- istockphoto
Kisah Ashabul Kahfi Diceritakan untuk Jadi Petunjuk Umat Nabi Muhammad SAW, Tafsir Ayat 13
Jakarta, tvOnenews.com - Ashabul Kahfi adalah salah satu kisah yang diceritakan dalam surah Al Kahfi.
Al Kahfi adalah surah yang disarankan dibaca setiap hari jumat.
Ada beberapa keutamaan dari membaca surah Al Kahfi di hari jumat, salah satunya diberikan cahaya antara dirinya dan Ka’bah.
Berikut isi lengkap hadits yang menjelaskan keutamaan tersebut.
بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jumat, ia akan diterangi dengan cahaya di antara ia dengan Ka’bah.” (HR. Ad-Darimi dalam Sunan-nya no. 3450, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib no. 736.)
Sementara dalam surah Al Kahfi ayat 13, kisah Ashabul Kahfi diceritakan untuk menambahkan petunjuk kepada umat Nabi Muhammad SAW.
Allah SWT berfirman,
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَقِّۗ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ
Naḥnu naquṣṣu ‘alaika naba'ahum bil-ḥaqq(i), innahum fityatun āmanū birabbihim wa zidnāhum hudā(n).
Artinya: Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami menambahkan petunjuk kepada mereka.
Tafsir Surah Al Kahfi Ayat 13
Dalam tafsir ringkas yang ada di Qur’an Kementerian Agama (Kemenag), kisah Ashabul Kahfi diceritakan dengan rinci kepada Nabi Muhammad SAW karena kisah mereka penting dan menakjubkan.
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dengan keimanan yang benar, tetapi mereka ditindas oleh penguasa pada masanya maka Kami kukuhkan iman mereka dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka kepada jalan yang benar.
Tafsir Tahlili
Sementara jika ditafsirkan lebih mendalam, pada ayat ini, Allah SWT mulai menguraikan kisah Ashabul Kahfi, yang pada ayat-ayat sebelumnya telah disampaikan secara global.
Allah mengatakan kepada Rasul SAW bahwa kisah yang disampaikan ini mengandung kebenaran.
Maksudnya diceritakan menurut kejadian, tidak seperti yang dikenal oleh bangsa Arab.
Mereka telah mengenal kisah pemuda-pemuda penghuni gua ini, akan tetapi dalam bentuk yang berbeda.
Umayyah bin Abi Salt, seorang penyair Arab zaman permulaan Islam dari Bani Umayyah (w. 9 H), pernah dalam sebuah baitnya menyebut gua ini, yang menunjukkan bahwa bangsa Arab telah mengenal kisah ini.
Baitnya berbunyi:
وَلَيْسَ بِهَا إِلاَّ الرَّقِيْمُ مُجَاوِرًا وَصَيْدُهُمُوْ وَالْقَوْمُ هُجَّدًا
Artinya: Tidak ada di situ kecuali ar-Raqim (batu bertulis) yang berada di dekatnya serta anjingnya. Sedang kaum itu tidur dalam gua.
Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa sesungguhnya para penghuni gua itu adalah para pemuda yang beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa dengan penuh keyakinan.
Meskipun masyarakat mereka menganut agama syirik, tetapi mereka dapat mempertahankan keimanan mereka dari pengaruh kemusyrikan.
Memang para pemuda pada umumnya mempunyai sifat mudah menerima kebenaran, mereka lebih cepat menerima petunjuk ke jalan yang benar dibandingkan dengan orang-orang tua yang sudah tenggelam dalam ajaran-ajaran yang batil.
Oleh karena itu, dalam sejarah, terutama sejarah perkembangan Islam, para pemuda yang lebih banyak pertama kali menerima ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Adapun orang tua, seperti tokoh-tokoh Quraisy, tetap mempertahankan ajaran agama yang salah, sedikit sekali di antara mereka yang menerima ajaran Islam.
Wallahu’alam
(put)