Pemain FC Copenhagen, Kevin Diks Bakarbessy akan perkuat Timnas Indonesia setelah direkrut Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Sumber :
  • Kolase FC Copenhagen & PSSI

Dari Keturunan Maluku Penyebab Erick Thohir Rekrut Kevin Diks Bela Timnas Indonesia, ini Sejarah Marga Bakarbessy

Senin, 14 Oktober 2024 - 04:12 WIB

tvOnenews.com - Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah menunjukkan dirinya bersalaman dengan pemain keturunan baru Timnas Indonesia, Kevin Diks Bakarbessy sebagai bek tengah FC Copenhagen bernilai grade A.

Erick Thohir sempat menuliskan Kevin Diks mempunyai darah keturunan Maluku berasal dari marga Bakarbessy menjadi alasan bisa membela Timnas Indonesia, terutama di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

"Makan siang sama pemain FC Copenhagen yang punya keturunan Indonesia, enggak lupa salaman. Selamat bergabung di Timnas Indonesia Kevin Diks," ujar Erick Thohir dalam unggahan Instagram pribadinya dikutip, Senin (14/10/2024).

Erick Thohir menegaskan Kevin Diks akan segera bergabung dengan Timnas Indonesia pasca foto salaman menunjukkan akan menjalani proses naturalisasi.

"Kalau sudah salaman kan berarti sudah fix," kata Erick Thohir.

Erick Thohir berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan DPR RI segera melakukan proses naturalisasi Kevin Diks.

Ketua Umum PSSI tersebut menyebutkan proses naturalisasinya bisa selesai pada Maret 2025 meski diharapkan rampung pada tahun 2024.

"Tapi kalau bisa pada November," ungkapnya.

Kevin Diks memiliki darah keturunan Indonesia dari Ambon, Maluku Tengah berasal dari keluarga sang ibu mempunyai marga Bakarbessy.

Marga Bakarbessy menjadi nama belakang dimiliki Kevin Diks karena ibu Kevin Diks mempunyai nama Natasja Diks-Bakarbessy.

Sejarah marga Bakarbessy sangat melekat pada mitos cerita rakyat terkait awal mula kemunculan warga Negeri Waai di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Kevin Diks resmi diperkenalkan sebagai pemain naturalisasi baru Timnas Indonesia
Sumber :
  • Instagram/ErickThohir

 

Sejarah Marga Bakarbessy

Dikutip tvOnenews.com dari Sejarah Negeri Waai dan Lumatau karya Maria Palijama dan Seleky melalui Pusat Studi Maluku Universitas Pattimura Ambon 2012, marga Bakarbessy berhubungan dengan warga Negeri Waai yang berasal dari Gunung Salahutu.

Asal-usul leluhur pertama warga Waai diduga berasal dari Seram dan Tuban, Jawa Timur yang melakukan perjalanan menuju pesisir timur daerah Pulau Ambon.

Warga Waai mendaki Gunung Salahutu setelah migrasi ke Pulau Ambon. Mereka menganggap untuk memilih pegunungan tersebut sebagai tempat pendakian karena belum menunjukkan tanda kehidupan.

Warga Waai mulai membuat pusat pemukiman di daerah pegunungan Salahutu setelah melihat belum ada tanda-tanda penduduk di sana.

Setelah itu, warga Waai mendapat kedatangan orang-orang Belanda membawa misi zending atau kristenisasi pada abad ke-17.

Salah satu tokoh agama bernama Pendeta Hoeden Horen atau nama lainnya Pendeta van Horen membawa tugas berkunjung menuju Gunung Salahutu ditemani dua orang pembantunya.

Pendeta van Horen menjalani misinya untuk menyebarluaskan ajaran kitab Injil dibantu oleh dua pembantu di Gunung Salahutu.

Mereka mengajak para penduduk gunung Salahutu untuk turun menuju tepi pantai dengan tujuan kebutuhan hidup mereka akan terpenuhi saat berdiam diri di sana.

Para penduduk memutuskan bermusyawarah di tempat negeri Nani agar berusaha mencari tempat pemukiman.

Mereka melakukan pencarian tempat pemukiman ketika menuruni untuk menuju pantai. Meski demikian, tujuan mereka selalu gagal karena tempat itu selalu dilanda banjir.

Johanis Tuhalauruw menggeser posisi Sultan Nuhurela untuk melakukan lemparan ke daratan menggunakan tombak pusaka dan kiming berbentuk kelopak kering bunga kelapa miliknya.

Tombak pusaka dan kiming milik Johanis Tuhalauruw tertancap di daratan yang memiliki sejumlah perbukitan karang menjulang di daerah sana.

Pemimpin negeri baru pun dipegang oleh Moyang Barnadus Reawaruw atas keputusan musyawarah dilakukan raja kampung dari negeri Nani.

Dari situlah mulai membentuk nama negeri Waai sebagai wilayah terhimpit sejumlah sungai besar di gunung Salahutu.

Setelah negeri Waai berada di gunung Salahutu, ada empat marga keluarga yang muncul di antaranya Bakarbessy, Matapere, Lumasina, dan Tahitu.

Barnadus yang baru mendapat pemimpin berasal dari marga Matapere saat baru tiba di tepi pantai.

Barnadus memiliki tujuan agar Matapere menghadapi rombongan orang-orang Belanda. Meski demikian, marga Matapere tidak sanggup melakukan hal tersebut.

Marga Bakarbessy mengambil alih sebagai raja untuk menjadi pemimpin negeri Waai hingga saat ini.

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
04:45
02:49
06:36
04:22
03:36
01:13
Viral