Ustaz Adi Hidayat (UAH) sarankan isi dua shalat sunnah ini jika tidak kuat Tahajud pada jam 3 pagi.
Sumber :
  • Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official

Jika Tak Kuat Bangun Jam 3 Pagi untuk Tahajud, Ustaz Adi Hidayat Sarankan Kerjakan Dua Shalat Sunnah ini Sebelum...

Minggu, 24 November 2024 - 04:07 WIB

tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat menguraikan tentang seluruh shalat sunnah malam salah satunya Tahajud dalam suatu ceramah.

Ustaz Adi Hidayat mengetahui bahwa shalat Tahajud sebagai ibadah sunnah malam paling populer karena keutamaannya sangat besar.

Ustaz Adi Hidayat (UAH) menyebutkan shalat Tahajud juga menjadi tantangan bagi orang mukmin karena dikerjakan pada sepertiga malam.

UAH membagikan solusinya agar dua shalat sunnah ini sebagai pengganti Tahajud apabila tidak kuat bangun tidur pada jam 3 pagi sebagai pelaksanaan waktu terbaiknya.

"Jenis pertama yang dikerjakan tanpa tidur dulu umumnya," ungkap UAH disadur melalui kanal YouTube Adi Hidayat Official, Minggu (24/11/2024).

Ilustrasi sujud dalam shalat sunnah Tahajud
Sumber :
  • Kemenag RI

 

Perihal jenis pertama shalat sunnah ini, kata UAH, terletak pada pelaksanaan shalat Qiyamul Lail.

Qiyamul Lail juga menjadi salah satu jenis di antara tiga ibadah sunnah malam yang dilakukan sebelum seorang mukmin tidur pada malam hari.

Waktu pelaksanaan shalat Qiyamul Lail pada umumnya setelah menunaikan shalat Isya.

Adapun batas akhir waktu mengerjakan shalat Qiyamul Lail terletak pada terbitnya fajar shadiq dengan nama lain telah memasuki waktu Subuh.

Direktur Quantum Akhyar Institute itu mengimbau agar seorang mukmin disarankan tidak boleh istirahat, meski tidur juga sebagai keperluan utama untuk pemulihan tenaga.

"Bahkan terbentang tapi tidak didahului dengan tidur," pesan dia.

"Ini yang secara umum disebut dengan qiyamul lail secara umum," sambung dia menambahkan.

Pendakwah karismatik kelahiran di Pandeglang ini menyayangkan jika orang mukmin tidak pernah mengisi ibadah sunnah malam.

Padahal, ada banyak keutamaan berasal dari shalat sunnah malam. Apalagi Tahajud dapat memberikan aliran rezeki datang dari segala arah diguyur langsung oleh Allah SWT.

Namun, ia juga tidak bisa memaksa apabila seorang mukmin tetap bersikeras tidur sebagai kebutuhan utama.

"Kesulitan bangun menunaikan Tahajud misalnya, maka Anda bisa ambil alternatif yang pertama," ucapnya.

Meski pelaksanaannya selepas Isya, UAH menyebutkan paling tepat menunaikan Qiyamul Lail setelah ba'diyah dari shalat wajibnya.

"Setelah shalat Isya, Anda shalat sunnah ba'diyah setelah itu tunaikan shalat malam yang ini," terangnnya.

Soal jumlah rakat Qiyamul Lail, UAH merincikan setidaknya dikerjakan minimal dua rakaat atau empat rakaat jika mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.

Bahwasanya Nabi Muhammad SAW mempunyai kebiasaan mengerjakan sunnah malam sesuai dengan kemampuannya.

"Ya jadi ini yang dimaksudkan shalat yang Anda tunaikan shalat malam yang jenisnya dilakukan sebelum Anda tidur," paparnya.

Lebih lanjut, UAH menyampaikan solusi ini wajib dikerjakan apabila benar-benar kelelahan dan sulit bangun tidur pada jam 3 pagi.

"Kondisi kedua, bisa jadi Anda dalam keadaan memang sedang begadang misalnya, karena kondisi tugas tertentu," imbuh dia.

"Contoh lainnya dalam keadaan sedang ada shift kerja yang membuat Anda belum tidur mengerjakan sesuatu," sambungnya.

UAH menyarankan bagi yang kerja shift malam setidaknya menyempatkan ibadah sunnah ini minimal jam 12 malam atau tepat pergantian hari.

"Sampai rumah bisa jam setengah dua belas, saya ingin shalat Isya sudah, saya pengen shalat sebelum tidur. Maka shalat Anda disebut dengan Qiyamul Lail," paparnya.

Kemudian, UAH menjelaskan shalat sunnah malam tetap terletak pada pelaksanaan Tahajud.

Namun begitu, ia menyebutkan bahwa waktu terbaiknya dimulai dari dua pertengahan malam sampai menjelang waktu Subuh tiba.

Shalat Tahajud mendekati waktu Subuh mendapat tempat paling istimewa karena sambil menunggu melaksanakan ibadah wajibnya dengan mengisi berbagai amalan.

"Waktu shahar ini waktu terbaik untuk istighfar dan berdoa," ungkap UAH.

Ia menyarankan agar seorang mukmin tidur lebih cepat pada malam hari agar 30-45 menit sebelum waktu Subuh tiba telah bangun untuk mengisi Tahajud.

"Sunnah pertama Tahajud, lakukan sunnah kedua, yakni istighfar kemudian doa," terangnya.

Meski begitu, anjuran ini hanya bersifat solusi dan waktu terbaiknya berdasarkan kemampuan fisiknya masing-masing, karena setiap manusia memiliki kekuatan tubuh yang berbeda-beda.

"Setengah dua, setengah tiga, setengah empat mendekat kepada fajar," jelasnya.

"Nah aktivitas yang ditunaikan setelah tidur dulu, tidur berbaring dalam bahasa arab disebut dengan hajada," tambahnya.

Selanjutnya, UAH menguraikan shalat sunnah Witir sebagai pengganti Tahajud jika tidak kuat bangun tidur malam hari.

Pendakwah usia 40 tahun ini mengingatkan bahwa waktu terbaik shalat Witir memiliki dua opsi, yakni sebelum tidur dan setelah Tahajud.

"Dia bisa ditunaikan sebelum tidur. Makannya nanti ada orang Witir sebelum tidur," tuturunya.

"Tapi ada juga orang Witir setelah dia menunaikan shalat (Tahajud), tidur, dari tidur shalat dia Witir, ada orang sebelum dia tidur sempatkan Witir," sambung lagi.

"Witir tidak terikat apakah mesti tidur dulu atau tidak tidur dulu. Boleh dikerjakan diawal malam, tengah malam, atau bahkan sampai dengan akhir ke malamnya," tandasnya.

(put/hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:41
01:02
01:55
06:21
06:40
07:47
Viral