- dok.ilustrasi freepik
Punya Hobi Marahi Suami di Depan Orang Lain, Apakah Diperbolehkan? Aisah Dahlan Singgung Peran Istri Sebaiknya Harus Apa Dapat Kasih Sayang
Jakarta, tvOnenews.com-- Setiap pasangan suami dan istri berusaha menjaga komunikasi untuk tetap harmonis.
Terkadang tanpa sadar, istri suka memarahi suami di depan orang lain.
Hal ini tentu tak lepas, dari bagaimana memahami karakter masing-masing yang ternyata pria dan wanita itu berbeda dari segi otaknya.
Namun ini jarang dipahami oleh kedua pihak.
Dalam ceramah singkatnya, dr Aisah Dahlan menjelaskan kalau alasan pria (suami) suka marahi istri karena tidak dihargai.
Maksudnya, dari segi otak hipotalamus pria lebih besar, saat dia dimarahi atau ditegur istri di depan orang lain akan mudah tersinggung.
Seringkali tanpa disadari berbincang atau kumpul keluarga, istri menegur, menyalahkan atau semacamnya suami di depan orang.
Situasi tersebut, akan memicu respon dua yaitu akan marah ke istri atau pergi meninggalkan karena marah.
"Itu karena hipotalamus bersambung dengan batang otak bersambung dengan otak reptil. Sehingga pada saat dihipotalamus itu ya dia tersinggung, karena sifat kepemimpinannya ya tanpa kita sadari, kita injak injak maka batang otaknya tegang dan dia (suami) fight or flight (dia menyerang atau pergi)," ujar dr Aisah Dahlan dikutip dari YouTube nasehatdiriku, Senin (9/9/2024).
Hipotalamus dipahami sebagai bagian otak, yang berfungsi mengeluarkan hormone dalam mengendalikan organ dan sel tubuh.
Meskipun hipotalamus ukuran yang kecil, namun punya kendali untuk memberikan respons terhadap berbagai stimulus.
Seperti mengatur sistem endokrin (hormonal), dan mengontrol sistem saraf otonom seperti suhu tubuh, asupan makanan, rasa haus, mengontrol emosi.
Hipotalamus pada otak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan, seperti ukuran hipotalamus laki-laki yang lebih besar dan keberadaan hormone oksitosin.
Kendatinya, Ustazah Aisah Dahlan mengatakan pantang kalau berbicara dengan pria atau suami ataupun anak dalam keadaan perut lapar.
Hal ini akan mempengaruhi respon dan tingkah emosionalnya terhadap istri atau ibunya. Seperti saat berdiskusi atau memberikan pendapat.
"Dia serang kita kembali atau pergi meninggalkan kita. saya juga dulu keliru. Saya sangka perempuan punya kebebasan lagi untuk mengungkapkan bahwa dia keliru, iya tapi nggak mau di depan orang," jelas dr Aisah Dahlan.
"Ini lagi kita harus berani rubah perubahan. Kalau mau mental kita sehat dan hubungan kita dengan yang namanya suami masing-masing itu jadi tambah mesra.," pesan Ustazah Aisah yang juga berprofesi sebagai Ahli Parenting dan dokter. (Klw).
Waallahualam