- Istockphoto
Soal Transisi Pemerintahan Baru Dekat Hari Santri Nasional, MUI Anggap Santri Berperan Penting karena Pahami Dalil
Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Habib Nabiel Almusawa berbicara proses transisi pemerintahan baru. Momentum itu berdekatan dengan Hari Santri Nasional 2024.
Para santri dan tokoh agama lainnya, kata Habib, MUI menganggap mereka berperan penting membantu pemerintahan baru. Pasalnya telah mempunyai pembekalan pendidikan berbasis ilmu agama.
"Para santri, ustaz, ulama, maupun dai harus paling depan untuk memberantas hoaks karena mereka memahami dalil," ungkap Habib Nabiel dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (24/10/2024).
Dalam hal ini, Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI itu menyebutkan peran santri. Mereka mempunyai berbagai nilai atas pemahaman ajaran dari agama Islam guna mempertahankan persatuan bangsa Indonesia.
Para santri dalam transisi pemerintahan baru, ia menilai dapat menghilangkan hal yang bersifat provokasi, agitasi sekaligus hoaks.
- Pusat Media Damai BNPT RI
Ia mengatakan peran mereka disorot karena peringatan Hari Santri Nasional 2024 telah berlangsung pada 22 Oktober 2024. Tema yang diambil, yakni "Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan". Sedangkan proses pelantikan pemimpin baru jatuh pada Minggu, 20 Oktober 2024.
Menurutnya, tema tersebut tentu mengacu pada para pendahulu yang berjuang habis-habisan untuk bangsa. Mereka berupaya membangun peradaban untuk generasi ke depannya.
Dari para pendahulu, santri memiliki peran penting saat merebut kemerdekaan Indonesia atas penjajah. Beberapa tokohnya meliputi para ulama maupun habib.
Daftar beberapa ulama dan habib memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari kalangan santri, antara lain:
- Pangeran Diponegoro
- Imam Bonjol
- Teuku Umar
- Sultan Hamid Al Gadri
- Kiai Haji Hasyim Asy'ari (pencetus Resolusi Jihad)
"Jadi jangan sampai santri Indonesia itu kalah dengan para ilmuwan, akademisi, dan lain-lain karena antara santri dengan para ilmuwan itu sama. Jangan merasa minder, jadi santri harus terdepan," paparnya.
Kekuatannya, kata Nabil, santri bisa mencegah polarisasi yang terjadi di masyarakat. Apalagi masa ini banyak sekali bermunculan perbedaan pandangan politik sejak gelaran pemilihan umum (pemilu) sampai saat ini.
"Menjaga persatuan itu kewajiban bagi orang-orang yang beriman kepada Allah," terangnya.
Ia berharap para santri tidak hanya berfokus tentang agama. Berbagai karakter anak pun harus dibangun atas keseimbangan dari intelektualitas dan religiositas.
(ant/hap)