- dok.laporan BPS soal Kepuasan Haji
Kepuasan Jemaah Haji 2024 Masuk Kategori Memuaskan, Ini Tanggapan Kemenag
Jakarta, tvOnenews.com-- Kabar terbaru soal haji 2024 menurut data masuk kategori memuaskan.
Hal ini disampaikan dalam acara Kementerian Agama bersama Badan Pusat Statistik (BPS) di Jakarta. Dalam data yang dirilis, melaporkan indeks kepuasan haji jemaah Indonesia (IKHJI) di tahun 2024 sangat memuaskan dengan mencapai angka (skor) 88,20.
Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief hasil ini tak lepas dari kerjasama antara petugas dan semua pihak terkait.
Mengingat situasi Haji 2024 berbeda karena di tengah Pandemi Covid-19.
"Alhamdulillah tadi pagi kita melihat paparan dari BPS dan berdiskusikan beberapa hal terkaitnya, hasil survei ya yang untuk tahun ini mendapatkan kenaikan secara umum yaitu dan skor 88,20," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief di Jakarta, Jumat (20/9/2024).
"Artinya kenaikan cukup signifikan karena memang perolehan tertinggi perhidayannya pasca covid itu tahun 2022, dimana waktu itu jumlah masih 50% dan sampai 90,26 ya," jelasnya.
Menurut Hilman Latief, angka ini lebih tinggi dari tahun 2023, dengan perlu adanya berbagai perbaikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Haji.
Selain peningkatan respons jemaah yang positif terhadap inovasi-inovasi yang kita lakukan dari mulai pelayanan di dalam negeri, di luar negeri, transportasi, makanan, konsumsi, hotel juga banyak kemajuan diperoleh pada saat puncak haji, pada saat puncak haji, terutama di Arafah dam Mina apresiasi juga diberikan oleh jemaah pada kita," tambahnya.
"Baik untuk pelayanan akomodasinya, untuk konsumsi dan juga transportasi pada saat puncak haji. Nah dari catatan tadi kita, melihat bahwa meskipun ada kenaikan tetapi catatan highlightnya adalah untuk akomodasi perlu mendapatkan perbaikan yang signifikan ya di masa akan datang," ungkap Hilman Latief.
Dalam kesempatan yang sama, hasil kepuasan haji itu disebut IKHJI, didapatkan oleh BPS setelah melakukan survei terhadap terhadap 14.000 sampling.
Berikut isi laporan data IKHJI 2024, secara rinciannya:
-Penilaian untuk Transportasi Bus Shalawat mendapatkan hasil 91,61 atau tambah 1,70 poin dari angka sebelumnya 89,91.
-Penilaian untuk Transportasi Bus Antarkota mendapatkan nilai 91,81 atau tambah 1,70 poin dari 89,90 .
-Penilaian untuk Hotel mendapatkan nilai 89,75 atau tambah 0,86 poin dari 88,89.
-Penilaian untuk Petugas Haji mendapatkan nilai 88,97 atau tambah 1,47 poin dari 87,50.
-Penilaiann untuk Konsumsi Non-Armuzna mendapatkan nilai 88,75 atau tambah 2,30 poin dari 86,45.
-Penilaian untuk Ibadah mendapatkan nilai 88,02 atau tambah nilai 1,58 poin dari 86,44.
-Penilaian untuk Lainnya (umum) mendapatkan nilai 86,66 atau tambah nilai 2,88 poin dari 83,78.
-Penilaian untuk Transportasi Bus Armuzna mendapatkan nilai 85,20 atau tambah nilai 6, 84 poin dari 78,36.
-Penilaian untuk Konsumsi Armuzna mendapatkan nilai 84,77 atau tambah 11,20 poin dari 73,57.
-Penilaian untuk Tenda mendapatkan nilai 76,10 atau tambah 3,16 poin dari 72,94.
"Semua jenis layanan telah mencapai kriteria 'sangat memuaskan', kecuali layanan tanda dan konsumsi Armuzna," jelas bunyi laporan BPS.
Maka berdasarkan data itu, secara umum, jemaah haji Indonesia telah menerima semua pelayanan yang diberikan oleh pemerintah secara “sangat memuaskan”.
"Hasil survei BPS tahun 2024 indeks kepuasaan jemaah haji sebesar 88.20,” ujar Kepala Subdirektorat Pengembangan Basis Data BPS Joko Parmiyanto.
Sehubungan dengan naiknya indeks kepuasan Haji, disampaikan Hilman Latief karena adanya kerjasama baik antar petugas yang bertugas.
Namun, untuk urusan seputar layanan Tenda Haji, diakui memang perlu adanya perbaikan lebih baik kedepannya.
"Dari sisi petugas itu cukup diapresiasi banyak tadi sudah saya sampaikan di paparan bahwa beberapa itu petugas diapresiasi. Tentang tenda, tadi nilainya masih rendah ya Pak, 70 sekian nanti untuk pemenang langkahnya ke depan," ungkapnya .
"Jadi begini, tendanya itu bagus, banyak, tapi memang jemaahnya banyak jadi maksudnya tenda itu adalah lebih kepada maknanya ya, kepada kapasitas, sebetulnya rasio jumlah jemaah kita di satu lokasi tertentu untuk menempati tenda-tenda digunakan oleh mereka yang ramai," sambung Hilman.
"Kemarin karena masalah kepadatan kalau padatnya iya, tugas dari Kementerian Agama menjaga bagaimana agar jangan sampai terjadi kepadatan berlebihan tentu dari sini, masalah infrastrukturnya itu kewenangan dari pemerintah setempat," pesan Hilman Latief menjawab pertanyaan wartawan. (klw)