- Instagram/@firmanutina1515
Masih Ingat Firman Utina? Legenda Timnas Indonesia Ternyata Sudah Religius saat Bermain Sepak Bola sampai Jadi Idola...
tvOnenews.com - Legenda Timnas Indonesia, Firman Utina mempunyai sisi religius yang tinggi selama berprofesi sebagai pemain sepak bola profesional.
Selama karier panjangnya, Firman Utina tidak pernah melupakan ibadah sebagai pemain penganut agama Islam baik di Timnas Indonesia dan di sejumlah klub Tanah Air.
Firman Utina yang telah dinobatkan sebagai legenda Timnas Indonesia lahir di Manado, Sulawesi Utara pada 15 Desember 1981.
Firmana Utina mengawali kariernya sebagai pesepak bola profesional mulai dari 1999.
Berdasarkan dari data Transfermarkt, Firman Utina mengikuti pendidikan di salah satu SSB tanah kelahirannya di Manado.
Kemudian, Firman bermain pertama kali di klub Persma Manado pada 1999. Antusias menjadi pemain sepak bola saat itu sangat tinggi.
Dilansir dari kanal YouTube Mahardika Entertainment, Sabtu (16/11/2024), Firman Utina melesatkan kariernya pertama kali karena ingin membangkitkan olahraga sepak bola di Manado.
"Dulu, masih sedikit orang yang mencintai sepak bola. Namun, motivasi saya sebagai anak daerah itu tinggi. Di daerah saya waktu itu, tim sepak bola sudah tidak aktif. Jadi, saya mencari tempat untuk mulai berlatih sepak bola di tempat yang jaraknya agak jauh," ungkap Firman Utina dalam sesi wawancara kepada Mahardika.
Selama 2 tahun di Persma, Firman akhirnya berlabuh ke Persita Tangerang pada 2001.
Di Persita Tangerang, ia bermain cukup lama sebelum berpindah untuk memperkuat Aremaa Malang pada 2004 silam. Ia juga berkiprah 2 tahun di Singo Edan.
Firman lagi-lagi kembali ke pelukan Persita pada 2006. Ia bermain selama 2 tahun dengan Pendekar Cisadane pada periode keduanya.
Pada 2008, Firman bermain untuk Pelita Jabar selama dua tahun lamanya.
Namun, kiprahnya berakhir saat berseragam Pelita. Ia akhirnya pernah bergulat dengan Persija Jakarta pada 2010.
Di Persija pun hanya sebentar sebelum berlabuh ke Sriwijaya FC pada Agustus 2010.
Sayangnya saat membela Macan Kemayoran juga memiliki jangka yang sebentar. Ia berlabuh ke Sriwijaya FC pada September 2010.
Firman bersama Sriwijaya FC membela dua tahun. Ia berkiprah sampai 2012 karena dipeluk oleh Persib Bandung.
Bersama Maung Bandung, kariernya semakin melejit sampai 2016. Setelah itu ia kembali dipangkuan Sriwijaya FC pada 2016 silam.
Setelah Sriwijaya FC, Firman merasakan kariernya terakhir kali sebagai pesepak bola saat membela Bhayangkara FC pada 2017.
Pada 2018, Firman Utina memutuskan pensiun saat berseragam Bhayangkara FC.
Firman Utina juga menjadi salah satu pemain yang menyabet tiga gelar juara Liga 1. Ia mendapatkannya saat memperkuat Sriwijaya FC, Persib Bandung, dan Bhayangkara FC.
Selain juara Liga 1, Firman juga turut mendapatkan gelar juara ajang kompetisi Copa Indonesia dan Piala Presiden.
Adapun kiprahnya juga menjadi pemain gelandang tengah langganan Timnas Indonesia pada 2002 sampai 2015. Meski debutnya bersama Garuda telah terjadi pada kompetisi SEA Games 2001.
Keunggulan Firman dapat mempertahankan bola dan menjadi lini pengatur serangan untuk Timnas Indonesia sebanyak 66 pertandingan. Ini mengingatkan dirinya berposisi sebagai gelandang tengah.
Kiprahnya untuk Timnas Indonesia bersinar saat membela Piala Asia 2007 dan Piala AFF 2010.
- Antara/Bayu Kuncahyo
Kesuksesannya ini tidak lepas dari penanaman nilai agama Islam di dalam dirinya. Bahkan sangat membantu Firman untuk mendapatkan tiga gelar juara di ajang resmi Liga Indonesia.
Saat berseragam Sriwijaya FC, Firman tidak pernah meninggalkan ibadahnya ketika berpuasa di bulan Ramadhan.
Ia juga menjadi panutan kepada pemain junior agar tidak pernah meninggalkan ibadah sebagai penganut agama Islam saat tinggal di Wisma Atlet Sriwijaya FC pada 2016.
"Kita di Wisma selalu sahur bersama. Sekitar pukul 03.00 WIB, saya selalu ketuk pintu anak anak yang lain agar mereka bangun. Terutama anak anak yang malas harus lebih kencang diketuk kamarnya," ungkap Firman Utina dikutip, Sabtu (16/11/2024).
Pemain kelahiran asal Manado itu juga tidak pernah lupat mengajak penggawa Sriwijaya FC untuk mengisi ibadah lainnya sebelum melaksanakan shalat Maghrib berjamaah di Wisma Atlet Sriwijaya FC.
"Kan ada musholah di dekat wisma. Nah kita sering ajak anak anak ke sana sambil menunggu adzan sembari bisa baca Al Quran masing masing. Bawa takjil juga setelah itu pulang ke wisma lagi," jelas dia.
Firman yang menanamkan religius sukses membuat rekan-rekannya mengutamakan penerapan nilai agama selain berprofesi sebagai pesepak bola.
Bagi para pemain, kata Firman, menanamkan nilai agama dan tidak pernah melupakan ibadah menjadi faktor penyokong karier mereka.
"Agama tentunya sangat penting bagi kehidupan dan juga menunjang performa kita di lapangan. Semua pemain memahami itu karena Sang Pencipta lah yang membuat kita diberikan kesehatan serta kelancaran sampai sekarang. Hanya saja memang masih terkadang harus saling mengingatkan pentingnya beribadah," tandasnya.
(hap)