Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik se-Dunia dan Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus.
Sumber :
  • ANTARA

Sebut Mediterania Dosa Besar kepada Migran, Paus Fransiskus: Seharusnya Menjadi Tempat Peradaban...

Kamis, 29 Agustus 2024 - 17:29 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik se-Dunia dan Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus menganggap para migran telah mendapat kuburan saat diperlakukan di Laut Mediterania.

Paus Fransiskus menjelaskan para migran sangat sulit melakukan perjalanan membuat Laut Mediterania membiarkan mereka tidak bisa hidup damai.

"Menuju tempat di mana mereka bisa hidup dalam damai dan aman," ungkap Paus Fransiskus dari laporan kantor berita Vatikan dikutip tvOnenews.com, Kamis (29/8/2024).

Paus Fransiskus menyampaikan bahwa, Laut Mediterania tidak bisa menjaga peradaban akibat membiarkan para migran kesulitan saat berada di perjalanan.

Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik se-Dunia itu menganggap Laut Mediterania menjadi kuburan bagi para migran karena tidak bisa menjaga komunikasi antarbangsa.


Pemimpin tertinggi Gereja Katolik di seluruh dunia dan Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus. (ANTARA/Anadolu/PY)

"Mediterania, yang seharusnya menjadi tempat komunikasi antarbangsa dan peradaban, kini telah menjadi kuburan," terang Paus dalam laporan kantor berita Vatikan.

Ia turut mengecam bagi pihak yang sengaja menghambat perjalanan para migran.

Menurutnya, kematian para migran bisa dicegah apabila tidak ada yang berusaha menghalangi mereka.

"Secara sistematis bekerja, dengan segala cara, untuk menghalangi para migran," tutur Paus.

Ia menyatakan pihak yang sengaja membuat kematian para migran menjadi besar maka mereka telah berbuat dosa.

"Dan ketika hal itu dilakukan dengan penuh kesadaran dan bertanggung jawab, itu merupakan dosa besar," terangnya.

Ia menganggap lautan atau gurun tidak seharusnya menjadi tempat terakhir para migran saat mereka mengalami kematian.

Ia menyampaikan pendapatnya bahwa, ada kejanggalan mengenai undang-undang anti-migran atau mengerahkan militer yang diperketat di perbatasan.

Ia berasumsi cara memperketat undang-undang tersebut untuk menghindari keadaan tragis tersebut tidak berhasil.

"Kita dapat menyelesaikannya dengan baik dengan memperluas jalur yang aman dan teratur bagi para migran," imbuhnya.

"Memfasilitasi tempat berlindung bagi mereka yang melarikan diri dari perang, kekerasan, penganiayaan, dan berbagai bencana. Kita bisa menyelesaikannya dengan mempromosikan tata kelola migrasi global yang berdasarkan keadilan, persaudaraan, dan solidaritas," sambungnya.

Meski begitu, ia mengapresiasi berbagai organisasi terus berupaya dalam mencari cara untuk membantu para migran dan pengungsi di Mediterania dan di tempat lain di dunia.

(ant/hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:54
03:55
05:35
03:29
06:33
02:13
Viral