Ilustrasi kuburan - Teks khutbah Jumat singkat.
Sumber :
  • Istockphoto

Teks Khutbah Jumat Singkat 8 November 2024: Mengagungkan Kuburan secara Berlebihan

Kamis, 7 November 2024 - 22:11 WIB

tvOnenews.com - Teks khutbah Jumat merupakan salah satu bagian untuk melaksanakan kegiatan ibadah pada pelaksanaan shalat Jumat.

Teks khutbah Jumat akan menciptakan momentum bagi khatib untuk ceramah atau pidato kepada para jemaah. Ini terjadi sebelum memulai shalat Jumat.

Materi dalam teks khutbah Jumat berisi tentang ajakan, ilmu pengetahuan, informasi, nasihat hingga pengingat bagi jemaah.

Dalam sesi khutbah Jumat, khatib membagikannya dalam dua kategori, ada sesi pertama dan kedua.

Adapun tema teks khutbah Jumat ini menjadi bahan khatib ceramah bertajuk tentang "kuburan" pada pelaksanaan shalat Jumat, 8 November 2024.

Ilustrasi jemaah shalat Jumat mendengar teks khutbah Jumat singkat
Sumber :
  • ANTARA/Yulius Satria Wijaya

 

Dilansir dari laman khotbahjumat, Kamis (7/11/2024), teks khutbah Jumat ini bersifat singkat berjudul "Mengagungkan Kuburan secara Berlebihan".

Teks Khutbah Jumat Tema Mengagungkan Kuburan secara Berlebihan

الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا لِلْأَعْمَالِ الْجَارِيَة, وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ والبَرَكَاتُ عَلَى خَيْرِ البَرِيَّة، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالذُّرِّيَّة

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَ رْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ

Sidang Jumat rahimahumullah

Khatib senantiasa mengingatkan agar kita selalu bersyukur dan memberikan pujian kepada Allah SWT yang Maha Pemberi segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada hamba-Nya untuk tetap menikmati keberkahan sampai saat ini.

Tak lupa, marilah kita bersholawat dan salam kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah menyebarkan segala kebenaran dari Allah SWT. Al Quran menjadi Kitab Suci penyempurna dan menuntun umat beliau untuk selalu meningkatkan ketakwaan.

Jemaah sekalian yang dirahmati dan dikaruniai oleh Allah SWT

Izinkan saya selaku khatib menyampaikan tentang kuburan. Pertanyaannya, apakah ada makam yang digunakan sebagai tuhan?

Bahwasanya setiap orang mengetahui hanya Allah SWT yang patut disembah oleh mereka. Berbagai kegiatan mirip dengan ibadah dan mengisi amalan lain tentu menjadi bagian syirik dan mengandung dosa besar.

Ada beberapa hadits meriwayatkan tentang penyembahan khususnya tertuju pada kuburan dan bersifat shahih. Salah satunya dari Atha bin Yasar RA, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ قَبْرِي وَثَنًا يُعْبَدُ اشْتَدَّ غَضَبُ اللَّهِ عَلَى قَوْمٍ اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ

Artinya: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perna mengucap doa seperti ini, "Wahai Allah! Janganlah Engkau jadikan kuburku sebagai berhala (tuhan yang disembah). Allah sangat murka terhadap orang-orang yang menjadikan kubur-kubur para Nabi mereka sebagai masjid-masjid." (HR. Malik)

Hadits riwayat ini dipertegas melalui Abu Hurairah RA terkait doa Nabi SAW berkeinginan tidak ada kuburan dijadikan tempat berhala atau penyembahan.

Ulama anggota Majlis Fatwa Saudi, Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah al-Fauzan menjelaskan, "Nabi SAW khawatir akan terjadi di kalangan umatnya apa yang telah terjadi pada orang-orang Yahudi dan Nashara terhadap kubur-kubur para Nabi mereka. Yaitu yang berupa sikap ghuluw (sikap melewati batas) terhadap kubur-kubur itu sehingga kubur-kubur itu menjadi berhala-berhala. Maka Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon kepada Rabbnya agar tidak menjadikan kubur Beliau demikian itu. Kemudian Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan sebab kemurkaan dan laknat Allah yang menimpa orang-orang Yahudi dan Nashara, yaitu apa yang telah mereka lakukan terhadap kubur-kubur para Nabi mereka, sehingga mereka merubahnya menjadi berhala-berhala yang disembah. Akhirnya, mereka terjerumus dalam perbuatan syirik yang besar yang bertentangan dengan tauhid."

Kaum muslimin rahimahumullah

Khatib ingin mengabarkan bahwa kaum musyirikin sebelum pengutusan Nabi Muhammad SAW telah merutinkan kegiatan kuburan menjadi alat dan tempat penyembahan mereka. Orang-orang jahiliyah pun mendapat celaan dari Allah SWT atas perbuatannya yang menyembah selain-Nya.

Surat An Najm Ayat 19 sampai 20 menerangkan tentang perbuatan kaum musyirikin menyembah di banyak tempat, Allah SWT berfirman:

اَفَرَءَيْتُمُ اللّٰتَ وَالْعُزّٰى, وَمَنٰوةَ الثَّالِثَةَ الْاُخْرٰى

Artinya: "Apakah patut kamu (orang-orang musyrik) menganggap (dua berhala) al-Lata dan al-‘Uzza, serta Manata (berhala) ketiga yang lain (sebagai anak-anak perempuan Allah yang kamu sembah)?." (QS. An Najm, 53:19-20)

Imam al Qurthubi menjelaskan makna kandungan atau tafsir ayat 19-20 ini terkait orang musyrik selalu menyembah berhala dan manfaatnya dipertanyakan hingga mereka menyekutukan Allah SWT.

Ketiga nama yang disebutkan dalam ayat ini menjadi tuhan bagi orang-orang Jahiliyah asal Arab.

Al Lata atau batu putih berukir dijadikan rumah dan memiliki tirai. Di sana, terdapat penjaga untuk mengawasi kegiatan mereka. Bahkan, penduduk Kota Thaif mengagungkan suatu lokasi tanah.

Imam Bukhari meriwayatkan hadits terkait munculnya pendapat tentang al Lata yang dimaksud adalah kuburan. Jenazah di dalamnya terdapat seorang laki-laki dikenal orang saleh.

Ibadallah,

Perihal al Lata, hadits riwayat dari Sa'id bin Manshur RA bahwa Ibnu Abbas RA mengucapkan, "(Lata) dahulu adalah seorang laki-laki yang menjual tepung dan mentega di dekat sebuah batu besar, dan membuat adonan di atas batu besar itu. Ketika laki-laki itu mati, suku Tsaqif menyembah batu besar itu karena mengagungkan penjual tepung itu (yakni Latta)."

Lantas, beberapa pendapat bermunculan perihal Lata berwujud seperti apa. Ada yang menyebutkan seperti sebongkah batu dan layaknya bentuk kuburan.

Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh memberikan penjelasan dari dua pendapat itu, seperti ini bunyinya:

"Tidak ada kontradiksi antara dua pendapat itu, karena mereka menyembah batu dan kubur tersebut sebagai perbuatan ibadah dan pengangungan (kepada Lata, orang yang mereka anggap shalih-pen). Dan karena alasan yang semisal ini, dibangun peninggalan-peninggalan (petilasan-petilasan) dan kubah-kubah di atas kubur-kubur, dan dijadikan sebagai berhala-berhala."

Kaum muslimin rahimahumullah

Demikian khutbah Jumat pertama disampaikan khatib pada sesi ini, semoga kita senantiasa mendapat perlindungan dari kepercayaan mengagungkan kuburan secara berlebihan. Jangan sampai kuburan menjadi tempat kemusyrikan beruju menyekutukan Allah SWT.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral