- Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV
Tiba-tiba Nemu Uang di Tengah Jalan, Seharusnya Sedekah ke Masjid atau Diambil? Buya Yahya Bilang Lebih Baik...
tvOnenews.com - Buya Yahya menguraikan tentang pilihan menemukan uang secara tidak sengaja di jalan.
Buya Yahya memahami seseorang merasa pusing karena ingin mengambilnya atau harus sedekah ke masjid saat menemukan uang di tengah jalan.
Terutama untuk anak, Buya Yahya mengingatkan para orang tua memberikan pendidikan yang benar ketika buah hati mereka tidak sengaja menemukan uang dan diambil karena tergeletak di jalan.
Menurut Buya Yahya, uang yang di tengah jalan itu masuk ke dalam ranah bukan miliknya.
"Yang pertama yang harus kita tanamkan di hati kita, di hati anak-anak kita, jangan biasa menginginkan sesuatu yang bukan milik kita," ungkap Buya Yahya dikutip melalui kanal YouTube Al-Bahjah TV, Senin (18/11/2024).
- Istockphoto
Pendidikan untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, kata Buya Yahya, harus ditekankan sejak dini.
"Itu yang pertama dan utama," pesannya.
Namun, ada kalanya seseorang melupakan pendidikan itu karena jika tidak diambil maka uang tersebut akan tertiup angin.
Uang yang tergeletak berpotensi akan berpindah tempat dan rentan diambil oleh orang lain jika dibiarkan di tengah jalan.
Pengasuh LPD Al Bahjah itu menuturkan meski uang itu jatuh di jalan, namun masih ada pemiliknya walaupun tidak tahu siapa yang mempunyai barang tersebut.
"Kita tidak ingin mendidik anak-anak kita tamak, oh ini enggak ada yang punya, biar pun enggak ada yang punya sebenarnya ada yang punya cuma kita enggak tahu siapa yang punya," jelas dia.
Ia menuturkan uang itu berbentuk barang kecil, semisal seukuran kertas tetap masih ada yang punya.
Mereka yang menemukan uang itu biasanya menganggap tidak ada pemiliknya dan sah diambil untuk dimasukkan ke kantongnya.
"Biar pun kecil jangan bilang enggak ada yang punya, enggak boleh, bukan milik kita, kita latih anak kita untuk itu," tuturnya.
Menurutnya, orang yang telah kebiasaan mengambil barang lain meski bentuknya kecil akan berpotensi menumbuhkan jiwa menjadi seorang maling.
"Sebab jadi perampok gede itu enggak langsung, belajar dari kecil, pencuri gede dari kecil dulu, nyuri kancing baju, berkembang akhirnya nyuri gedung," terangnya.
Dalam Islam, Buya Yahya menjelaskan dua kaidah saat dihadapi situasi ini terkait ukuran nilai barangnya.
"Sesuatu yang kecil bisa saja kita umumkan sesaat lalu kita manfaatkan asalkan mengumumkannya yang mungkin orangnya ada di situ," paparnya.
"Diumumkan beneran, siapa yang kehilangan pulpen ini, semuanya diperkirakan mendengar, kalau sudah tidak ada yang mau bisa dipakai," sambung dia melanjutkan.
Ia mengingatkan bahwa ada syarat saat mengumumkan barang itu yang memiliki nilai besar meski ukurannya kecil.
"Ngumumkannya di kamar mandi ya enggak ada yang tahu, enggak boleh," tegasnya.
Meski demikian, Buya Yahya telah memprediksi bahwa pengumuman kasus saat menemukan uang akan berbanding terbalik dengan ketentuan semestinya.
"Kalau berat, sekiranya orang pasti mencarinya, (uang) jutaan dan sebagainya, maka sebagian ulama menjelaskan satu tahun diumumkan," ucapnya.
"Setiap hari di minggu pertama, di tempat keramaian, di depan masjid bukan di dalam masjid, atau di pasar, keramaian di tempat itu," sambungnya lagi.
Jika tidak ada yang meresponnya, Buya Yahya mengisyaratkan agar tetap berupaya sampai pemiliknya mengetahui telah kehilangan uang.
"Setiap minggu di bulan pertama, baru setelah itu sebulan sekali sampai berputar satu tahun sampai ketemu hari raya kan umum orang," lanjut dia.
Pendakwah karismatik itu menyarankan saat mengumumkan sesuatu setidaknya tak perlu menjelaskannya secara detail.
Ia berpendapat bahwa barang yang ditemukan dijelaskan secara rinci akan berpotensi hal-hal tidak terduga.
"Jangan diterangkan sifatnya secara sempurna supaya tidak ada orang bohong datang," katanya.
Buya Yahya menyatakan apabila tidak ada yang menghubungi sejak uang itu ditemukan, maka bisa dimanfaatkan ke hal lain.
"Setelah mereka tidak ada yang datang, maka kita boleh memanfaatkan, bukan milik kita," sebutnya.
"Kalau suatu ketika tiba-tiba orangnya datang sudah terlanjur habis, ganti kita, tetap berat," lanjutnya.
Ia pun berpesan agar barang itu tetap dijaga dengan baik meski bukan miliknya, karena uang bersifat benda yang dipastikan ada pemiliknya.
"Maka paling enak adalah jangan dimanfaatkan, jangan digunakan," tegasnya.
Buya Yahya memberikan solusi jika kepikiran harus diberikan ke pihak yang berwajib atau berhak menyimpan uang itu dengan aman.
"Tapi untuk menyelamatkan, bisa saja anda ambil anda serahkan ke keamanan, apakah kepolisian, atau siapa saja, anda terbebas dari beban," pesan dia.
"Nanti bisa dipercaya enggak, bukan urusanmu, yang penting jangan biasakan engkau menyimpan suatu yang bukan milikmu takut keburu mati diwaris anak, naudzubillah," tambahnya.
Jika tidak mempercayai pihak berwajib, sebaiknya bisa diniatkan untuk sedekah ke masjid.
"Anda langsung berikan (sedekah) ke masjid, infaq, ada duit 200 terbang daripada nanti masuk ke selokan enggak berguna, ambil saya masukan ke kotak amal, bagus," ucapnya.
"Cuma catat, tanggal begini begini saya masukan kotak amal, kalau suatu ketika yang punya itu nyari, Anda ganti," sambungnya.
Ia menegaskan bahwa pilihan sedekah akan bermanfaat dan memperoleh pahala baik kepada pemiliknya maupun diri sendiri.
"Tapi biar pun ganti Anda dapat pahala, sudah infaq," tandasnya.
(far/hap)