- Istockphoto
Teks Khutbah Jumat Singkat 27 September 2024: Tiga Persiapan Terbaik Menghadapi Kematian
tvOnenews.com - Teks khutbah Jumat meliputi rangkaian ceramah berasal dari khatib shalat Jumat menyampaikan materi kepada para jemaah.
Teks khutbah Jumat mengisi kegiatan ibadah ceramah sebelum melaksanakan shalat Jumat yang mengandung nasihat.
Tak hanya nasihat, teks khutbah Jumat juga berupa ajakan, informasi, serta peringatan yang disampaikan khatib kepada para jemaahnya.
Biasanya khatib shalat Jumat menyampaikan teks khutbah Jumat dalam sesi ceramah ketika masuk waktu Dzuhur.
Hal ini menjadi tanda matahari mulai tergelincir sudah bisa dimulainya sesi ceramah untuk menyampaikan teks khutbah Jumat.
Ilustrasi khatib berdoa setelah ceramah menyampaikan teks khutbah Jumat. (Istimewa)
Teks khutbah Jumat ini bersifat singkat untuk pelaksanaan shalat Jumat, 27 September 2024.
Teks khutbah Jumat ini mengambil tema tentang "kematian" lantaran setiap makhluk hidup akan mengalami hal tersebut.
Sebagai manusia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian melalui beberapa hal menjadi pembahasan dalam materi teks khutbah Jumat.
Dikutip tvOnenews.com melalui laman resmi Al-Azhar Yogyakarta, teks khutbah Jumat, 26 September 2024 ini berjudul "Tiga Persiapan Terbaik Menghadapi Kematian".
Teks Khutbah Jumat Singkat Tema Tiga Persiapan Terbaik Menghadapi Kematian
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا لِلْأَعْمَالِ الْجَارِيَة, وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ والبَرَكَاتُ عَلَى خَيْرِ البَرِيَّة، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالذُّرِّيَّة
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَ رْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin rahimahumullah
Pertama-tama, khatib tidak pernah lupa untuk mengajak jemaah shalat memberikan pujian kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang harus selalu disyukuri bersama hingga saat ini.
Tak lupa, kita juga harus melantunkan sholawat serta salam kepada baginda Nabi Muhammad SAW telah memperjuangkan untuk memberikan ajaran kebenaran dari Allah SWT.
Sidang Jumat yang berbahagia dan dirahmati oleh Allah SWT
Pada kesempatan ini, khatib akan membagikan tema tentang kematian sebagai bahan materi dalam sesi ceramah sekarang.
Kita yang masih merasakan nikmat diberikan nyawa harus selalu bersyukur agar tetap beribadah, mengingat, dan memuji kepada-Nya.
Hal ini membuat kita semua terus meningkatkan ketaqwaan kepada-Nya sesuai anjuran yang dijelaskan dalam dalil Al-Quran dari Surah Ali Imran Ayat 102, Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim." (QS. Ali Imran, 3:102)
Dalam sesuatu yang pasti kita merasakan semuanya dan tidak bisa terhindarkan akan memasuki gerbang dunia menuju kehidupan akhirat.
Dari dalil Al-Quran melalui Surah Al-Baqarah Ayat 28 menjelaskan kondisi makhluk hidup berawal dari kematian dihidupkan oleh-Nya, Allah SWT berfirman:
كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِاللّٰهِ وَكُنْتُمْ اَمْوَاتًا فَاَحْيَاكُمْۚ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
Artinya: "Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia akan mematikan kamu, Dia akan menghidupkan kamu kembali, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan?." (QS. Al-Baqarah, 2:28)
Dari Tafsir Ibn Katsir menekankan Ayat 28 tersebut akan adanya kekuasaan Allah SWT Maha Menghidupi segala yang mati namun diingkari oleh orang-orang tersebut.
Kaum muslimin rahimahumullah
Maka, kita menjadi muslim yang taat wajib mempersiapkan diri menjelang kematian yang dimana hal tersebut tidak bisa terhindarkan lagi.
Hal pertama meliputi anjuran memperbanyak amalan sebaik mungkin sudah diterangkan melalui Surah Al-Mulk Ayat 1-2, Allah SWT berfirman:
تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌۙ, الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Artinya: "Maha Berkah Zat yang menguasai (segala) kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. Al-Mulk, 67:1-2)
Amalan versi terbaik memiliki indikatornya meliputi melakukan pekerjaan secara istiqamah karena setiap manusia tidak mengetahui kapan amal terakhirnya.
Hal itu sudah menjadi penjelasan dalam hadits diriwayatkan Abu Hurairah terkait amalan terbaik terletak pada pekerjaan, Rasulullah SAW bersabda:
فَإِنَّ خَيْرَ الْعَمَلِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
Artinya: "Sesungguhnya sebaik-baik pekerjaan adalah yang rutin (berkelanjutan), meskipun itu sedikit."
Hal kedua meliputi persiapan amal yang pahalanya mengalir secara terus menerus.
Amalan mengandung pahala yang mengalir meliputi amal jariyah, ilmu bermanfaat, dan mendidik anak menjadi saleh atau salihah untuk selalu mendoakan kita di akhirat.
Hal tersebut terlah menjadi penjelasan dalam salah satu hadits riwayat terkait amalan pahala terus mengalir, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَ))؛ رواه مسلم
Artinya: Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak shalih yang selalu mendo`akan orang tuanya." (HR. Muslim)
Hal ketiga meliputi memperbanyak doa agar mendapat husnul khatimah dan dianjurkan untuk menguucap kalimat "Laa ilaaha illallaah" saat sakaratul maut.
Dari Abu Dawud meriwayatkan hadits terkait anjuran mengucap kalimat Laa Ilaaha Illallaah, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Artinya: "Barang siapa yang akhir perkataannya adalah ‘Laa ilaaha illallaah’ maka dia akan masuk Surga."
Kaum muslimin rahimahumullah
Demikianlah khatib menyampaikan khutbah Jumat pertama, semoga kita menjadi golongan beriman dan selamat di akhirat melalui pengamalan persiapan menjelang kematian.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
(hap)