Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ulil Abshar Abdalla alias Gus Ulil.
Sumber :
  • tvOnenews.com/Putri Rani

Buntut Adanya Penusukan Santri di Krapyak, Ketua PBNU Serukan Usut Tuntas: Kita Harap Aparat Hukum Bertindak

Rabu, 30 Oktober 2024 - 18:38 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengecam aksi kekerasan. Dua santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Munawwir, Krapyak, DIY mengalami kasus penganiayaan dan penusukan.

Ketua PBNU, KH Ulil Abshar Abdalla alias Gus Ulil menegaskan pemerintah harus bertindak terhadap kasus menimpa dua santri Ponpes Al-Munawwir di Krapyak. Aparat hukum di Yogyakarta juga diharapkan segera melakukan kebijakan secara adil.

"Kita (PBNU) mendukung teman-teman NU di Yogyakarta yang melakukan protes, demonstrasi," ungkap Gus Ulil mewakili PBNU kepada NU Online dikutip, Rabu (30/10/2024).

Respons tersebut atas PBNU tidak akan lengah tetap mendukung rekan-rekannya. PWNU DIY sedang berupaya mengambil langkah-langkah untuk mengusut tuntas.

Kata Gus Ulil, pengurus wilayah pihaknya di DIY sebagai kepedulian terhadap dua santri yang menjadi korban penusukan di Krapyak.

Ribuan santri dari Daerah Istimewa Yogyakarta menggeruduk Markas Polda DIY
Sumber :
  • ANTARA/Luqman Hakim

 

Para santri juga turut melakukan aksi bertajuk "Saantri Menggugat". Mereka mengharapkan kedua korban mendapat keadilan yang dilakukan di Lapangan Mapolda DIY.

"PBNU mendukung langkah-langkah dari teman-teman PWNU Yogyakarta untuk pihak kepolisian segera mengusut tuntas penganiayaan dan penusukan santri Krapyak. Jadi ini masalah yang tidak bisa dianggap sepele," jelasnya.

Namun begitu, Ketua PBNU itu menyoroti aksi tersebut tidak sekadar demonstrasi. Upaya santri menjadi pembuktian bagi mereka turut mendorong pihak kepolisian segera menyelesaikan masalah serius ini.

Aksi demonstrasi tersebut juga dapat kembali membersihkan cintra baik DIY. Apalagi, wilayah itu telah mendapat julukan dan terpopuler dijadikan sebagai kota pelajar.

"Juga dari pihak pemerintah, berbahaya sekali kalau dibiarkan, bisa juga membuat citra Yogyakarta yang kita cintai ini, kota pelajar kembali aman," tegasnya.

Perihal sifatnya, menurut Gus Ulil, aksi bertajuk "Santri Menggugat" telah menunjukkan kegentingan sebagai upaya mendapat keadilan melalui proses hukum yang baik.

"Tapi yang tadi pagi adalah urgent besar yang sedang menjadi perhatian masyarakat khususnya DIY termasuk masyarakat NU yaitu problem miras sudah menjadi darurat ya di sana," imbuhnya.

Miras telah menjadi problematika paling serius di Indonesia. Anak muda zaman sekarang banyak sekali mengonsumsi minuman tersebut. Berdasarkan pantauan dari berbagai wilayah, mereka tidak bisa terpisahkan dengan minuman mengandung alkohol.

"Yang jelas ini bahaya bagi generasi muda," tegasnya.

"Terus melakukan upaya yang serius seluruh pihak, saya kira pihak pemerintah, pihak masyarakat, para tokoh-tokoh agama, tokoh tokoh masyarakat bersama-sama menghadapi menyelesaikan masalah ini," tandasnya.

Sebelumnya, Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Aditya Surya Darma menyampaikan pihaknya telah mengamankan sejumlah pelaku diduga telah melakukan penusukan dua santri di kawasan Prawirotaman, Mergangsan, Kota Yogyakarta.

"Kami mengamankan tujuh orang. Dalam pengembangannya jika muncul nama-nama baru pasti akan kami kejar," kata Kombes Pol Aditya dalam sesi konferensi pers di Mapolresta Yogyakarta.

Masing-masing pelaku memiliki inisial N alias E (29), V (41), J (26), F (27), Y (23), T (25), serta R alias C (43).

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:22
00:54
01:35
02:15
06:15
00:52
Viral