Ilustrasi cara bersikap terhadap pemimpin baru dalam pembahasan teks khutbah Jumat singkat.
Sumber :
  • Istockphoto

Teks Khutbah Jumat Singkat 25 Oktober 2024: Transisi Pemimpin Indonesia, Ini Cara Bersikap yang Sah

Rabu, 23 Oktober 2024 - 22:39 WIB

tvOnenews.com - Khutbah Jumat merupakan ibadah pada hari Jumat. Kegiatan itu menjadi bagian dalam rukun dan syarat sah dalam shalat Jumat.

Perihal rukunnya, khutbah Jumat meliputi bacaan hamdalah, sholawat Nabi, wasiat takwa, beberapa penggalan ayat suci Al Quran, dan doa.

Dalam sesi ceramah, khatib sebagai pelaku menyampaikan khutbah Jumat akan memberikan nasihat kepada jemaah shalat Jumat. Berupa ajakan dan mengandung informasi yang disampaikan melalui teks secara singkat juga menjadi bagian penting.

Punya teks singkat, khutbah Jumat ini membahas tema tentang "transisi pemimpin" untuk pelaksanaan shalat Jumat pada 25 Oktober 2024.

Dinukil dari tvOnenews.com melalui laman resmi amaljariah, Rabu (23/10/2024), teks khutbah Jumat singkat untuk 25 Oktober 2025 berjudul "Transisi Pemimpin Indonesia, Ini Cara Bersikap yang Sah".

Ilustrasi jemaah shalat Jumat mendengar teks khutbah Jumat singkat
Sumber :
  • ANTARA/Yulius Satria Wijaya

 

Teks Khutbah Jumat Singkat Tema Transisi Pemimpin Indonesia, Ini Cara Bersikap yang Sah

الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا لِلْأَعْمَالِ الْجَارِيَة, وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ والبَرَكَاتُ عَلَى خَيْرِ البَرِيَّة، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالذُّرِّيَّة

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَ رْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ

Sidang Jumat yang dirahmati oleh Allah SWT

Pertama-tama, khatib mengajak kita senantiasa melantunkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT masih memberikan kenikmatan, karunia, rahmat, dan ridho-Nya kepada kita semua sampai saat ini. Kita senantiasa bersyukur telah diberikan kesehatan dan menikmati rezeki.

Marilah kita tidak lupa mengucap sholawat serta salam untuk Baginda Nabi Muhammad SAW telah berjuang menyampaikan kebenaran dan larangan-larangan dari Allah SWT kepada umat manusia agar kembali ke jalan ketakwaan.

Sidang Jumat yang berbahagia

Pada kesempatan kali ini, khatib meminta izin menyampaikan tema terkait pemimpin dalam sesi ceramah shalat Jumat sekarang. Kebetulan sebelumnya Indonesia telah mengalami transisi pemimpin yang baru. Itu merupakan bentuk perjuangan baru agar kita menjadi bangsa kuat.

Kita juga mengharapkan agar kondisi kita dan seluruh masyarakat Indonesia bisa menemukan kesejahteraannya. Itu merupakan harapan kita semua sebagai bangsa yang merdeka.

Proses pelantikan presiden baru telah menentukan Indonesia mengalami transisi. Kita sebagai rakyat, harus menemukan bagaimana cara bersikap terhadap pemimpin dan pemerintahan daerah sendiri.

Khatib mengambil ulasan yang dirangkum bagaimana bersikap yang baik terhadap pemimpin baru.

Cara bersikap pertama, ada yang menyebutkan kita patut memberikan doa. Anjuran mendoakan pemimpin barunya suatu keharusan. Itu sebagai bentuk rakyat mendukung ketua dalam negaranya mendapat petunjuk dan mampu agar terus adil.

Pada dasarnya kemampuan pemimpin mengemban tugasnya secara amanah akan berdampak kepada rakyat negaranya.

Salah satu hadits riwayat dari 'Auf bin Malik RA menerangkan tentang kebaikan pemimpin, Rasulullah SAW bersabda:

خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ، قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ: لاَ مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلاَةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلاَتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلاَ تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ

Artinya: "Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian. Mereka mendo’akan kalian dan kalian pun mendo’akan mereka. Sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian membenci mereka dan mereka pun membenci kalian, juga kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian." Kemudian ada yang berkata, "Wahai Rasulullah, tidakkah kita menentang mereka dengan pedang?" Rasulullah SAW bersabda, "Tidak, selama mereka masih mendirikan shalat di tengah-tengah kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang kalian benci, maka bencilah amalannya dan janganlah melepas ketaatan kepadanya." (HR. Muslim Nomor 1855)

Kita tahu berdoa sebagai amalan tepat untuk pemimpin telah dinobatkan bahwa sosok tersebut mampu memajukan negara maupun wilayahnya. Namun ada kala kita masih belum mengetahui bacaan yang mustajab diamalkan dalam doa. Dari Fudhail bin 'Iyadh Rahimahumullah bertukas:

لَوْ أَنَّ لِي دَعْوَةً مُسْتَجَابَةً مَا صَيَّرْتُهَا إِلَّا فِي الْإِمَامِ

Artinya: "Seandainya aku memiliki doa yang mustajab, aku akan tujukan doa tersebut pada pemimpinku."

Dari Hilyatul Auliya dan Abu Nu’aim Al Ashfahaniy menjelaskan doa untuk diri sendiri hanya bermanfaat kepada kita bukan orang lain, begini bunyinya:

قِيلَ لَهُ: كَيْفَ ذَاكَ؟ قَالَ: إِذَا جَعَلْتُهَا فِي نَفْسِي لَمْ تَعْدُ نَفْسِي، وَإِذَا جَعَلْتُهَا فِي الْإِمَامِ صَلَحَ الْإِمَامُ فَصَلَحَتِ الْبِلَادُ وَالْعِبَادُ

Artinya: Ada yang bertanya padanya, "Kenapa bisa begitu?" Dia menjawab, "Jika aku tujukan doa tersebut pada diriku saja, maka itu hanya bermanfaat untukku. Namun jika aku tujukan untuk pemimpinku, maka rakyat dan negara akan menjadi baik." (Hilyatul Auliya’, Abu Nu’aim Al Ashfahaniy, 8:77)

Lanjut, cara bersikap yang kedua, nasihat yang diberikan kepada pemimpin dengan hal-hal baik tanpa mengandung cacian.

Kita mengetahui tidak semua pemimpin menyelesaikan tugasnya secara sempurna. Ada berbagai kesalahan dan kemungkaran atas perlakuan mereka. Itu akan menyebabkan kita sulit percaya terhadap mereka.

Namun demikian, cara sikap bijaksana bertajuk pilihan tepat seseorang yang telah dianjurkan agar bisa menuangkan pemikian dari nasihatnya dengan baik.

Ini sangat berlaku untuk mengikuti aturan-aturan telah ditetapkan oleh negeri. Kemampuan memberikan nasehat secara baik cara menghindari terjadinya fitnah dan kemungkaran. Keretakan persatuan pun bisa terjadi hingga kekacauan menyebar semakin luas.

Dari Hadits Riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ للهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ

Artinya: "Agama adalah nasihat.” Ketika ditanya kepada siapa? beliau menjawab, “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan seluruh kaum muslimin." (HR. Muslim Nomor 55)

Kaum muslimin rahimahumullah

Demikianlah khutbah pertama dalam kesempatan ini, semoga kita minimal dapat menerapkan kedua hal bagaimana bisa bersikap dengan bijak terhadap pemimpin baru Indonesia. Semoga tetap menjaga amanah sesuai janjinya saat kampanye.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
06:51
07:30
09:04
08:53
00:50
12:13
Viral