- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
Ketika Shalat Terus Baca Qulhuwallahu, Memangnya Boleh Cuma Pakai Surat Al Ikhlas? Ustaz Adi Hidayat Bilang, Ternyata...
tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat menjelaskan surat pendek yang biasa diamalkan paling mudah setiap shalat terletak pada Surat Al Ikhlas.
Surat Al Ikhlas menjadi langganan bagi umat Muslim ketika melaksanakan shalat untuk dijadikan bacaan surat pendek.
Hal ini mengingatkan umat Muslim selalu menggunakan Surat Al Ikhlas dalam shalat sebagai opsi jika tidak hafal bacaan surat pendek lainnya.
Tak hanya itu, banyak umat Muslim juga selalu membaca Surat Al Ikhlas berulang kali di dalam shalat.
Biasanya ketika seorang imam membaca Surat Al Ikhlas dalam dua rakaat shalat dan tidak menggunakan bacaan surat pendek lainnya.
Ilustrasi imam mengamalkan Surat Al Ikhlas saat shalat berjamaah. (Pexels)
Lantas, apakah boleh membaca Surat Al Ikhlas berulang-ulang ketika shalat? Haruskah mengamalkan surat pendek yang berbeda? Ustaz Adi Hidayat menerangkan hal ini.
Dikutip tvOnenews.com melalui kanal YouTube Adi Hidayat Official, Sabtu (28/9/2024), Ustaz Adi Hidayat membahas tentang bacaan surat pendek dalam shalat.
Mulanya Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa surat pendek memiliki hukum bersifat sunnah.
Namun, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan bahwa bacaan surat yang wajib diamalkan dan menjadi bagian rukun shalat, yakni Al Fatihah.
Kemudian, Ustaz Adi Hidayat menyinggung perihal Surat Al Ikhlas selalu diamalkan dan tidak mengganti bacaan surat pendek lainnya ketika shalat.
"Bolehkah shalat terus membaca Al Ikhlas?," tanya Ustaz Adi Hidayat.
Dalam suatu ceramahnya, Direktur Quantum Akhyar Institute itu memahami Surat Al Ikhlas memiliki bacaan yang sangat pendek.
Ia merasa tidak heran jika Al Ikhlas dijadikan langganan menjadi pilihan surat diamalkan dalam shalat.
Pendakwah asal Pandeglang itu menyampaikan ada beberapa alasan Surat Al Ikhlas sebagai surat pilihan yang dibaca setiap rakaat shalat.
Pendakwah usia 39 tahun itu mengambil kisah dari seorang sahabat Nabi Muhammadd SAW kerap kali dijadikan imam dalam shalat berjamaah.
Ia menuturkan seorang sahabat tersebut tidak pernah mengganti bacaan surat lainnya dan selalu mengamalkan Al Ikhlas.
Hal ini membuat para makmum yang juga menjadi sahabat mengadu kepada Nabi Muhammad SAW perihal Surat Al Ikhlas dibaca berulang kali.
"Ada seorang sahabat menjadi imam, sahabat lain jadi makmum, bacanya Al Ikhlas terus, maka diadukan oleh makmum-makmum tadi kepada Nabi," jelasnya.
"Ya Rasulullah si fulan kalau ngimamin Al Ikhlas terus, Al Ikhlas terus, saya bosan dengarnya," sambungnya.
Ustaz Adi Hidayat melanjutkan terkait Nabi Muhammad SAW memberikan jawaban atas aduan dari para sahabatnya yang menjadi makmum shalat.
"Maka dipanggil orang itu, diklarifikasi oleh Nabi, kenapa kamu baca Al Ikhlas terus," tuturnya.
Ia memaparkan bahwa sahabat yang menjadi imam memberikan alasannya bahwa Surat Al Ikhlas mengandung makna adanya berbagai sifat Allah SWT.
"Kata orang tadi, 'Ya Rasulullah, di Al Ikhlas itu ada sifat-sifat Allah, sedangkan saya mencintai Allah, karena itulah saya senang Surat Al Ikhlas'," ucapnya.
Pendakwah itu pun menyampaikan bahwa Allah SWT memberikan jawaban atas alasan yang dilontarkan sahabat Nabi Muhammad SAW.
"Maka turunlah jawaban dari Allah, disampaikan lewat Nabi, karena dia mencintai-Ku lewat sifat-Ku maka sampaikan kepadanya Aku pun mencintainya," katanya.
"Maka sejak saat itu dia konsisten dengan bacaan Surat Al Ikhlas," lanjutnya.
Ia menyebutkan sahabat tersebut kerap kali membaca Surat Al Ikhlas bukan berarti tidak hafal bacaan lainnya.
Sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi imam tersebut sebenarnya menghafal surat pendek dan panjang lainnya.
"Tapi informasinya, dia pun hafal Al Baqarah, hafal Ali Imran, bukan berarti yang hafal cuma Al Ikhlas saja," imbuhnya.
Maka, Ustaz Adi Hidayat menyatakan hukum selalu membaca Surat Al Ikhlas dalam shalat masih dibolehkan berdasarkan kisah di atas.
"Rakaat pertama Al Ikhlas, rakaat kedua Al Ikhlas, boleh," tandasnya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(far/hap)