- Kolase tangkapan layar YouTube Novel Muhammad Alaydrus & Tim tvOnenews
Shalat Dhuha Jangan Keliru, Penyebab Rezeki Makin Sulit Moncer dan Malah Seret Kata Habib Novel Alaydrus...
tvOnenews.com - Ulama karismatik di Indonesia, Habib Novel Alaydrus menerangkan alasan orang mukmin yang rutin shalat Dhuha tetap sulit meraih ketetapan rezeki.
Habib Novel Alaydrus mendukung salah satu langkah meraup rezeki secara deras melalui pelaksanaan shalat Dhuha.
Namun, Habib Novel Alaydrus sering melihat orang mukmin sangat rajin shalat Dhuha tidak kunjung didatangkan rezeki oleh Allah SWT.
"Simpel banget jawabannya, yaitu Dhuhamu keliru, shalat Dhuhanya enggak keliru, tapi caramu itu yang keliru," ungkap Habib Novel Alaydrus dinukil dari kanal YouTube Sulthonul Quluby, Selasa (19/11/2024).
- Freepik
Padahal dalam salah satu hadits riwayat dari Nu'aim bin Hammar Al Ghathafaniy menerangkan keutamaan shalat Dhuha paling besar adalah melimpahkan rezeki, Rasulullah SAW bersabda:
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ
Artinya: "Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat rakaat shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang." (HR. Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzi & Ad Darimi)
Dalam penjelasan di atas, shalat Dhuha tidak kunjung seorang mukmin yang mengamalkannya cepat kaya disebabkan adanya kekeliruan.
Kekeliruan ini, kata Habib Novel, banyak orang menerapkan ide rajin shalat Dhuha sebagai solusi langsung kaya raya.
Mereka mempercayai setiap langkah pekerjaannya langsung diberikan keberkahan yang melimpah untuk menjadi orang kaya.
Namun demikian, cara cepat kaya merupakan langkah yang salah. Habib Novel kembali mengingatkan dari ucapan Nabi Muhammad SAW.
Saat itu Nabi Muhammad SAW menganjurkan bahwa umatnya tetap berpegang teguh untuk meningkatkan semangatnya dalam melakukan aktivitas pekerjaannya.
Shalat Dhuha hadir untuk orang yang semangat bekerja dan tidak malas melakukan berbagai kegiatannya.
"Di mana kelirunya? Shalat Dhuha itu bukan shalatnya pengangguran, bukan shalatnya orang malas," katanya.
"Shalat Dhuha itu shalat yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada teman-temannya, sahabat-sahabatnya yang rajin bekerja," sambung dia menjelaskan.
Pendakwah keturunan Rasulullah SAW menjelaskan bahwa orang yang sedang sibuk kerja bisa meluangkan waktunya untuk menunaikan shalat sunnah pada pagi hari. Apalagi bagi yang masih mengalami rezeki hidupnya seret.
Waktu luang ini menandakan sekaligus mempertebal keimanan melalui pengamalan shalat Dhuha saat memulai aktivitas bekerja.
"Sama Nabi diajari kalau di tengah kesibukan tersebut hendaknya kamu shalat sunnah Dhuha," terangnya.
"Nanti kebutuhanmu akan dipenuhi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala," sambung dia lagi.
Pendakwah kelahiran 24 Juli 1975 ini mengingatkan tidak ada batasan bagi orang kaya atau fakir miskin menunaikan shalat Dhuha.
Allah SWT menganjurkan hamba-Nya yang mencoba beriman kepada-Nya selalu mengisi amalan-amalan sunnah, termasuk di dalamnya shalat Dhuha.
Dalam hal ini, Habib Novel menegaskan tidak ada perbedaan derajat setiap orang karena sama-sama akan meraih keutamaan berupa rezeki.
"Nah ini banyak tengah-tengah nganggur shalat Dhuha, bedanya besar atau kecil? Pasti besarkan," tegasnya.
Kemudian, ia menyampaikan cara cepat agar diguyur rezeki dari segala arah melalui pelaksanaan shalat Dhuha.
"Nomor satu tuh kalo pengen afdhol ya Dhuhanya kerjakan ketika sibuk kerja," imbuhnya.
"Dihargai sibuk bekerja ingat Allah, sama Allah ingatnya di tengah sibuk kerja diganti dengan kecukupan yang luar biasa," lanjutnya.
Setiap orang yang sedang sibuk bekerja pada dasarnya sedang dicatat amalan-amalannya untuk menambah pembekalan menuju akhirat nanti.
"Dilihat oleh malaikat ini saat sibuk dia mau dua rakaat Dhuha," katanya.
Dalam satu kasus, Habib Novel Alaydrus menguraikan contoh sederhana yang dilakukan oleh seorang mahasiswa menyempatkan shalat Dhuha ketika sibuk kuliah.
Mahasiswa yang tetap menunaikan shalat Dhuha daripada istirahat di kantin atau bermain dengan teman-temannya lebih dihargai oleh Allah SWT.
"Yang besar dan sangat-sangat luar biasa kalau nanti kamu ketika sibuk kuliah yang lain itu ke kantin makan, kamu gelar sajadah di dalam kelas," ucapnya.
"Akhirnya kok sibuknya cari ilmu dikasih ilmu, kalau sibuk cari duit dikasih duit, sibuknya butuh hajat maka dipenuhi hajatnya, resepnya itu," tukasnya.
(hap)