Sirah Nabawiyah: Kisah Nabi Muhammad SAW Muda yang Bertemu Rahib Bahira.
Sumber :
  • pixabay

Sirah Nabawiyah: Kisah Nabi Muhammad SAW Muda yang Bertemu Rahib Bahira

Kamis, 5 September 2024 - 16:11 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Kedatangan Nabi Muhammad SAW di muka bumi sudah tercantum dalam Injil dan Taurat.

Injil adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Isa AS untuk umat Nasrani.

Sementara, kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS untuk bani Israel.

Oleh karenanya, saat seorang Rahib bertemu dengan Nabi Muhammad SAW yang saat itu sedang pergi bersama pamannya, ia langsung memberikan pesan penting.

Berikut kisahnya yang dilansir tvOnenews.com dari Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri.

Ketika Rasulullah berusia dua belas tahun (menurut riwayat lain, dua belas tahun dua bulan sepuluh hari), pamannya, Abu Thalib, membawanya berdagang ke negeri Syam.

Hingga mereka sampai di suatu tempat bernama Bushra yang masih termasuk wilayah Syam dan merupakan ibukota Hauran. 

Ketika itu, Syam merupakan ibukota negeri-negeri Arab yang masih mengadopsi undang-undang Romawi. 

Di negeri inilah dikenal seorang Rahib (pendeta) yang bernama Bahira (ada yang mengatakan nama aslinya adalah Jarjis). 

Ketika rombongan tiba, dia langsung menyambut, padahal sebelumnya dia tidak pernah melakukan hal itu.

Kemudian Rahib Bahira berjalan di sela-sela rombongan hingga sampai kepada Nabi Muhammad SAW lalu memegang tangannya sembari berkata, 

"Inilah penghulu alam semesta, inilah utusan Rabb alam semesta, dia diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi alam semesta ini." 

Abu Thalib dan pemuka kaum Quraisy bertanya kepadanya, 

"Bagaimana anda tahu hal itu?" Dia menjawab, 

"Sesungguhnya ketika kalian muncul dan naik dari bebukitan, tidak satupun dari bebatuan ataupun pepohonan melainkan bersujud terhadapnya, dan keduanya tidak akan bersujud kecuali terhadap seorang Nabi. Sesungguhnya aku dapat mengetahuinya melalui tanda kenabian yang terletak pada bagian bawah tulang rawan pundaknya yang bentuknya seperti apel. Sesungguhnya kami mengetahui hal tersebut dari kitab suci kami." 

Kemudian sang Rahib mempersilakan mereka dan menjamu mereka secara istimewa.

Setelah itu, dia meminta kepada Abu Thalib agar memulangkan keponakannya tersebut ke Makkah dan tidak membawanya serta ke Syam sebab khawatir bila tertangkap oleh orang orang Romawi dan Yahudi. 

Akhirnya, pamannya mengirim Nabi Muhammad SAW pulang bersama sebagian anaknya ke Makkah.

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:54
03:55
05:35
03:29
06:33
02:13
Viral