Ustaz Adi Hidayat (UAH) bantah Inni Wajjahtu jadi amalan doa iftitah dalam shalat sunnah Rasulullah SAW.
Sumber :
  • Kolase tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official & Freepik

Ternyata Ini Doa Iftitah Shalat dari Sunnah Rasulullah SAW, Percuma Puluhan Tahun Baca Inni Wajjahtu Kata Ustaz Adi Hidayat

Senin, 25 November 2024 - 19:25 WIB

tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat mengupas tuntas perihal bacaan doa iftitah dalam pelaksanaan shalat.

Ustaz Adi Hidayat mengatakan bahwa orang Muslim banyak yang mengetahui bahwa bacaan doa iftitah saat shalat berdasarkan sunnah Rasulullah SAW terletak pada "Inni Wajjahtu".

Namun, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menegaskan bahwa seorang Muslim harus mengetahui makna kandungan dari bacaan doa iftitah saat menunaikan shalat.

"Kita baca tanpa paham dapat pahala dan gugur kewajiban, tapi kalau kita baca dan paham artinya maka pemahaman itu memberikan dampak pada jiwa kita," ungkap UAH dinukil melalui kanal YouTube Adi Hidayat Official, Senin (25/11/2024).

Bacaan doa iftitah menjadi amalan pertama dalam melaksanakan shalat setelah melakukan takbiratul ihram.

Ilustrasi imam shalat berjamaah sedang mengamalkan doa iftitah sunnah Rasulullah SAW
Sumber :
  • Istockphoto

 

Doa iftitah bersifat sunnah. Namun amalan ini dapat menggetarkan doa agar segera diterima oleh-Nya.

Doa iftitah dapat memudahkan pintu langit terbuka lebar saat menggetarkan pujian atas kebesaran-Nya.

Bacaan doa ini juga menjadi pembuktian bahwa seorang Muslim baru melaksanakan shalat sebagai bentuk memohon ampunan dan menyambungkan pikiran kepada Allah SWT.

Hal ini membuat orang mukmin kebanyakan mengamalkan bacaan Inni Wajjahtu sebagai amalan doa iftitah.

Meski begitu, Direktur Quantum Akhyar Institute ini menekankan ada bacaan doa iftitah secara khusus menjadi kebiasaan Rasulullah SAW dalam ibadahnya.

Ia menyampaikan bahwa dalam hadits riwayat dari Abu Hurairah RA Nomor 711 mengungkap teka-teki doa iftitah sunnah Rasulullah SAW.

"Abu Hurairah menyampaikan bahwa ‘Saya pernah shalat di belakang Nabi SAW sampai ketika beliau bertakbir, beliau diam sejenak. Kemudian Rasulullah membaca Al-Fatihah," terang dia.

Lebih lanjut, pendakwah usia 40 tahun ini menyebutkan bahwa doa iftitah yang diterapkan Rasulullah SAW terletak pada bacaan "Allahumma Baa'id Baiynii Wa Baiyna".

"Selesai shalatnya beliau bertanya, saat saya shalat di belakang Anda, setelah takbir Anda diam. Apa yang Anda lakukan?’ Kata Nabi ‘Saya membaca Allahumma Baa'id baiynii wa baiyna’," paparnya.

UAH juga tidak bisa menyalahkan bagi orang yang tetap bersikeras mengamalkan Inni Wajjahtu. Bahwasanya kedua bacaaan ini juga merupakan bagian amalan tersebut.

Rasulullah SAW juga pernah mengamalkan Inni Wajjahtu. Meski lebih tepatnya pada kalimat "Allahumma Baa'id".

"Pertanyaannya, bukan mana yang benar. Tapi kapan Nabi membaca Allahumma Baid, dan kapan Nabi membaca Wajjahtu," tegasnya.

Berikut bacaan doa iftitah Allahumma Baa'id dan Inni Wajjahtu:

Doa Iftitah Sunnah Rasulullah SAW

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Bacaan Latin: Allahumma Baa'id baiynii wa baiyna khothooyay kamaa baa'adta baiynal masyriqi wal maghribi, Allahumma naqqinii minal khothooya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad dannasi, Allahummaghsil khothooyaya bilmaa i wats tsalji wal barodi.

Artinya: "Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin." (HR. Bukhari)

Doa Iftitah yang Umum

إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَالِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ،

Bacaan Latin: Inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musli- man wamaa ana minal musyrikiina. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa sya- riika lahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.

Artinya: "Sungguh aku hadapkan wajahku dengan penuh ketundukan kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi, dan aku bukanlah termasuk orang-orang menyekutukan (Allah), sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, matiku, hanya milik Allah Rabb semesta alam, tidak ada sekutu baginya. Dan karena itulah aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri."

Soal waktu pelaksanaannya, kata UAH, ada perbandingan yang dilakukan Rasulullah SAW.

Pendakwah karismatik tinggal di Bekasi itu menyebutkan waktu pengamalan Inni Wajjahtu saat Rasulullah SAW lempar jumrah.

"Saya melihat Rasulullah SAW saat akan menyembelih hewan kurbannya menghadap kiblat, kemudian beliau menyampaikan Inni Wajjahtu," terang dia menjelaskan.

"Jadi Inni Wajjahtu itu doa menyembelih hewan kurban," lanjutnya menambahkan.

Pendakwah lulusan S2 di UIN Bandung ini mengabarkan waktu mengamalkan bacaan doa Inni Wajjahtu dijelaskan Jabir bin Abdullah dalam riwayat haditsnya.

"Hadits yang pakai Inni Wajjahtu riwayat Jabir bin Abdullah di Ibnu Majah Nomor Hadits 3221," ungkapnya.

Perihal Inni Wajjahtu, UAH mengetahui bahwa bacaan ini telah menjadi amalan yang dilakukan para orang tua kemudian diajarkan kepada anak-anak mereka.

Ia menambahkan bahwa empat rahasia ini harus benar-benar diamalkan dalam shalat untuk memperteguh keutamaan pahalanya sebagai tiang agama.

"Kalau hamba-Ku benar dalam membaca Alhamdulillahirabbil alamin. Ketika dia benar membacanya, maka dijawab langsung oleh Allah. Maka Allah langsung menjawab, hamba-Ku sedang memujiku," tutupnya.

(adk/hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral