Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas dan Pejabat UEA Setelah Bahas Sinergi Pengembangan Potensi Zakat dan Wakaf.
Sumber :
  • Humas Kemenag

Kunjungi Dubai, Menag dan Pejabat UEA Bahas Sinergi Pengembangan Potensi Zakat dan Wakaf

Jumat, 27 September 2024 - 20:48 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas (Gus Men) bertemu Kepala Otoritas Umum Urusan Islam, Wakaf, dan Zakat Uni Emirat Arab (UEA), Omar Habtoor Al Darei dalam kunjungannya ke Dubai

Pertemuan antara dua tokoh ini membahas berbagai hal.

Adapun pembahasan utamanya terkait pengembangan potensi zakat dan wakaf.

Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan, potensi zakat di Indonesia mencapai Rp327 triliun. Namun, zakat yang terhimpun saat ini baru sekitar Rp33 triliun. 

Sementara berdasarkan data Badan Wakaf Indonesia tercatat potensi aset wakaf di Indonesia mencapai Rp2.000 triliun dan potensi wakaf uang mencapai Rp180 triliun.

"Besarnya potensi zakat dan wakaf di Indonesia menjadi concern kami untuk melakukan pengembangan bagi peningkatan kesejahteraan umat,” ujar Menag saat di Abu Dhabi, Kamis (26/9/2024).

“Hal ini didiskusikan bersama Otoritas Urusan Islam, Wakaf, dan Zakat UEA," lanjut Menag.

Gus Men, sapaan akrabnya kemudian menjelaskan bahwa UEA sudah banyak melakukan terobosan pengembangan zakat dan wakaf. 

Adapun sejumlah program yang bahkan dikerjasamakan dengan Kemenag antara lain pengiriman imam masjid, daurah pendakwah, hingga pembangunan masjid.

Dalam program pengiriman imam masjid, sejak 2019, Indonesia telah mengirim 140 orang ke UEA. 

Program pengiriman masjid ini kata Menag tidak hanya mempererat hubungan kedua negara, tetapi juga merupakan kontribusi signifikan Indonesia dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran.

“Program ini tidak hanya memenuhi kebutuhan penceramah di UEA, tetapi juga memberikan kesempatan kepada para imam untuk belajar dan bertukar pengalaman dengan ban., sapaan akrab Menag.

Tak hanya itu, Gus Men mengatakan, Indonesia juga selama ini telah mengirim dai untuk mengikuti daurah keagamaan di UEA. 

Berdasarkan data Kemenag, sepanjang 2024 sudah ada dua angkatan dengan 40 peserta.

"Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para penceramah di kedua negara agar dapat menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang lebih efektif dan relevan secara kontekstual bagi masyarakat,” ucap Menag.

Juru Bicara (Jubir) Kemenag Sunanto menambahkan, Indonesia dan UEA juga telah bersinergi dalam program masjid MBZ Solo.

Masjid MBZ Solo dibangun sejak 2022 dan sudah aktif sejak 2023. 

"Ke depan, kita mungkin akan mengembangkan platform digital untuk networking masjid. Bercermin dari UEA, jejaring masjid ini bermanfaat untuk mengembangkan program masjid yang berdampak langsung pada masyarakat sekitar," jelasnya.

Cak Nanto, sapaan akrabnya kemudian mengatakan bahwa selama di Dubai, Menag mendiskusikan rencana kerja sama dua negara.

“Kerja sama Indonesia dan UEA, dalam pengembangan wakaf dan zakat untuk kesejahtaeraan umat," ucap Cak Nanto.

Cak Nanto lalu mengatakan, dalam lawatannya di Dubai, Menag juga membahas program untuk masjid sebagai pusat syiar Islam yang penuh rahmah. 

Ia menilai, hubungan bilateral antarnegara, khususnya antara Indonesia dan UEA, memegang peranan penting dalam menciptakan dunia yang lebih damai, sejahtera, dan saling menghormati. 

Sementara dalam konteks kerja sama keagamaan, hubungan kedua negara ini dapat menjadi jembatan untuk mempererat Ukhuwah Islamiyah dan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan.

Maka untuk itu, lanjut Cak Nanto, Indonesia dan UEA akan terus berupaya bersama dan bekerja sama secara intensif untuk memperkuat moderasi beragama. 

Kedua negara kata Cak Nanto berkomitmen untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan hidup berdampingan secara damai. 

“Kerja sama di bidang moderasi beragama menjadi hal yang penting mengingat tantangan global yang semakin kompleks,” ujarnya. 

“Melalui kerja sama ini, kita berharap dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis dan toleran,” harap Cak Nanto.

Sementara ketika disinggung terkait ketidakhadiran Gus Men pada Raker dengan Komisi VIII DPR, Cak Nanto menjelaskan bahwa Menag masih menjalankan tugas negara. 

Namun meski demikian, Cak Nanto memastikan bahwa Menag beritikad baik dengan mengirim surat resmi ke DPR dan menawarkan agar bisa mengikuti proses raker secara online. 

Hal ini karena kata Cak Nanto dengan kemajuan teknologi maka sangatlah mungkin jika rapat bisa dilakukan secara hybrid, daring, dan luring.

“Karena kondisi sedang menjalankan tugas negara, Gus Men menawarkan untuk mengikuti rapat secara daring. Ini memungkinkan dalam era kemajuan teknologi saat ini,” ucap Cak Nanto. (put)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral