Ceramah Buya Yahya.
Sumber :
  • YouTube

Boleh atau Tidak Salat Tanpa Pakai Sajadah? Buya Yahya Ungkap Hukumnya, Kebiasaan Rasulullah SAW Ternyata Begini...

Minggu, 25 Agustus 2024 - 20:15 WIB

tvOnenews.com - Salat merupakan salah satu rukun Islam yang menjadi kewajiban bagi setiap Muslim.

Dalam menjalankan ibadah ini, seringkali menemui berbagai pertanyaan terkait tata cara salat yang benar.

Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah mengenai sah atau tidaknya salat jika dilakukan tanpa menggunakan sajadah.

Banyak orang yang merasa ragu atau khawatir bahwa salat mereka tidak sah jika tidak dilakukan di atas sajadah.

Untuk menjawab hal ini, Buya Yahya memberikan penjelasan tegas dan jelas mengenai hukum salat tanpa sajadah.

Buya Yahya memberikan pemahaman tentang keharusan salat menggunakan sajadah sebagai alas salat.

Menurutnya, salat tanpa menggunakan sajadah tetap sah asalkan tempat yang digunakan untuk salat bersih dari najis.

“Jangan menjadikan salat itu harus pakai sajadah,” kata Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya, meski salat di tempat yang kotor bukan berarti wajib menggunakan sajadah.

“Kadang kami kalau diberi sajadah di sebuah tempat yang agak sedikit kotor misalnya di tanah, kalau dikasih sajadah khawatir dikira oleh orang salat harus pakai sajadah,” ungkap Buya Yahya.

Buya Yahya menjelaskan bahwa salat bisa dilakukan di mana saja tanpa sajadah karena hal ini bukan merupakan syarat sah salat.

Ia menegaskan bahwa penggunaan sajadah hanyalah salah satu bentuk kehati-hatian untuk memastikan tempat salat tetap bersih dan suci dari kotoran atau najis.

Sajadah sendiri pada dasarnya adalah alat bantu yang digunakan untuk menandai tempat yang bersih dan suci.

Namun, jika seseorang tidak memiliki sajadah atau tidak berada dalam situasi yang memungkinkan untuk menggunakan sajadah, salat tetap sah selama tempat yang digunakan bersih.

“Anda bisa salat di mana saja selama tempat itu suci dan bebas dari najis, baik itu di atas karpet, lantai, tanah, atau bahkan rumput. Tidak ada kewajiban untuk selalu menggunakan sajadah,” tambah Buya Yahya.

Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan bahwa dalam sejarah Islam, terutama pada masa Rasulullah SAW dan para sahabat, salat seringkali dilakukan tanpa sajadah.

Pada zaman itu, para sahabat sering melaksanakan salat di atas tanah atau pasir, dan hal ini tidak mengurangi keabsahan salat mereka. 

Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda, “Dijadikan untukku bumi ini sebagai masjid dan alat untuk bersuci.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menegaskan bahwa seluruh permukaan bumi yang suci bisa digunakan untuk salat, dan tidak ada kewajiban khusus untuk menggunakan sajadah.

Perihal tempat salat yang kotor, Buya Yahya mengatakan tempat yang kotor bukan berarti terdapat najis.

“Kotor tidak najis. Najis kan terbatas sekali hanya ada tujuh saja,” tuturnya.

Namun, Buya Yahya mengingatkan bahwa meskipun sah salat tanpa sajadah, ada baiknya tetap memperhatikan kenyamanan dan kebersihan.

Menggunakan sajadah bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga kesucian dan kenyamanan dalam salat, terutama jika berada di tempat yang tidak diketahui kebersihannya.

“Sajadah bukanlah kewajiban, tetapi alat bantu. Jika memungkinkan, tentu lebih baik menggunakannya, namun jika tidak ada, itu tidak menjadi masalah selama tempat salat tetap suci,” kata Buya Yahya.

Selain itu, Buya Yahya juga menekankan pentingnya niat dan khusyuk dalam salat.

“Yang lebih penting dalam salat adalah niat yang tulus dan kekhusyukan dalam beribadah kepada Allah SWT. Jangan sampai kita terlalu terfokus pada hal-hal teknis seperti penggunaan sajadah hingga melupakan esensi dari salat itu sendiri, yaitu mendekatkan diri kepada Allah,” ungkapnya.

Intinya, selama tempat salat suci, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, dan salat tetap sah dilakukan.

Disisi lain, Salat menggunakan sajadah justru bisa menjadi makruh karena memilih sajadah yang bergambar sehingga membuat salat tidak khusyu.

“Apalagi sajadahnya bergambar, malah makruh nanti akhirnya sambil berkhayal. Waktu ada gambar, Nabi menyingkirkannya,” pungkas Buya Yahya.

Bagi sebagian orang, penggunaan sajadah mungkin juga berkaitan dengan aspek budaya dan kenyamanan pribadi.

Sebagai penutup, Buya Yahya mengingatkan agar umat Islam tidak terjebak dalam hal-hal kecil yang bersifat teknis, tetapi lebih fokus pada substansi ibadah. (adk)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral