- Istockphoto
Surah Al-Baqarah Ayat 61: Kaum Nabi Musa AS Mengalami Kemiskinan Akibat Tidak Bersyukur
tvOnenews.com - Surah Al-Baqarah Ayat 61 mempunyai tafsir yang membahas tentang hidup kemiskinan dialami kaum Nabi Musa AS.
Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 61 melanjutkan pembahasan dari ayat-ayat sebelum terkait kisah kezaliman Bani Israil.
Tafsir beberapa ayat Surah Al-Baqarah sebelumnya menjelaskan adanya malapetaka terhadap orang-orang zalim.
Orang-orang zalim tersebut adalah Bani Israil karena mengubah syariat sujud atas perintah Allah SWT menjadi dengan cara mengangkat kepala.
Hal itu membuat Allah SWT akan menurunkan siksaan yang datang dari langit untuk mereka setelah mengubah perintah Allah SWT.
Ilustrasi Al-Quran. (Pexels)
Namun, Allah SWT masih ingin melihat sejauh mana keimanan Bani Israil melalui mukjizat Nabi Musa AS selain membelah lautan.
Nabi Musa AS mendapat perintah untuk memukul batu menggunakan tongkatnya saat melakukan perjalanan dengan Bani Israil di gurun Sinai.
Dari tongkatnya menjadi mukjizat Nabi Musa AS membuat batu tersebut mengeluarkan dua belas mata air dan kenikmatan al-mann dan as-salwa atas rezeki dari Allah SWT.
Terkini, kaum Nabi Musa AS mengalami hidup kemiskinan menjadi pembahasan menarik dalam tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 61.
Dikutip tvOnenews.com melalui Quran Kemenag, tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 61 ini berjudul "Kaum Nabi Musa AS Mengalami Kemiskinan Akibat Tidak Bersyukur".
Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 61
وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نَّصْبِرَ عَلٰى طَعَامٍ وَّاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ مِنْۢ بَقْلِهَا وَقِثَّاۤىِٕهَا وَفُوْمِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۗ قَالَ اَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ اَدْنٰى بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ ۗ اِهْبِطُوْا مِصْرًا فَاِنَّ لَكُمْ مَّا سَاَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ ࣖ
Bacaan Latin: Wa iz qultum yaa muusaa lan nasbira ‘alaa ta‘aamiw waahidin fad‘u lanaa rabbaka yukhrij lanaa mimmaa tumbitul-ardu mim baqlihaa wa qissaa'ihaa wa fuumihaa wa ‘adasihaa wa basalihaa, qaala atastabdiluunal-lazii huwa adnaa bil-lazii huwa khair(un), ihbituu misran fa inna lakum maa sa'altum, wa duribat ‘alaihimuz-zillatu wal-maskanatu wa baa'uu bigadabim minallaah(i), zaalika bi'annahum kaanuu yakfuruuna bi'aayaatillaahi wa yaqtuluunan- nabiyyiina bi gairil-haqq(i), zaalika bimaa ‘asaw wa kaanuu ya‘taduun(a).
Artinya: (Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan. Maka, mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota. Pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena sesungguhnya mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu ditimpakan karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas." (QS. Al-Baqarah, 2:61)
Tafsir ayat 61 ini menekankan sikap-sikap tidak menyenangkan yang ditunjukkan oleh Bani Israil kepada Nabi Musa AS.
Bani Israil seraya berkata mereka tidak tahan kenikmatan dengan satu jenis hidangan makanan yang hanya disantap oleh mereka.
Mereka mengatakan kepada Nabi Musa AS untuk memohon kepada Allah SWT agar didatangkan makanan dan minuman yang bermacam-macam.
Hal ini berdasarkan mereka tidak tahan dengan makanan al-mann dan as-salwa atas hindangan dari Allah SWT.
Misalnya mereka meminta berbagai macam makanan seperti sayuran, mentimun, bawang putih, kacang adas, serta bawang merah.
Sontak, Nabi Musa AS langsung menjawab permintaan kaumnya dengan nada marah.
Nabi Musa AS menganggap kaumnya meminta sesuatu yang dianggap buruk dari al-mann dan as-salwa.
Meski begitu, Nabi Musa AS seraya berseru agar Bani Israil meninggalkan gurun Sinai jika tetap bersikeras ingin menikmati bermacam-macam makanan.
Bani Israil mendapat anjuran untuk pergi ke kota yang memiliki berupa-rupa makanan dan minuman agar tidak hanya menyantap al-mann dan as-salwa.
Kemudian, Bani Israil mendapat cobaan berat atas kenistaan dan tidak menunjukkan rasa syukur mereka.
Mereka harus merasakan kemiskinan hidup dari rezeki atau harta atas balasan tidak pernah bersyukur atas kenikmatan-Nya.
Kaum Nabi Musa AS itu juga kembali mendapat kemurkaan dari Allah SWT lantaran mereka telah ingkar kepada-Nya.
Kemurkaan tersebut meliputi membuat Bani Israil mendapat kenistaan dan kemiskinan akibat sering kali mengingkari ayat-ayat Allah SWT.
Tak hanya itu, mereka juga membunuh para nabi tanpa hak atau alasan yang jelas sebagai bentuk pengingkaran.
Hal itu menjadi bukti sebagai balasan akibat Bani Israil selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku tidak terpuji.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)