Calon Gubernur Jawa Timur (Jatim) nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa berbicara soal Hari Santri Nasional 2024.
Sumber :
  • Instagram /@khofifah.ip

Sambut Momentum Hari Santri Nasional 2024, Begini Kata Khofifah

Minggu, 13 Oktober 2024 - 19:04 WIB

Blitar, tvOnenews.com - Calon Gubernur Jawa Timur (Jatim) nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa menyampaikan soal momentum Hari Santri Nasional (HSN) 2024.

Menurut Khofifah, HSN 2024 sebagai bentuk momentum para santri dan warga Nahdlatul Ulama (NU) memperbanyak semangat dalam berperan pada persatuan bangsa.

Khofifah mengatakan ada Keppres atau Perpres yang disiapkan dari keputusan pemerintah mengenai penyambutan Hari Santri Nasional.

"Salah satu orang yang ditugasi penyiapan nomenklatur Hari Santri Nasional oleh Presiden Jokowi saat itu adalah kami. Saat itu Bapak Presiden Jokowi menelepon saya tepat tiga hari sebelum dilantik. Beliau menyampaikan Hari Santri akan disiapkan Keppres atau Perpres, dan kemudian menanyakan apa libur apa tidak serta hari santri dimulai pada 1 Muharram atau tanggal lain," ungkap Khofifah dalam keterangannya, Minggu (13/10/2024).

Khofifah menerangkan momentum sambut HSN 2024 saat menghadiri Pengajian Hari Santri Nasional dan Peresmian Rehab Masjid Al Huda Tawangrejo di Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar.

Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berada di acara Hari Santri Nasional di Blitar, Jawa Timur
Sumber :
  • Tim kampanye Khofifah

 

Ia membahas HSN 2024 karena mendapat amanat terkait persiapan payung berbasis hukum saat melaksanakan HSN 2024.

"Bahwa kami termasuk salah satu yang diberi amanah untuk menyiapkan payung hukum Hari Santri Nasional. Kemudian saya dengan Pak Pratik (Pratikno) yang sekarang Mensesneg saling bertukar email untuk menyiapkan draf yang bisa direkomendasikan pada Bapak Jokowi saat itu sebelum beliau dilantik sebagai presiden di tahun 2014," jelasnya.

Ia menginformasikan tidak mudah dalam membentuk rumusan HSN 2024 kala itu. Hal ini mengingatkan banyak yang merasa ragu terkait bukti catatan sejarah saat proses pencariannya.

"Ada yang bilang pada peristiwa itu santrinya hanya 12 orang. Ini menjadi hal penting menurut saya bahwa ternyata banyak yang ingin menghilangkan peran NU dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kemudian mempertahankan kemerdekaan RI," terangnya.

Ia memaparkan perjuangan secara totalitas dalam sejarah NU tidak bisa dilupakan khususnya ketika mempertahankan dan meraih kemerdekaan Indonesia.

"Itulah mengapa pasukan yang turun dalam agresi militer yang kemudian puncaknya di Surabaya itu adalah pasukan santri dan para pengasuh pesantren," imbuhnya.

Khofifah juga mengabarkan bahwa dirinya ikut membantu dalam pencarian sejarah jumlah santri hingga pengasuh pondok pesantren saat menggunakan bambu runcing mengusir penjajah kolonial.

"Bahkan saya menemukan catatan sejarah bahwa Bung Tomo sowan ke KH Hasyim Asy'ari dan menanyakan 'Kiai kalau saya ingin membangun semangat bersama untuk mempertahankan Indonesia apa yang harus saya ucapkan?'. Maka saat itu KH Hasyim Asy'ari menyampaikan Tolong pekikan kalimat takbir, Allahu Akbar," tuturnya.

"Ini agar semangat para pejuang dilipatkan oleh Allah. Cerita-cerita sejarah semacam ini mulai hilang dari sejarah," tandasnya.

(ant/hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral