- dok.ilustrasi freepik
Tafsir Surah An-Nisa Ayat 106, Meski Punya Banyak Dosa Jangan Takut untuk Meminta Ampunan Allah SWT, Lekaslah Taubat
Jakarta, tvOnenews.com-- Sebagai umat muslim sudah seharusnya bisa menjaga sikap dan lisan selama hidup, sehingga tidak perbanyak dosa.
Namun, manusia yang tercipta bukan seperti Nabi, tentu akan ada kesalahan ataupun dosa yang pernah dilakukan.
Dalam surah An-Nisa ayat 106, disampaikan kalau Allah SWT selalu terbuka untuk mengampuni dosa hambaNya.
"Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya untuk memohon ampun. Dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah selamanya, sejak dahulu hingga kini dan masa mendatang, Maha Pengampun atas dosa-dosa yang telah dilakukan oleh hamba-hamba-Nya, Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya yang beriman di dunia dan di akhirat," tafsir singkat Kemenag.
Berikut lafal ayat 106, dikutip dari Quran Kementerian Agama (Kemenag):
وَّاسْتَغْفِرِ اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاۚ
Wastagfirillāh(a), innallāha kāna gafūrar raḥīmā(n).
Artinya: "Mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Dalam tafsir Tahlili, dijelaskan:
Kemudian Allah menyuruh Rasulullah saw meminta ampun kepada-Nya atas sikapnya yang lekas percaya kepada laporan satu pihak yang berperkara karena sesungguhnya Allah Mahabesar ampunan-Nya dan Maha Pengasih dan Penyayang kepada hamba-Nya yang meminta ampun.
Tindakan beliau itu bukanlah suatu kesalahan. Beliau memutuskan dengan ijtihad, dan tuduhan kepada Tu’mah tidak disertai dengan bukti-bukti, lalu beliau percaya keterangan pembelaan famili Tu’mah. Diriwayatkan dari kitab Ṣaḥīḥ Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim sebagai berikut:
عَنْ اُمِّ سَلَمَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَ جَلَبَةَ خَصْمٍ بِبَابِ حُجْرَتِهِ فَخَرَجَ اِلَيْهِمْ فَقَالَ: أَلاَ اِنَّمَا اَنَا بَشَرٌ وَاِنَّمَا اَقْضِي بِنَحْوِ مَا اَسْمَعُ وَلَعَلَّ اَحَدَكُمْ اَنْ يَكُوْنَ اَلْحَنَ بِحُجَّتِهِ مِنْ بَعْضٍ فَاَقْضِيْ لَهُ فَمَنْ قَضَيْتُ لَهُ بِحَقِّ مُسْلِمٍ فَاِنَّمَا هِيَ قِطْعَةٌ مِنَ النَّارِ فَلْيَحْمِلْهَا اَوْ لِيَذَرْهَا (رواه البخاري ومسلم)
“Dari Ummu Salamah bahwasanya Rasulullah saw mendengar keributan orang-orang bertengkar di muka pintu rumahnya, lalu beliau mendatangi mereka.
Beliau berkata, “Ketahuilah bahwa sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia. Aku memutuskan suatu perkara sesuai dengan apa yang kudengar. Mungkin salah seorang kamu lebih pandai mengemukakan alasan dari yang lain, lalu aku mengambil keputusan untuknya.
Maka barang siapa aku tetapkan untuknya hak seorang Muslim, maka sesungguhnya hak itu adalah sepotong api neraka. Maka hendaklah dia memikulnya atau membuangnya.” (Riwayat al-Bukhārī-Muslim). (klw)
Waallahualam