- Antara
Ceramah Habib Rizieq Hargai Paus Fransiskus Bikin Adem, HRS Ternyata Hafal Menjelaskan Tentang Misa Suci
Jakarta, tvOnenews.com - Habib Rizieq Shihab membahas kedatangan Pimpinan Gereja Katolik se-Dunia, Sri Paus Fransiskus dalam suatu ceramah.
Habib Rizieq menjelaskan soal Misa Suci Akbar yang langsung dipimpin oleh Paus Fransiskus di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024) kemarin.
Habib Rizieq sangat mendukung adanya acara Misa Suci Akbar dipimpin Sri Paus Fransiskus sebagaimana bentuk toleransi antaragama.
"Jangan kita membuat gaduh, jangan kita membuat kacau, jangan. Hormati beliau (Paus Fransiskus) sebagai tamu negara," ungkap Habib Rizieq Shihab dikutip tvOnenews.com dari kanal YouTube Markaz Syariah TV, Sabtu (7/9/2024).
Pria memiliki sapaan akrab HRS itu menunjukkan dirinya sangat mengetahui tentang acara Misa Akbar seperti yang dipimpin oleh Paus Fransiskus.
Sri Paus Fransiskus saat baru tiba sebelum memulai memimpin Misa Suci Akbar umat Katolik di SUGBK, Kamis (5/9/2024). (tvOnenews.com/Julio Trisaputra)
Ia menyampaikan bahwa tidak hari tertentu untuk melaksanakan Misa dilakukan oleh umat Katolik.
Ia menyebutkan bahwa, Misa boleh dilakukan baik pada hari Senin hingga Minggu.
"Hanya saja kalau Misa dilakukan di Jumat pertama itu Misa Agung, Misa besar di kalangan umat Katolik saudara," jelasnya.
Meski begitu, mantan pendiri dan pemimpin kelompok Front Pembela Islam (FPI) itu menyarankan agar umat Muslim tetap tidak menghadiri acara selain dalam agenda agama Islam.
Ia menerapkan soal urusan agama lain tidak boleh dicampuradukkan atau ikutserta karena umat Muslim harus tetap memegang prinsip "Lakum Dinukum Waliyadin".
"Nah apa pun namanya apakah Misa Jumat pertama atau misa-misa yang lainnya, umat Islam tidak boleh hadir itu karena itu murni acara ritual keagamaan," terangnya.
Lanjut, Habib Rizieq menjelaskan agenda Misa Suci biasanya dalam bentuk ritual keagamaan meliputi tobat, pemberkatan hingga berdoa bersama.
Ia menyampaikan bahwa, acara tersebut memiliki misi tertentu dalam menyebarluaskan agama mereka khususnya Katolik.
"Untuk supaya yang hadir diberkati, diarahkan bubar dari sana diberikan tugas misi untuk menyebarluaskan agamanya ke seluruh dunia," tuturnya.
"Nah jadi Misa itu semacam ritual agama ibadah untuk pertaubatan dan lain sebagainya" sambungnya.
"Tapi pada akhirnya diberkati untuk melaksanakan misi. Ada misi yang diberikan kepada semua yang hadir," lanjutnya lagi.
Ia berpendapat penyebarluasan ajaran agama Katolik meliputi dari tiga bentuk acara besar di antaranya ada Misi, Misa, dan Misionaris.
Meski demikian, ia menganggap agenda puncak terbesar yang dilakukan umat Katolik terletak pada Misionaris.
"Tapi pada akhirnya diberkati untuk melaksanakan misi. Ada misi yang diberikan kepada semua yang hadir," ungkapnya.
Ia kembali mengingatkan agar umat Muslim jika ada acara agama lain tidak diperbolehkan datang karena agenda tersebut kemurnian diadakan oleh mereka.
"Tapi kita bicara Misa sebagai ibadah bagi umat Katolik murni dia merupakan acara ritual ibadah orang Islam enggak boleh datang, haram kalau orang Islam itu datang saudara," tegasnya.
Ia menganggap umat Muslim tidak boleh mengganggu Misa diibaratkan seperti salah satu bentuk ibadah yang dilakukan umat Katolik.
Menurutnya, Misa sebagaia ibadah yang dilakukan secara berjamaah, seperti halnya umat Muslim mengerjakan shalat berjamaah di masjid.
"Misa itu ibadah seperti kita shalat berjamaah. Agama lain enggak boleh ikut," katanya.
"Lagi pula kalau umat Islam ikut ke sana mau ngapain? Jangan-jangan nanti umat Katolik tersinggung," tandasnya.
Sebelumnya Paus Fransiskus telah melaksanakan perjalanan apostolik pertama kalinya ke Asia Pasifik yang memilih Indonesia.
Perjalanan pria bernama lahir Jorge Mario Bergoglio itu saat mengunjungi Indonesia dari tanggal 3-6 September 2024.
Terkini, Paus sedang kembali melakukan agenda perjalanan apostoliknya di Papua Nugini setelah meninggalkan Indonesia pada Jumat (6/9/2024).
(hap)