- FC Copenhagen
Menilik Marga 'Bakarbessy', Nama Lengkap Kevin Diks Pemain Keturunan Timnas Indonesia Berkiprah di FC Copenhagen
tvOnenews.com - Pemain keturunan Timnas Indonesia, Kevin Diks menjadi bek yang berkiprah di FC Copenhagen memiliki nama lengkap dari marga Bakarbessy.
Kevin Diks akan memperkuat Timnas Indonesia setelah Mees Hilgers dan Eliano Reijnders mengambil sumpah Warga Negara Indonesia (WNI).
Kevin Diks segera bergabung dengan Timnas Indonesia diketahui setelah Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan informasi telah merekrut bek FC Copenhagen tersebut.
Erick Thohir telah bersalaman dengan Kevin Diks Bakarbessy memberikan kode bek FC Copenhagen itu akan membela Timnas Indonesia di tengah gelaran Kualifikasi Piala Dunia 2026.
- Kolase Instagram/@erickthohir/@kevindiks2
"Makan siang sama pemain FC Copenhagen yang punya keturunan Indonesia, enggak lupa salaman," tulis Erick Thohir dalam Instagram @erickthohir dikutip, Minggu (13/10/2024).
"Selamat bergabung di Timnas Indonesia Kevin Diks," sambung Erick.
Kevin Diks memiliki keuntungan karena proses naturalisasinya sangat cepat mengingat dirinya mempunyai marga yang diketahui dari nama belakangnya, yakni Bakarbessy.
Kevin Diks mempunyai darah keturunan Indonesia berasal dari ibu dan keluarganya memiliki nama belakang Bakarbessy.
Fam atau marga Bakarbessy melekat pada nama belakang Kevin Diks mengingat sang ibu bernama Natasja Diks-Bakarbessy berasal dari Maluku Tengah.
Perihal marga Bakarbessy melekat pada nama lengkap Kevin Diks ternyata mempunyai asal-usul yang harus diketahui bersama.
Marga Bakarbessy memiliki asal-usul yang berasal dari Negeri Waai terletak di Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah.
Asal-usul Sejarah Marga Bakarbessy Menjadi Nama Lengkap Kevin Diks
Dilansir dari berbagai sumber, marga Bakarbessy berhubungan dengan sejumlah cerita rakyat mengenai asal-usul warga Negeri Waai di Maluku Tengah.
Ada beberapa mitos dan legenda mengenai asal-usul sejarah kemunculan Negeri Waai.
Dikutip tvOnenews.com melalui Pusat Studi Maluku Universitas Pattimura Ambon 2012 terkait Sejarah Negeri Waai dan Lumatau karya Maria Palijama dan Seleky bahwa warga Negeri Waai memiliki hubungan dengan kisah Gunung Salahutu.
Warga Waai memiliki leluhur pertama diduga dari Seram yang menunjukkan asal-usul orang daerah tersebut dari Seram dan Jawa Timur terletak di daerah Tuban.
Mereka berasal dari Seram berlabuh ke pesisir timur di wilayah Pulau Ambon. Warga Waai pun memutuskan untuk melakukan pendakian di Gunung Salahutu.
Kala itu Gunung Salahutu masih belum menunjukkan adanya penghuni atau penduduk pada daerah tersebut membuat mereka mulai memperlihatkan untuk membentuk pusat pemukiman di pegunungan itu.
Orang-orang Belanda tiba-tiba mendatangi daerah pegunungan tersebut pada abad ke-17 yang mempunyai misi kala itu dibawa mereka berupa misi zending atau kristenisasi.
Pendeta Hoeden Horen biasa dikenal pendeta van Horen merupakan pendeta asal Belanda dari negeri Rumahtiga melakukan tugas ditemani dua orang pembantunya untuk pergi menuju Gunung Salahutu.
Sang pendeta bersama dua orang pembantunya hendak memperluat dan memberikan ajaran Injil di pegunungan Salahutu.
Uniknya, Pendeta van Horen cukup lama bersinggah di perkampungan yang mulai dibentuk oleh warga tersebut di daerah tersebut.
Pendeta van Horen pun menjalankan tugasnya dengan menuntun penghuni di pegunungan Salahutu agar berdiam diri saat turun menuju tepi pantai.
Hal itu bertujuan agar para penghuni negeri tersebut bisa memenuthi segala kebutuhan hidupnya saat berdiam diri di tepi pantai.
Negeri Nani menjadi pembuktian tempat mereka melakukan musyawarah yang telah memutuskan untuk mencari tempat pemukiman saat turun menuju pantai.
Nahasnya, tujuan mereka mencari pemukiman selalu gagal karena didasari tempat tersebut selalu banjir.
Hal ini membuat posisi Sultan Nuhurela bergeser digantikan oleh Johanis Tuhalauruw dan memutuskan tombak pusakanya diambil untuk dilempar ke daratan.
Tak hanya tombak, Johanis juga melemparkan sebuah kiming berupa kelopak kering bunga kelapa yang tertancap di daratan mempunyai bentuk sedikit perbukitan karang.
Moyang Barnadus Reawaruw pun menjadi pemimpin di negeri baru berdasarkan keputusan musyawarah dari raja kampung negeri Nani.
Negeri tersebut membentuk nama Waai yang memiliki makna arti berbagai sunga besar dari Gunung Salahutu menghempit Negeri Waai.
Dari situlah mulai menunjukkan pembentukan empat marga keluarga di wilayah tepi pantai tersebut.
Empat marga keluarga tersebut meliputi Bakarbessy, Tahitu, Lumasina, dan Matapere.
Matapere menjadi pilihan sebagai pemimpin bagi Barnadus yang baru tiba di tepi pantai. Rombongan Barnadus mempunyai tujuan agar Matapere berurusan dengan Belanda.
Namun, Matapere tidak ingin melakukannya membuat Bakarbessy mengganti peran sebagai raja dalam kemimpinan daerah tersebut.
Profil Kevin Diks Bakarbessy Pemain Keturunan Timnas Indonesia
- F.C. Copenhagen
Kevin Diks Bakarbessy merupakan pemain keturunan Timnas Indonesia baru yang berlabel Grade A karena memperkuat sejumlah tim Eropa.
Kevin Diks lahir berasal dari Apeldoorn, Belanda pada 5 Oktober 1996.
Uniknya, Kevin Diks sangat beruntung terlahir dari keluarga gen olahraga. Sang ayah bernama Raymond Diks mempuyai profesi pelatih bola tangan di Belanda.
Ibu Kevin Diks bernama Natasja Dik-Bakarbessy berprofesi menjadi pimpinan redaksi (Pimred) media ternama di negera Belanda.
Ibu Kevin Diks juga lahir dari keluarga yang terlahir di Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Adik Kevin Diks bernama Jamarro Diks juga berprofesi yang berkiprah di sepak bola.
Kevin Diks mempunyai karier yang cukup cemerlang karena pernah membela Vietesse, Fiorentina hingga saat ini berlabuh ke FC Copenhagen.
AGOVV menjadi awal karier Kevin ingin menjadi pesepak bola profesional. Kemudian, ia juga menjalani karier juniornya di Vitesse.
Setelah itu, ia mendapat pinangan dari Fiorentina pada 2016 untuk unjuk gigi di Series A Italia.
Nahasnya, karier Kevin Diks tidak cemerlang saat membela Fiorentina karena selalu dipinjamkan ke berbagai klub selama lima tahun.
Hal itu membuat Kevin Diks menjadi pemain Fiorentina dipinjamkan ke FC Copenhagen pada akhir musim 2020-2021.
Kevin Diks telah menjadi skuad diandalkan FC Copenhagen sebanyak 18 pertandingan. 10 laga di antaranya bermain di Liga Super Denmark pada musim 2024.
Sementara, Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan kabar terbaru terkait debut Kevin Diks bermain untuk Timnas Indonesia.
Erick Thohir menyebutkan perihal waktu Kevin berseragam Garuda belum dipastikan mengingat terkendala dengan pemerintahan yang baru di DPR.
Namun, Erick menunjukkan tanda-tanda bahwa pada bulan November sebagai waktu debut Kevin di skuad asuhan Shin Tae-yong.
(hap)