- kolase tim tvOnenews/Instagram ritchieismail
Adik Ipar Raffi Ahmad Jeje Govinda Sujud Syukur Usai Menang Versi Quick Count di Bandung Barat, Padahal Kata Ustaz Adi Hidayat Jika Dipilih Jadi Pemimpin Ucapkan Ini…
tvOnenews.com - Adik Raffi Ahmad, yang maju menjadi Calon Bupati Bandung Barat, Ritchie Ismail (Jeje Govinda) berhasil meraih posisi teratas dalam hasil quick count atau hitung cepat Pilkada 2024.
Jeje Govinda yang berpasangan dengan Asep Ismail memperoleh 37,84 persen suara, berdasarkan data yang dirilis oleh lembaga survei Indikator Politik.
Hasil versi quick count ini, disambut dengan penuh rasa syukur oleh Jeje, Asep, dan seluruh tim sukses mereka.
Salah satu yang dilakukan Jeje Govinda dan dan pasangannya ketika hasil quick count Pilkada Kabupaten Bandung Barat itu keluar adalah sujud syukur.
Video saat Jeje Govinda dan Asep Ismail serta tim suksesnya sujud syukur dibagikan melalui Instastory miliknya.
Video Jeje Govinda sujud kemudian viral dan banyak menuai komentar.
Ada beberapa Netizen mengingatkan bahwa bukanlah sujud yang harus dilakukan ketika mendapatkan amanah sebagai pemimpin.
Para Netizen tersebut berkomentar agar sebaiknya ucapkan Innalillahi.
Lalu sebenarnya, bagaimana ajaran Islam tentang reaksi yang sebaiknya dilakukan ketika mendapatkan amanah sebagai pemimpin?
Hal ini ternyata pernah dijelaskan oleh Ustaz Adi Hidayat (UAH) dalam salah satu ceramahnya.
Adik Ipar Raffi Ahmad Jeje Govinda Sujud Syukur Usai Menang Versi Quick Count di Bandung Barat, Padahal Kata Ustaz Adi Hidayat Jika Dipilih Jadi Pemimpin Ucapkan Ini… (Sumber: Istimewa)
Dalam ceramahnya itu, ustaz kondang asal Banten itu mengingatkan jika ada seorang Muslim mendapatkan amanah sebagai pemimpin, baik melalui pemilihan seperti Pemilu, Pilkada atau setingkat RT pun, sebaiknya mengucapkan kalimat inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
Mengapa kalimat Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun?
Bukankah kalimat itu diucapkan ketika mendengar atau mendapatkan kabar tentang musibah atau meninggal dunia?
Ustaz Adi Hidayat kemudian menjelaskan bahwa kalimat Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun itu adalah bentuk kepasrahan untuk menyerahkan titipan itu dalam bimbingan Allah.
Maka jika ada seorang Muslim yang tiba-tiba menjadi pemimpin atau mendapat kedudukan yang dimana menjadikannya memiliki tanggung jawab lebih, maka jika mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, insyaAllah akan dibimbing oleh Allah SWT.
“Sehingga selama periode ia jabat dibimbing dari ujung kepala sampai kakinya untuk melahirkan putusan-putusan yang diridhai oleh Allah SWT,” jelas UAH.
Kalimat Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ) adalah potongan ayat dari Surat Al Baqarah ayat 156 yang memiliki arti:
"Sesungguhnya kami milik Allah SWT, dan sesungguhnya kepada-Nya kami kembali."
Jika seorang Muslim mengucapkan kalimat Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, maka artinya ia dengan penuh kesadaran mengakui bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah milik Allah SWT.
Dimana semua titipan itu, termasuk kekuasaan yang baru dititipkan kepadanya pada akhirnya akan kembali kepada Allah SWT.
Maka dari itulah, Ustaz Adi Hidayat sarankan kepada seorang Muslim yang diberikan kedudukan, jabatan untuk segera baca Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.
Hal ini karena dengan diberikan kedudukan tersebut maka tanggung jawab di akhirat akan semakin besar.
Ustaz Adi Hidayat kemudian mengingatkan bahwa kedudukan adalah hak prerogatif Allah SWT dan merupakan amanah yang nanti akan dipertanggung jawabkan.
“Kedudukan hak prerogatif Allah, Itu adalah titipan amanah,” tandasnya.
Maka dengan dititipkan amanah itu, artinya Allah SWT mengharap manfaat dari dirinya akan menyebar kepada semua yang dipimpinnya.
“Yang dengan itu diharapkan memberikan manfaat yang mendekatkan setiap yang dipimpin itu dengan Allah subhanahu wa taala,” kata UAH.
“Karena itulah mengapa setiap pemimpin yang muslim ketika diberikan jabatan dia mengatakan Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun,” lanjutnya.
Selain itu, Ustaz Adi Hidayat juga berharap seluruh pemimpin untuk selalu mengingat Surat Ali Imran ayat 26.
“Viralkan,” pesan UAH.
Dengan ingat Surat Ali Imran ayat 26, diharapkan setiap pemimpin ingat bahwa semua jenis kekuasaan kedudukan jabatan (kepemimpinan) itu hak prerogatifnya Allah SWT.
Maka jika diberikan ia akan semakin dekat kepada Allah SWT dan jika diambil kembali ia juga tidak khawatir.
Berikut bacaan lengkap dari Surat Ali Imran ayat 26.
قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali Imran: 26)
Mengapa menurut Ustaz Adi Hidayat Surat Ali Imran ayat 26 sangat penting?
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, jika paham dan selalu ingat dengan Surat Ali Imran ayat 26, diharapkan siapapun yang menang atau kalah dalam kontestasi apapun, akan ingat bahwa kekuasaan yang diberikan itu kehendak Allah dan akan dimintai pertanggungjawabannya saat di akhirat.
“Allah akan berikan kepada siapa yang dikehendaki atau juga menghentikan mengambil dari siapa yang dikehendaki untuk dipindahkan kepada yang lain,” ujar UAH.
“Kalau ada orang jelek kemudian dia bisa naik itu ditunjukkan ada yang salah di tempat itu, harus diperbaiki. Supaya dia bisa diganti dengan yang lebih baik. Itu maksudnya,” sambung UAH seraya menjelaskan.
Oleh karenanya, orang Muslim yang pandai adalah yang jika diberikan kekuasaan pasti akan mendekati Allah SWT.
Itulah pesan dari Ustaz Adi Hidayat kepada para pemimpin.
Semoga bermanfaat.
Wallahu’alam bishawab
(put)