Kisah Nabi Muhammad SAW yang Mengalami Hinaan hingga Penganiayaan saat Dakwah.
Sumber :
  • dok.ilustrasi freepik

Kisah Nabi Muhammad SAW yang Mengalami Hinaan hingga Penganiayaan saat Dakwah

Sabtu, 2 November 2024 - 14:43 WIB

Jakarta, tvOnenews.com-- Bagi umat muslim mengenai Nabi Muhammad SAW ialah kewajiban untuk selalu mendekatkan diri dan mengingatnya. Ada satu kisah singkat gambaran, proses dakwah Islam oleh Nabi tidaklah mudah.

Mengingat Nabi Muhammad SAW berdakwah selama 22 tahun 2 bulan 22 hari atau jika dibulatkan menjadi 23 tahun. 

Sehubungan dengan sejarah Nabi Muhammad SAW dakwah, mari mengulas kembali untuk mengingat perjuangan Rasulullah SAW

Berdasarkan informasi dirangkum dari berbagai sumber, dakwah Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran agama Islam tidaklah mudah.

Orang pertama ialah, Sayyidah Khadijah binti Khuwailid (Siti Khadijah RA), istri tercinta Nabi Muhammad SAW yang pertama kali mengikuti ajaran Rasulullah.

Siti Khadijah RA bukan hanya menjadi penopang dalam perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW. Tapi juga merupakan perempuan pertama yang dapat merasakan kenabian pada diri suaminya.

Sebagaimana dijelaskan dalam artikel sebelumnya, tentang penyebaran Islam di awal masa dakwah Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah RA adalah pelipur dan penenang Nabi Muhammad yang paling utama.

Berjalannya waktu, Siti Khadijah RA akhirnya meninggal dunia.

Ummul Mukminin itu menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan Rasulullah SAW.

Siti Khadijah RA, wafat pada hari ke-11 bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian.

Beliau wafat tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Yatsrib atau nama kota Madinah saat itu.

Diketahui, Siti Khadijah RA wafat pada usia 65 tahun saat Rasulullah berusia sekitar 50 tahun.

Kepergian Siti Khadijah RA membuat Nabi Muhammad SAW patah semangat dan jatuh tak bersemangat. Namun, ujian itu belum selesai.

Kesedihan Nabi Muhammad SAW semakin mendalam, sebab tiga bulan berikutnya tepatnya di bulan Rajab, Abu Thalib, paman yang selalu melindungi Rasulullah juga meninggal dunia.

Bisa terbayangkan sedihnya, dua orang terkasihnya meninggal dunia saat Nabi Muhammad SAW sedang berada di tengah kekejaman kaum Quraisy yang semakin merajalela.

Sebagaimana dalam artikel tentang awal dakwah Nabi Muhammad SAW, meski tak memeluk Islam. Abu Thalib selalu menjaga dan melindungi Nabi Muhammad SAW dari orang-orang Quraisy yang ingin mencelakakannya.

Bahkan Abu Thalib bahkan rela jika harus menyatakan permusuhan kepada siapapun yang berani menyakiti dan menentang Rasulullah SAW.

Abu Thalib meninggal karena sakit yang semakin hari semakin parah.

Kemudian, melansir dari Buku Sejarah Lengkap Penyebaran Islam karya Prof. Dr. Thomas W. Arnold bahwa sepeninggal Siti Khadijah RA dan Abu Thalib, meninggalnya sang paman. 

Dijelaskan membuat Nabi Muhammad semakin didera penghinaan dan penganiayaan secara terbuka.

Setelah 10 Tahun Kenabian, Nabi Muhammad Pergi dari Mekkah ke Kota Ta’if.

Setelah 10 tahun menyampaikan ajaran-ajaran Islam, Nabi Muhammad berpikir kembali, barangkali ada kalangan lain yang lebih siap mendengar ajaran-ajarannya.

Nabi Muhammad SAW berharap, barangkali bibit-bibit akidah bisa lebih diterima dan berkembang subur di tempat tersebut.

Dengan harapan tersebut, Nabi Muhammad SAW pergi ke Ta’if, sebuah kota yang terletak sekitar 70 mil dari Makkah.

Sebelum bertemu dengan kepala suku dari Kota Ta’if, Nabi Muhammad SAW menjelaskan ajaran ketauhidan Tuhan dan misi yang beliau emban sebagai rasul yang mengajarkan keyakinan ini.

Pada saat bersamaan, Nabi Muhammad SAW memohon perlindungan dari para penindasnya di Makkah.

Namun ternyata, pilihan Nabi Muhammad SAW saat itu ternyata kurang tepat.

Penderitaan Nabi Muhammad SAW yang teramat dalam membuat beliau mengungkapkan kalimat yang pernah diabadikan oleh nabi Nuh AS.

Berikut isi Surah Nuh:

Ayat 5

قَالَ رَبِّ اِنِّيْ دَعَوْتُ قَوْمِيْ لَيْلًا وَّنَهَارًاۙ

 

qāla rabbi innī da’autu qaumī lailaw wa nahārā

"Dia (Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam,"

Ayat 6

فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَاۤءِيْٓ اِلَّا فِرَارًا

 

fa lam yazid-hum du’ā`ī illā firārā

"tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari kebenaran)."

Di mana, Nabi Muhammad SAW malah diejek oleh masyarakat Ta’if.

Bahkanorang-orang Ta’if melempari Nabi Muhammad SAW dengan batu saat mengusir beliau.

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:06
03:53
01:00
01:02
01:01
05:31
Viral