- Instagram/@rizkatleihitu
Meski Banyak Harta Jadi Pilot Garuda 15 Tahun, Capt Rizka Triansyah Rela Resign karena Tidak Tahan dengan ini
tvOnenews.com - Maskapai Garuda Indonesia memang telah menjadi layanan penerbangan paling besar dari Tanah Air. Namanya yang semakin melesat memiliki kisah unik dari para pekerjanya baik dari pilot hingga kru pesawat lainnya.
Mantan pilot Garuda Indonesia, Capt Rizka Triansyah Leihitu telah mengabdi selama 15 tahun. Namun, ia rela memilih resign karena beberapa alasan.
Padahal, Capt Rizka Triansyah cukup memiliki banyak harta. Itu menjadi hasil yang sangat memuaskan sebagai pilot Garuda Indonesia, salah satu penerbangan berplat merah selama belasan tahun.
Capt Rizka Triansyah mempunyai kisah alasan resign dari salah satu kru pilot maskapai Garuda Indonesia. Pembahasan dalam ceritanya sangat menarik untuk diketahui bersama.
Keputusannya berhenti sebagai pilot sempat bikin publik sangat heboh. Padahal, mimpinya telah tercapai sebagai pilot di pihak penerbangan ternama di Indonesia.
Namun begitu, ia pun tetap berbagi kisah rela meninggalkan mimpinya meski bisa meraup banyak harta dalam profesinya.
Dinukil tvOnenews.com melalui kanal YouTube Kasisolusi, Senin (28/10/2024), Capt Rizka Triansyah, pilot senior Garuda Indonesia menyampaikan awal mula resign diputuskan olehnya. Ternyata, itu berawal dari dirinya yang mengkhawatirkan hal ini. Rasa takutnya terbilang cukup besar.
Sebagai pilot, ia terus melakukan pekerjaannya agar tetap dikenal profesional. Saat membawa penumpang, ia tidak pernah meninggalkan ibadah.
Pasalnya, syariat agama Islam tetap menjadi pedoman penting bagi hidupnya. Itu merupakan cara Capt Rizka mempunyai bekal baik di dunia dan di akhirat.
Dalam suatu cerita, Capt Rizka menuturkan pelaksanaan ibadahnya sangat sulit dilakukan olehnya. Terutama shalat, ia harus melakukannya saat profesi sebagai pilotnya berfungsi di dalam penerbangan.
Di kabin pesawat, ia melaksanakan shalat lima waktu. Tempat itu menjadi solusi agar tetap menunaikan kewajiban ibadahnya baik dalam kondisi di darat maupun penerbangan.
Capt Rizka Triansyah Leihitu tetap memutuskan resign meski masih bisa ibadah di penerbangan. Keputusannya bergantung dengan beberapa alasan, selain memantapkan sosok yang telah hijrah.
Cita-citanya untuk keluarga menjadi salah satu alasan Capt Rizka resign. Ia mempunyai mimpi tinggi agar anaknya sukses.
"Gua anaknya American Dream banget kan. Gua punya cita-cita tinggal di Amerika. Gua pengen anak-anak gua sekolah di Amerika dan gua hidup di sana," ujar Capt Rizka Triansyah.
"Lu akan sedih banget ketika anak lu bisa pintar, punya ijazah sarjana, cumlaude di Amerika gitu kan. Tapi anak lu enggak bisa ngaji," sambung dia.
Sebagai Muslim taat agama Islam, ia mempunyai ketakutan anaknya tidak bisa mengaji dan mengenal ajaran agama Islam. Meski suatu saat, buah hatinya sukses sesuai dengan mimpinya.
"Perintah pertamanya adalah Iqra gitu loh, membaca. Dan harapan gua selain dia (anak) bisa ngaji, juga bisa bahasa Arab," tuturnya.
Namun demikian, Capt Rizka menyerahkan pekerjaannya kepada rekan seperjuangannya. Pengalihan itu bersifat sementara agar tetap bisa menunaikan shalat di bagian kokpit pesawat.
Pengakuan tersebut berawal dari sang host Kasisolusi, Deryansha Azhary bertanya bagaimana cara ibadah shalat di pesawat, terutama saat penerbangan berlangsung yang membutuhkan beberapa jam hingga berhari-hari.
"Enggak dong, gua shalat kalau lagi terbang di atas. Gua serahin tugas gua ke pilot satunya lagi, gua salat. Gua shalat di kokpit. Di kokpit gua, lega," jelasnya.
Setelah itu, ia kembali mendapat pertanyaan dari Deryansha terkait keinginan Capt Rizka serius belajar agama Islam. Pasalnya, sang pilot benar-benar ingin keluar meski hatinya sangat berat.
- Kolase tvOnenews
Ketika proses salaman, ia mengutarakan rasa berat hati meninggalkan kru seperjuangannya selama di maskapai Garuda Indonesia. Saat tangannya berjabat dengan crew pesawat, pramugari dan pihak lainnya ada rasa sedih dialami olehnya.
Saat salaman ke lawan jenis, ia mulai membiasakan diri tahap demi tahap agar tidak bersentuhan dengan lawan jenis. Ia mencoba menghindar karena mempunyai alasan selalu dalam kondisi telah wudhu.
Perihal syaratnya dalam ajaran agama Islam, ibadah Wudhu akan batal saat bersentuhan dengan lawan jenis. Ketentuan tersebut menjadi alasan Capt Rizka kerap kali menghindari hal itu.
Tak hanya itu, ia juga menceritakan tantangan keduanya. Setiap kru pesawat khususnya pramugari kerap kali berpakaian seksi sebagaimana ketentuan dalam menjalankan profesi di maskapai Garuda Indonesia.
Tatapan mata itu menunjukkan ujian keimanan yang dimiliki oleh Capt Rizka. Meski pilihan tersebut merupakan bagian tetap menjaga dan meningkatkan keamanan dalam proses penerbangan.
"First impression kan kita harus tegur sapa ya. Terus terang gua masih belum bisa yang begini (menunduk). Tapi itu juga bukan tanpa alasan, gua harus profiling kru gua," ucap dia.
Soal tatapan terhadap lawan jenis, Capt Rizka menegaskan itu ujian agar tidak berpaling dengan syariat yang telah termaktub di agama Islam. Itu juga menjadi tugas suami menjaga hati istri.
"Gua melihat ini benar kru gua atau bukan. Karena kalau bukan kru gua, itu bisa jadi threat penerbangan gua," katanya.
"Gua harus profiling, jadi gua gak mau terlalu saklek akhirnya jadi mudharat bagi semua orang. Pada akhirnya gua di cabin dan di kokpit, dipisahin sama pintu kokpit," tambah dia lagi.
Ia menganggap profesinya sebagai pilot sebuah anugerah telah dilimpahkan oleh Allah SWT. Namun, ia tetap harus menjaga jarak tanpa menuju ke belakang agar menjaga keimanannya sebaik mungkin.
"Secara profesi rezeki gua ya, privilege gua. Jadi itu menjaga gua banget sepanjang jalan," imbuhnya.
Menurutnya, keberkahan sebagai pilot merupakan kebahagiaannya. Apalagi, kalau penerbangan menuju Tanah Suci sebagai bentuk ibadah di dalamnya karena mengantarkan jemaah ke sana.
"Jadi pilot itu berkah loh. Lu nganter orang safar, lu sendiri jadi ikut safar. Apalagi kalo lu nganternya ke Tanah Suci. MasyaAllah, terangnya.
Perihal cita-citanya sejak resign dari Garuda, mata impiannya menuju pada Jazirah Arab. Itu merupakan impian terbesar Capt Rizka.
"Kembali ke cita-cita ya. Lu kalau bicara Saudi, Makkah-Madinah pengin di sana dong. Itu yang bikin jadi motivasi gua, berubah dari American Dream, gua pengen deket dengan rumahnya Rasul," ungkap dia.
Dari pengalamannya, Capt Rizka pun telah menjalankan niatnya. Ia melamar di sejumlah maskapai berbasis penerbangan dari Tanah Arab.
"Gua pikir mana jalan yang paling mudah buat gua ke sana, dengan skill yang gua miliki gua apply pilot di negara-negara jazirah Arab," tuturnya.
Salah satunya Saudi Airlines, ia mengaku telah melamar di maskapai tersebut. Sayangnya ada peraturan yang menjadi halangan dirinya sulit bekerja di sana.
"Gua ngelamar semua yang di jazirah Arab, ada Qatar, ada Etihad, Emirates, Oman Air, ada Flydubai. Mulai ada jawaban satu per satu, cuman harus pertimbangkan matang-matang," katanya.
"Gua pekerja, gua akan jadi TKI di sana, pejuang devisa buat Indonesia, jadi gua tetap kontribusi buat negara ini," tandasnya.
(udn/kmr/hap)