Bikin Emosi! Wasit Ahmed Abu Bakar Al Kaf Diduga Curang yang Sahkan Gol Bahrain ke Gawang Timnas Indonesia, Bagaimana Hukum dalam Islam? Buya Yahya Tegaskan Perilaku yang.....

Jakarta, tvOnenews.com-- Wasit Ahmed Abu Bakar Al Kaf tengah jadi sorotan karena dianggap curang saat memimpin laga Bahrain vs Indonesia di Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 berlangsung pada Kamis (10/10) di Bahrain.

Hal yang dianggap kontroversi juga sedikit-sedikit meniup peluit, dan masih ada keputusan Ahmed Al Kaf merugikan Timnas Indonesia, salah satunya mengesahkan gol Mohamed Marhoon yang sebenarnya telah terjebak offside di menit akhir. 

Berikut daftar dosa yang dirangkum tvOnenews.com pada laga Bahrain vs Indonesia di Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 kemarin paling mencolok, ialah Ahmed Abu Bakar Al Kaf mudah meniup peluit untuk menunda pertandingan.

Kemudian, Ahmed Abu Bakar Al Kaf bahkan sering kali memberikan keputusan untuk menguntungkan tim lawan. 

dok.kolase tvOnenews.com/Timnas Indonesia 

Seperti mengecek Gol masuk Indonesia ke Gawang Bahrai yang harus dicek dulu lewat VAR selama tiga menit oleh wasit. 

Sedangkan gol telat Bahrain justru disahkan begitu saja oleh Wasit Ahmed Abu Bakar Al Kaf. Bukan hanya itu, ternyata laga Timnas Indonesia dan Bahrain terus berlanjut meski sudah berakhirnya waktu.

Hal ini pun memicu emosi tak hanya Shin Tae-yong tapi juga pemain lainnya. Seperti, Jay Idzes bahkan sempat meminta wasit untuk mengulas kembali keputusannya.

Kemudian, Shayne Pattynama pun juga mengeluarkan emosinya hingga harus dipisahkan oleh staf pelatih Timnas Indonesia. 

Pertandingan kontroversi ini pun berakhir dengan skor imbang 2-2. Atas hasil tersebut Timnas Indonesia berada di posisi lima dengan raihan tiga poin. 

Lantas Bagaimana hukum Islam soal tindakan curang?

dok.tangkapan layar YouTube/Buya Yahya 

Melihat pertandingan Bahrain dan Indonesia semalam ini tentu muncul dugaan-dugaan tindakan curang dilakukan Wasit Ahmed Abu Bakar Al Kaf yang memimpin laga tersebut. 

Mengingatkan pada ceramah Ulama KH Yahya Zainul Ma’arif atau yang akrab disapa Buya Yahya menegaskan jika terjadi curang (kecurangan) maka disebut dusta pelakunya. 

Dalam ceramah Buya, menjelaskan konsep curang menggambarkan Pemimpin yang zalim diduga merugikan Timnas Indonesia.

Meskipun tujuannya mungkin ingin memenangkan kubu tertentu yang dianggap terbaik dan jujur, tapi menggunakan cara yang tidak benar tetap dianggap sebagai kebohongan.

“Kalau dengan cara berdusta, Anda berbohong, berdusta merubah angka, berarti bukan karena Allah membelanya, ada sesuatu. Orang-orang seperti itu tidak akan bisa menjadi pembela pemimpin yang benar biar pun pemimpinnya benar,” ujat Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Jumat (11/10/2024).

Buya yahya dalam ceramahnya tersebut, menyinggung soal Pemilu tahun lalu, tapi bila dikaitkan dengan Wasit Ahmed di laga Bahrain vs Indonesia semalam berhubungan karena Wasit dalam pertandingan sepakbola ialah pemimpin.

"Anggap saja calonnya dua, satu Firaun dan satu Musa. Ibaratnya dua, kan ada tiga ya. Kalau pun Anda membela Nabi Musa tapi dengan cara berbohong, Anda bukan karena Allah lagi sudah. Ingat, tujuan sebaik apapun jika diraih dengan cara tidak baik hasilnya tetap jelek,” sambungnya.

Dengan demikian, apapun keputusan Wasit Ahmed itu, dianggap benar pihaknya tapi diharapkan bisa mendapatkan kejelasan dari Federasi Sepakbola Dunia FIFA. 

"Jadi semuanya mungkin, yang penting dusta itu gak bener,” tegas Buya Yahya. 

Dengan demikian, tindakan atau keputusan curang Buya Yahya tegaskan agar tidak saling membenci atau membalas dengan cara yang sama. 

"Ada kelompok lain curang, anda tidak boleh menangkap dia dengan kecurangan palsu. Ya, itu bahaya juga. Kita sendiri yang memperbanyak kecurangan. Ternyata menuduh orang lain untuk curang juga gak boleh,” pesan Pemimpin Ponpes Al Bahjah itu. 

Sebagai tambahan informasi, satu gol yang didapatkan Timnas Indonesia dicetak Pemain Naturalisasi dan Mualaf Ragnar Oratmangoen. Tentu dari dua gol tercipta sudah cukup memperlihatkan kualitas anak asuhan STY itu. (klw)

waallahualam