Ketua Umum PP Pagar Nusa Nabil Haroen atau Gus Nabil (yang gunakan blankon) saat Audiensi dengan Sekjen IPSI, Teddy Suratmadji.
Sumber :
  • Istimewa

Dugaan Kekerasan yang Dialami Pagar Nusa, PB IPSI dan Persilat Kecam Tindakan Berlebihan dari Aparat

Rabu, 25 September 2024 - 08:39 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum (Ketum) PP Pagar Nusa Nabil Haroen atau Gus Nabil memprotes dugaan tindakan arogan dan kekerasan aparat keamanan terhadap anggotanya.

Dugaan tindakan kekerasan yang dialami oleh anggota Pagar Nusa terjadi di Sukoharjo, Jawa Tengah pada Sabtu (7/9/2024).

"Saya merasa sangat kecewa atas tindakan yang tidak perlu ini. Menyenggol anggota saya,” ucap Gus Nabil dalam keterangan yang diterima tvOnenews.com di Jakarta pada Rabu (25/9/2024).

“Ini berarti menyenggol saya, karena mereka adalah bagian dari keluarga besar saya," lanjut Gus Nabil.

Hal itu disampaikan Gus Nabil saat audiensi dengan PB Ikatan Pencak Silat Indonesia (PSI) di Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta, Senin malam (24/9/2024).

Di hadapan pengurus PB IPSI, Gus Nabil kemudian menceritakan kronologi dugaan kekerasan yang dialami oleh anggotanya itu.

Gus Nabil kemudian menjelaskan, pada Sabtu (7/9/2024), Pagar Nusa melakukan prosesi pembaiatan terhadap 375 anggota baru. 

Ia mengatakan, awalnya prosesi berjalan damai. 

Namun tiba-tiba di tengah prosesi pembaiatan ada pengerahan aparat keamanan dalam jumlah besar.

"Saya merasa sangat kecewa atas tindakan yang tidak perlu ini,” ucap Gus Nabil. 

“Menyenggol anggota saya, berarti menyenggol saya, karena mereka adalah bagian dari keluarga besar saya," kata Gus Nabil secara tegas.

Sementara dalam video yang beredar, Gus Nabil menjelaskan tampak adanya represif yang dialami anggota Pagar Nusa. 

Menurut Gus Nabil, insiden yang dialami anggotanya ini bukanlah insiden biasa, melainkan bentuk arogansi yang sangat mengkhawatirkan. 

"Mengapa pendekatan yang lebih bijak seperti pembinaan tidak diutamakan?" ucapnya.

Menanggapi kejadian yang menimpa anggota Pagar Nusa, Ketua Harian PB IPSI, Benny G. Soemarsono mengaku sedih.

"Saya merasa sangat miris dan sedih atas tindakan berlebihan ini. Ini adalah tindakan yang seharusnya tidak terjadi,” katanya.

“Terutama terhadap organisasi yang telah menjaga marwah pencak silat sebagai warisan budaya bangsa," lanjutnya.

Sementara Teddy Suratmadji, Sekjen PB IPSI menegaskan bahwa insiden ini sangat bertentangan dengan tujuan besar yang sedang diperjuangkan oleh Persilat.

"Tindakan seperti ini justru merusak citra pencak silat, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di panggung internasional,” tandas Sekjen Persilat itu.

Ia kemudian mengingatkan, Pencak silat adalah warisan budaya Indonesia yang kita bawa untuk mendapatkan pengakuan dunia. 

“Aparat seharusnya mengayomi, bukan berlebihan," ucapnya secara tegas.

Apalagi kata Teddy saat ini Persilat sedang melakukan strategi besar untuk mempromosikan pencak silat dengan melatih pesilat Indonesia di luar negeri.

"Kami sedang berupaya memperkenalkan pencak silat lebih luas, dan tindakan berlebihan ini sangat kontraproduktif terhadap upaya itu,” katanya. 

“Kami perlu dukungan semua pihak, termasuk aparat, untuk memastikan pencak silat terus berkembang dengan baik," lanjutnya. (put)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral