- Kolase tangkapan layar YouTube Emaan & Badan Penghubung Provinsi Kepulauan Babel
Tolong Hindari Tempat ini saat Shalat Berjamaah Berlangsung di Masjid, Syekh Ali Jaber Bilang Sangat Merugikan
tvOnenews.com - Shalat berjamaah dalam masjid memiliki keutamaan paling dahsyat daripada dikerjakan sendiri.
Shalat berjamaah akan memberikan keutamaan mendapat pahala yang dilipat gandakan saat dikerjakan dalam masjid.
Salah satu hadits menjelaskan shalat berjamaah dalam masjid akan memberikan pahala utama sebanyak 27 derajat, Rasulullah SAW bersabda:
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
Artinya: "Shalat berjamaah lebih utama 27 derajat dibanding shalat sendirian." (HR. Muslim)
Namun, almarhum Syekh Ali Jaber pernah menyampaikan meski shalat berjamaah bisa meraih banyak pahala jangan mengerjakan di tempat ini saat ditunaikan dalam masjid.
Ilustrasi shalat berjamaah di masjid. (Freepik)
Lantas, dimana tempat menjadi larangan untuk mengerjakan shalat berjamaah di dalam masjid? Almarhum Syekh Ali Jaber menjelaskan alasannya sebagai berikut.
Seperti apa almarhum Syekh Ali Jaber menerangkan ada tempat yang dilarang saat bergabung shalat berjamaah di masjid? Mari simak penjelasannya di sini.
Dilansir tvOnenews.com melalui tayangan channel YouTube Yayasan Syekh Ali Jaber, Minggu (1/9/2024), almarhum mantan Imam Besar Masjidil Haram itu pernah membahas tentang shalat berjamaah.
Mulanya almarhum Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa, Allah SWT lebih menyukai hamba-Nya yang mengutamakan shalat berjamaah.
Terutama bagi kalangan laki-laki mengerjakan shalat berjamaah dalam masjid sangat dianjurkan dalam syariat agama Islam.
Meski begitu, ia berharap agar saat seseorang menunaikan shalat berjamaah memperhatikan tempat dan area ibadahnya.
Ia menyampaikan hal tersebut agar shalat berjamaahnya bisa dikerjakan secara khusyuk dan meraih pahala besarnya.
Almarhum mantan Imam Besar Masjid Nabawi sejak 13 tahun itu memaparkan alasan ada area yang terlarang mengerjakan shalat.
Ia menyebutkan shalat dalam masjid juga memiliki tempat tertentu agar tidak mengganggu orang lain.
Ia menjelaskan apabila seseorang menunaikan di tempat terlarang akan mengganggu orang lain yang melintas area tersebut.
Hal ini berdampak ibadah shalatnya terganggu karena dikerjakan berada di jalur sering dilewati orang banyak.
Sebaliknya, orang yang melintas di depannya saat shalat juga bisa mendapatkan dosa.
"Ada salah juga orang yang shalat," ungkap almarhum Syekh Ali Jaber.
Ia berpendapat karena ujung sajadah atau tempat sujud saat ibadah berlangsung tidak boleh dilewati karena sebagai pembatas shalat.
Ia mengatakan hal ini karena mengingat ucapan Rasulullah SAW terkait lebih baik menunggu puluhan tahun daripada melintas di depan orang sedang shalat.
Maka, ia berharap agar seseorang bisa menempatkan posisi shalatnya dengan baik agar bisa memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
"Orang yang shalat mohon diposisikan juga tempatnya," pesannya.
Ia menyampaikan tempat terlarang untuk mengerjakan shalat terletak di depan pintu masjid.
Meski seseorang mendapat bagian shaf paling belakang atau samping diusahakan tidak boleh shalat depan pintu masjid.
"Ada orang shalatnya tapi di depan pintu, terus setiap ada orang mau lewat (dihalangi), itukan enggak boleh," jelasnya.
"Yang salah di sini siapa, bukan orang yang lewat, orang yang shalat karena memang dia berdiri di tempat orang jalan," sambungnya.
"Jadi harus juga kita orang-orang yang shalat posisikan tempat," tambahnya.
Almarhum Syekh Ali Jaber juga mengatakan larangan ini berlaku untuk shalat sunnah atau pun dikerjakan sendiri dalam masjid.
Hal ini mengingatkan masih banyak orang yang sengaja mengerjakan shalat sendiri di dekat pintu masjid.
"Saat Anda pindah tolong jangan shalat sunnah depan pintu atau pas dekat tangga, jadi orang lewat malah kita larang," terangnya.
Almarhum mantan Juri Hafiz Indonesia itu sangat mendukung apabila shalat dikerjakan pada shaf pertama.
Menurutnya, shaf pertama menjadi tempat sakral untuk tidak boleh dilintasi banyak orang.
"Tapi kalau ada orang shalat di shaf pertama, ada orang mau lewat kita berhak untuk halangi dia, enggak boleh lewat," tandasnya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)