- Kolase tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official & Unsplash/Bimbingan Islam
Mengerjakan Shalat Subuh di Jam 7 Pagi, Memangnya Masih Boleh? Ustaz Adi Hidayat Tegaskan Hukumnya...
tvOnenews.com - Shalat fardhu' yang memiliki waktu pertama kali dikerjakan dalam satu hari terletak pada Subuh.
Shalat Subuh memiliki waktu pelaksanaan pertama kali sejak fajar shodiq terbit.
Sedangkan pelaksanaan shalat Subuh mempunyai waktu akhir biasa disebut jawaz terletak saat matahari terbit.
Biasanya matahari mulai terbit di suatu daerah pada sebelum jam 6 pagi menandakan waktu mengerjakan shalat Subuh berakhir.
Namun, masih banyak orang memaksa untuk mengerjakan shalat Subuh pada saat jam 7 pagi akibat bangun tidur kesiangan setelah beristirahat di waktu malam hari.
Ilustrasi sujud saat shalat Subuh di pagi hari. (Freepik)
Lantas, apa hukum mengerjakan shalat Subuh di jam 7 pagi? Ustaz Adi Hidayat mengungkapkan kasus ini sebagai berikut.
Seperti apa Ustaz Adi Hidayat menerangkan hukum shalat Subuh saat waktu matahari telah terbit dan dikerjakan pada jam 7 pagi? Simak penjelasannya di sini.
Dinukil tvOnenews.com melalui tayangan channel YouTube Adi Hidayat Official, Jumat (30/8/2024), Ustaz Adi Hidayat menyampaikan soal waktu shalat Subuh.
Ustaz Adi Hidayat mengambil pembahasan ceramah tentang shalat Subuh karena memiliki waktu yang sangat singkat.
Terutama waktu pelaksanaan shalat Subuh menjadi tantangan bagi umat Muslim tengah beristirahat untuk memenuhi kewajiban utamanya.
Direktur Quantum Akhyar Institute itu sering melihat dan sudah memahami masih banyak yang telah shalat Subuh disebabkan karena tidur terlalu lama.
Ia memahami orang yang beristirahat sangat lama memicu meninggalkan shalat Subuh hingga memaksakan ibadahnya di luar ketetapan waktunya.
Ia menjelaskan kisah Rasulullah SAW saat shalat Subuh tidak sesuai dengan waktu pelaksanaannya.
Ia mengatakan dari kisah tersebut maka hukum mengerjakan shalat Subuh pada jam 7 pagi masih dibolehkan mengingat Rasulullah SAW juga pernah menunaikannya di waktu tersebut.
Meski begitu, Ustaz Adi Hidayat menerangkan bahwa, Rasulullah SAW lebih mendahulukan mengerjakan shalat qabliyah Subuh pada waktu pagi hari.
Ia menuturkan bahwa, shalat qabliyah Subuh dianggap penting oleh Rasulullah SAW sebelum menunaikan Subuh di waktu tersebut.
"Para ulama hadits mengatakan, kalau dua rakaat ini tidak penting pada saat itu, mustahil dikerjakan, pasti Nabi akan langsung kepada shalat subuh yang dua rakaat," jelas Ustaz Adi Hidayat.
Pendakwah usia 39 tahun itu menegaskan apabila seseorang telah menunaikan qabliyah langsung dilanjutkan dengan shalat Subuh.
Ia memaparkan alasan shalat Subuh pada jam 7 pagi dibolehkan akibat telat bangun tidur dijadikan sebagai batas akhir waktu ibadahnya.
Misalnya seseorang bangun tidur jam 7 pagi maka waktu tersebut harus dijadikan momentum mengerjakan shalat Subuh karena dihitung batas akhir pelaksanaannya akibat kesiangan.
Ia menyampaikan penjelasan hukum waktu jam 7 pagi masih bisa mengerjakan shalat Subuh dari kisah Rasulullah SAW agar umat Muslim tidak meninggalkan ibadah wajibnya.
"Jika seseorang itu kemudian bangun dari tidurnya melewati batas shalatnya, keluar sabda Nabi 'Itulah waktu shalatnya', tunaikan waktu shalat yang bangun dari tidur, itulah waktunya," terangnya.
Namun, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan agar shalat Subuh dikerjakan tepat waktu meski hukum menunaikan pada jam 7 pagi masih sah.
Ia mengatakan hukum tersebut hanya berlaku apabila tidak sengaja telat bangun tidur.
Sebaliknya, ia menegaskan apabila seseorang sengaja shalat Subuh di waktu tersebut maka terhitung dosa.
"Misalnya seseorang terlampau lelah capek, tapi ingat bukan yang disengaja ya, bukan begadang nonton bola misalnya, kemudian ketiduran kemudian telat subuh, itu dosa," tegasnya.
"Tapi ada yang hal-hal yang kadang tidak kita rencanakan, misal capek dari pekerjaan pulang jam satu malam," lanjutnya.
"Kemudian setelah itu Anda mandi, Anda kemudian shalat dulu, bahkan sempat tahajud sampai setengah tiga, sudah itu tiduran, begitu bangun jam 7," tambahnya.
Lanjut, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan kisah Rasulullah SAW menunaikan shalat Subuh di pagi hari berangkat dari cerita Bilal bin Rabah.
Pendakwah asal Pandeglang itu menuturkan kala itu Rasulullah SAW bersama Bilal bin Rabah dan para sahabatnya sedang melakukan perjalanan jauh.
Rasulullah SAW meminta kepada Bilal bin Rabah pada saat malam hari agar dibangunkan ketika terdengar kumandang adzan Subuh.
Hal ini bertujuan agar Rasulullah SAW mengerjakan Subuh tepat waktu, yakni pada saat fajar shodiq.
Bilal bin Rabah menyanggupi permintaannya untuk membangunkan Rasulullah SAW di waktu Subuh.
Sayangnya Bilal bin Rabah ikut meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk tidur sebentar.
Waktu tidur tersebut menjadi malapetaka bagi Bilal karena tidak membangunkan Rasulullah SAW untuk mengerjakan shalat Subuh.
Rasulullah SAW pun langsung memarahi Bilal jika tidak sanggup maka tak usah berjanji.
Meski demikian, Rasulullah SAW mempunyai keteguhan hati dan langsung menyuruh Bilal mengambil air wudhu untuk shalat qabliyah dan dilanjutkan menunaikan Subuh pada pagi hari.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)