pelaksanaan tahajud di sepertiga malam.

"Jadi enggak bisa dijamak, saya pengin jamak Subuh dah sekalian tahajud gitu kan, enggak bisa," tandasnya.

Wallahu A'lam Bishawab.

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral