- dok.ilustrasi freepik
Mau Menikah tapi Belum Siap Punya Anak, Apakah Boleh Menunda Hamil dalam Islam? Buya Yahya Ungkap Cara dan Hukumnya
Jakarta, tvOnenews.com-- Ketika anda dan pasangan memutuskan untuk menikah, umum terbayangkan berapa jumlah anak yang ingin dimiliki. Hal ini bisa picu perdebatan, bolehkah menunda kehamilan? simak penjelasan Buya Yahya di bawah ini.
Menurut Buya Yahya dalam Islam keputusan untuk menunda kehamilan diperbolehkan. Dengan catatan yang utama kedua pihak menyepakati itu.
Juga adanya alasan kedua, karena ada kondisi kesehatan yang memungkinkan untuk menunda kehamilan.
Sementara dalam pelaksanaan menunda hamil juga, dikatakan Buya Yahya harus tidak melibatkan orang lain.
"Ada cara yang sangat jelas tidak melibatkan orang lain, dan tidak membahayakan kedua pihak (suami-istri) tentunya sudah ada kesepakatan kebolehannya," kata Ustaz Buya dalam Youtubenya, Sabtu (2/11/2024).
Lebih lanjut, Buya Yahya menyampaikan kalau keputusan menunda anak dengan suami, bukanlah untuk membatasi jumlah anak dengan alasan tidak bisa kasih makan.
"Apabila suami atau istri menolak untuk punya anak itu salah, apalagi menolak karena takut nggak bisa kasih makan," katanya menambahkan.
"Bukan khawatir karena takut nggak bisa kasih makan itu nggak boleh, orang yang menunda karena itu punya anak itu adalah kesalahan, karena kurang ajar pada Allah SWT," terang Buya Yahya.
Hal ini sesuai dengan Surah Hud ayat 6, sebagai berikut:
Ada rezeki yang sudah dijamin oleh Allah untuk seluruh makhluqnya tanpa kecuali. Dan setiap orang mendapatkan rezeki dengan kadar dan waktu yang berbeda-beda. Allah berfirman
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
"Tidak ada satu makhluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin Allah SWT rezekinya." (Surah Hud : 6).
Cara Menunda Hamil versi Islam
Dalam praktiknya, Buya Yahya memberikan sedikit tips untuk menunda hamil pada pasangan suami istri.
Pertama, Suami dan istri yang menyepakati sebelumnya, bisa memilih mengeluarkan sperma di luar rahim.
"Karena ada yang dicari kaya kepuasan pasangan sehingga perlu didiskusikan dan harus disepakati bersama," imbuh Buya.
Cara kedua, suami dan istri juga bisa memutuskan penggunaan kondom.
"Pelapis yang mencegah sperma masuk, kita tahu ada kondom perempuan dan kondom laki-laki, kondom ini tidak melibatkan orang lain," katanya.
Cara ketiga, bisa melihat masa waktu subur dan tidaknya istri.
"Ketiga, caranya memperhatikan waktu kesuburan, ada hari-hari subur dari wanita perlu dipahami suami untuk tidak hubungan dan pilih diharitidak subur," pesan Buya. (klw)
waallahualam