- Kolase tangkapan layar YouTube Al-Bahjah TV & Istockphoto
Meski Suka Pelihara di Rumah, Tolong Jangan Pernah Menggendong Kucing karena Ada Tanda-tanda ini Kata Buya Yahya
tvOnenews.com - Kucing selama ini telah menjadi hewan kerap kali hidup yang selalu berdampingan dengan manusia karena suka dipelihara dalam rumah.
Kucing juga biasa selalu masuk rumah membuat penghuninya merasa bahagia kedatangan hewan imut tersebut.
Terutama ketika seseorang mempunyai hobi pelihara hewan kucing dapat membuatnya selalu ingin bermain di dalam rumah.
Hal ini mengingatkan kucing sebagai salah satu hewan selalu menunjukkan tingkah laku yang lucu dan menggemaskan sambil mengajak bercanda di rumah.
Tak hanya itu, kucing kerap kali harus mendapat sikap manja oleh orang rumah dengan cara menggendong hewan tersebut penuh kasih sayang.
Ilustrasi hewan kucing saat tidur di atas sofa rumah. (IstockPhoto)
Kucing juga membuat orang rumah harus membutuhkan biaya lebih untuk perawatannya selama dipelihara.
Namun, Buya Yahya mengingatkan agar orang yang pelihara kucing dalam rumah harus berhati-hati saat menggendong hewan tersebut.
Buya Yahya menyampaikan ada tanda-tanda ini saat seseorang menggendong kucing di dalam rumah.
Dimana tanda-tanda berasal dari kucing ketika hewan imut tersebut digendong oleh penghuni rumah? Buya Yahya menjelaskan alasannya.
tvOnenews.com mengutip dari kanal YouTube MicroStrategy, Rabu (25/9/2024), Buya Yahya membahas hewan kucing.
Dalam suatu kajiannya, Buya Yahya seperti biasanya meluangkan jemaah untuk bertanya kepadanya.
Jemaah tersebut bertanya terkait hewan kucing yang dipeliharanya dalam rumah selalu mengkhawatirkan dirinya.
Ia mengkhawatirkan ketika dirinya menggendong kucing akan menimbulkan proses pemindahan najis.
Ia merasa takut najis berasal dari kucing akan pindah lantaran hewan tersebut tidak selalu bersih karena suka buang air kecil sembarangan.
Ia juga bertanya terkait kucing yang tidur bersamanya akan berpotensi memunculkan najis di kasurnya.
"Apakah najis atau tidak ya kalau kucing digendong ataupun tidur di sisi kucing?," tanya jemaah Buya Yahya.
Ia mengakui dirinya selalu terkena najis karena tidak dibasuh saat dirinya tak mengetahui kucingnya buang air kecil.
"Soalnya kalau buang air kecil sama kotorannya tidak dibasuh, otomatiskan najis," jelas jemaah tersebut kepada Buya Yahya.
Pendakwah bernama asli KH Yahya Zainul Ma'arif itu menjawab pertanyaan jemaahnya yang merasa takut perihal najis berasal dari kucing.
Buya Yahya menjelaskan dari kisah zaman para Rasul bahwasanya saat kucing buang kotoran tidak ada kegiatan istinja.
"Mulai dari zaman Nabi Adam sampai hari ini dari Barat, Timur, Utara, Selatan tidak ada kucing kalau habis buang air lalu ada yang nyebokin enggak ada," jelasnya.
Buya Yahya meyakini kotoran kucing tidak pernah ada yang membersihkan istinjanya dari zaman para Rasul.
"Mulai kapan? Basuh kucing di istinja atau kambing di istinja ini tidak ada," terangnya.
Ia memahami jemaahnnya ketika menggendong hewan kesayangan yang imut tersebut akan memindahkan najis ke tubuhnya.
Ia berpendapat bahwa kotoran kucing yang menempel ke tubuh majikannya juga bisa membawa penyakit akibat digendong dengan penuh kasih sayang.
"Jadi khawatir ini makanya sengaja kami tekankan begini, khawatir sudah masuk wilayah was-was juga penyakit yang sering menjangkit sebagian orang was-was," paparnya.
Lanjut, pengasuh LPD Al Bahjah, Cirebon itu menyanggah pandangan najis berpindah disebabkan kucing.
Ia pun mengambil contoh berdasarkan kisah kegiatan tawaf yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Ia menuturkan tawaf sering dilakukan oleh kucing karena hewan tersebut selalu melakukan kegiatan tersebut di sekeliling manusia.
Hal ini mengacu pada kucing selalu memperlihatkan kegemasannya dengan wajah yang imut kepada majikannya.
Dari kegiatan tawaf tersebut menunjukkan kucing diibaratkan seperti berkeliling memutari Ka'bah dalam kegiatan ibadah umrah dan haji.
"Jadi pada zaman nabi itu benar tawaf itu dianggap termasuk makhluk yang biasa mondar-mandir," imbuhnya.
Namun, Buya Yahya tidak menghalangi jika majikannya punya kebiasaan atau hobi menggendong kucing dengan alasan ini.
Ia menyampaikan alasannya bahwa bulu kucing dapat menghalangi kotoran yang dibuang oleh hewan tersebut.
Meski begitu, pendakwah usia 51 tahun itu menyebutkan agar tangan seseorang tidak boleh dalam keadaan basah saat menggendong kucing.
Terutama ketika tangan seseorang basah menyentuh tempat pembuangan kotoran atau kencingnya.
Menurutnya, tangan yang basah dapat memunculkan najis saat tidak sengaja memegang bagian pembuangan kotoran hewan tersebut.
Ia menambahkan bahwa ada najis ketika tangan basah tiba-tiba kucingnya membuang kotoran saat digendong majikannya.
Sebaliknya, Buya Yahya menyatakan kotoran yang sedang dibuang kucing tidak akan pindah jika tangan dalam kondisi kering dan tak basah.
"Sebab najis tidak akan pindah kecuali basah dengan basah itu pun di wilayah yang terkena najis," imbuhnya.
Meski demikian, ia menegaskan seseorang menggendong kucing tetap sah apabila bulu lebatnya tetap menghalangi tempat pembuangan kotorannya ketika kering atau tidak basah.
"Tapi nanti itu bagian itunya kan nyentuh saya, kering dengan kering enggak ada masalah. Jadi Anda jangan terlalu ke bawah ke was-was ke sana ya," pesannya.
Lanjut, pendakwah kelahiran asal Blitar itu mengingatkan selama seseorang mengetahui ilmu terkait kaidah halal dan haramnya tidak akan terkena najis.
Hal ini berguna saat bulunya sebagai penghalang dan hewan imut terseut tidak pernah diistinja oleh majikan.
"Dia enggak ngerti bagaimana istinja maka enggak usah istinja-istinjaan kucingnya ya. Jadi kalau Anda gendong boleh," ucapnya.
"Asalkan ingat kaidahnya, asalkan kering dengan kering, tidak akan memindahkan najis," lanjutnya.
"Kalau ternyata tangan Anda basah kemudian menyentuh bagian mohon maaf tempat buang airnya kesentuh lobang belakangnya kucing kesentuh begitu maka itu baru dihukumi Anda terkena najis seperti itu," tambahnya.
Maka, Buya Yahya menyarankan agar seseorang tidak perlu was-was atau khatir jika dubur kucing tak pernah disentuh meski dalam keadaan kering.
Ia menyampaikan hal tersebut agar seseorang tetap nyaman dan bahagia ketika menggendong kucing di rumah.
"Tapi kalau kering dengan kering bersentuhan tidak akan memindah najis itu Anda pahami biar nyantai nanti-nanti gendong kucing jadi ya," jelasnya.
Kendati demikian, ia juga berharap agar kucing tidak selalu digendong demi mencegah penyakit dan kekhawatiran akan najis.
"Cuma ya jangan digendong terus itu kucing, gendong anak saja itu saja semoga Allah menjaga semuanya dari penyakit was-was," pungkasnya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)